
DI tahap awal, mayoritas pasien penyakit ginjal tidak mempunyai gejala yang khas sehingga penyakit ini sering terlambat diketahui. Gejala awal penyakit ginjal bisa ditandai dengan kencing berbusa, terutama yang tidak hilang dalam beberapa menit, karena adanya protein (proteinuria) yang bocor dari ginjal ke dalam urine akibat kerusakan pada filter ginjal (glomeruli).
Hal itu terungkap dalam seminar dan temu kangen Ginjal Sehat Selalu (GSS) bersama RS EMC Grha Kedoya bertajuk Ginjal, Darah Tinggi & Obat Tradisional di Multifunction Room RS EMC Grha Kedoya. Seminar ini menghadirkan nara sumber dr. Med. Salim Lim, MD.Sp.PD-KGH, FAMS, FASN, Spesialis Penyakit Dalam-Konsultan Ginjal Hipertensi dari RS EMC Grha Kedoya dan dipandu oleh dr. Raymond P.A M.Kes.AAAM sebagai Wakil Ketua GSS.
Dokter spesialis penyakit dalam dr. Med Salim Lim, MD.Sp.PD-KGH, FAMS, FASN dalam kesempatan ini memberikan edukasi tentang bagaimana cara mendeteksi secara dini penyakit ginjal, ciri-ciri dan pengobatanya secara komprehensif.
"Tiga per empat (¾) kasus gagal ginjal disebabkan oleh tiga penyakit yaitu Diabetes, Hipertensi dan Glomerulonephritis. Jika gagal ginjal akibat diabetes dan hipertensi biasanya terjadi pada orang dewasa di atas umur 40 tahun. Gagal ginjal karena glomerulonephritis bisa terjadi pada orang di usia muda di bawah umur 40 tahun karena gejalanya yang tidak khas seperti kencing berbusa sehingga sering terlambat diketahui.“ ujar Salim Lim.
Lebih lanjut ia menyampaikan, "Penyebab lain gagal ginjal bisa karena batu ginjal, infeksi, kurang minum, kanker, penyakit jantung, liver, genetik (polikistik ginjal) serta efek samping penggunaan obat tertentu terutama obat anti nyeri (pain killer) atau obat herbal/cina maupun obat-obatan tradisional. Penggunaan obat pereda nyeri golongan NSAIDS pada jangka panjang atau dengan dosis tinggi, terutama pada pasien yang sudah menderita penyakit ginjal, bisa memperburuk fungsi ginjal atau bahkan memicu gagal ginjal.“
Demikian juga dengan beberapa obat-obat tradisional/herbal ataupun obat cina bisa menyebabkan gagal ginjal dan bahkan memicu kanker saluran kencing.
Penderita penyakit ginjal sama sekali dilarang untuk mengonsumsi belimbing karena kandungan racun caramboxin yang bisa menyebabkan cegukan, koma, kejang-kejang yang bisa berakhir dengan kematian.
Sementara itu, dr. Raymond P.A M.Kes.AAAM mengungkapkan, "Acara kali ini kami dari GSS bekerjasama dengan RS EMC Grha Kedoya ingin memberikan edukasi melalui seminar kepada anggota komunitas kami, agar mereka dapat memperoleh informasi, sharing session sekaligus sebagai ajang temu kangen dengan para anggota kami dari seluruh Indonesia“.
Hal tersebut sejalan dengan misi GSS sebagai komunitas sosial nirlaba yang sudah berdiri sejak tahun 2019 memiliki tujuan untuk membantu rekan-rekan gagal ginjal, baik berupa bimbingan moril maupun finansial.
Martin Budi Ilham, pendiri GSS pernah mengatakan, di dalam bidang kesehatan ginjal ini banyak sekali advonturir-advonturir yang mencari keuntungan seperti menjual obat, suplemen dan berbagai cara untuk itu, termasuk calo-calo ginjal yang menawarkan harga fantastis dimana para pasien dalam kondisi terdesak tetap membayar seharga berapapun.
Pihaknya dalam mengelola kegiatan GSS tidak memungut iuran sepeserpun kepada anggota GSS dan tidak membahas terkait politik serta SARA. GSS memberikan edukasi kepada anggota, agar mereka dapat merawat ginjalnya sehingga awet (tahan lama) dan bisa mengatasi kecemasan serta kebingungan, tidak terjebak oleh pihak-pihak yang ingin ambil untung dari kondisi pasien. Di GSS, para anggota pun dapat saling bertukar pengalaman dan pola hidup sehat sehari-hari.
Acara ini selain dilakukan secara offline dari RS EMC Grha Kedoya yang dihadiri oleh ratusan peserta terdiri dari anggota GSS, manajemen dan pasien RS EMC Grha Kedoya, serta rekan-rekan media, seminar awam ini juga dilakukan secara hybrid/virtual melalui live streaming di channel Youtube https://www.youtube.com/@RSEMC sehingga menjangkau lebih luas untuk peserta yang tinggal di luar Jabodetabek.
Pengobatan penyakit ginjal sendiri meliputi perubahan gaya hidup sehat seperti diet, olahraga, kontrol tekanan darah, gula darah dan berat badan, berhenti merokok serta konsumsi obat-obatan secara teratur untuk mengendalikan penyakit yang lain sesuai saran dokter.
Jika pengobatan tersebut tidak berhasil dan pasien menderita gagal ginjal, pilihan pengobatan meliputi dialisis (cuci darah, baik hemodialisis maupun dialisis peritoneal) serta transplantasi ginjal. Gagal ginjal bisa sembuh total hanya pada kasus gagal ginjal akut jika ditangani dengan cepat dan tepat oleh dokter spesialis, karena kerusakan ginjalnya belum permanen. (Z-1)