Pertemuan Normalisasi Hubungan Rusia-AS ke-2 di Istanbul

4 days ago 12
Portal Informasi Hot Siang Jitu
Pertemuan Normalisasi Hubungan Rusia-AS ke-2 di Istanbul Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov.(Xinhua)

RUSIA mengumumkan pertemuan keduanya dengan Amerika Serikat (AS) terkait dengan normalisasi hubungan akan berlangsung di Istanbul, Turki.

Menteri Luar Negeri Sergey Lavrov tidak memberikan tanggal pasti untuk pertemuan tersebut, tetapi memastikan bahwa Presiden Vladimir Putin, yang memintanya dan Menteri Pertahanan Andrey Belousov untuk memberikan pengarahan tentang perkembangan pembicaraan dengan AS, termasuk masalah Ukraina.

Lavrov menekankan bahwa Rusia dan AS saat ini fokus pada tiga topik, yaknu menemukan solusi bagi konflik di Ukraina, ditambah pemulihan Prakarsa Gandum Laut Hitam dan penghapusan hal-hal yang mengganggu dalam hubungan bilateral.

Menurut Lavrov, hal-hal yang mengganggu ini secara signifikan menghambat fungsi Kedutaan Besar Rusia di Washington dan Kedutaan Besar AS di Moskow.

"Pertemuan telah berlangsung di Istanbul, dan kini pertemuan kedua sedang dipersiapkan. Sementara itu, komunikasi terus berlanjut melalui panggilan telepon dan konferensi video," katanya dalam jumpa pers di Moskow seperti dilansir Anadolu, Rabu (2/4).

Lavrov juga menyoroti bahwa masalah kedutaan sudah ada sejak pemerintahan Barack Obama tahun 2009-2017, tepat sebelum periode pertama pemerintahan Trump.

"Saya menahan diri untuk tidak membuat prediksi. Kemajuan yang nyata telah dicapai, yang mencerminkan tekad mitra Amerika kami untuk menghilangkan hambatan yang sama sekali tidak dapat diterima ini terhadap kelancaran operasi diplomasi di ibu kota masing-masing," ucapnya.

Pada 27 Februari lalu, delegasi Rusia dan AS bertemu di kediaman Konsulat Jenderal AS di Istanbul untuk membahas operasi kedutaan masing-masing sebagai bagian dari upaya bilateral.

Menurut Lavrov, Menteri Pertahanan Belousov menyampaikan fakta-fakta kepada Dewan Keamanan Rusia yang mengonfirmasi pelanggaran Ukraina terhadap moratorium serangan terhadap infrastruktur energi yang dideklarasikan oleh Rusia dan Ukraina menyusul panggilan telepon Putin pada 18 Maret dengan Presiden AS Donald Trump.

"Belousov mengatakan bahwa moratorium tidak dipatuhi (oleh Ukraina), fasilitas energi Rusia telah diserang selama ini, mungkin dengan jeda satu atau dua hari. Dan dia mencantumkan semua objek yang telah menjadi target pesawat nirawak Ukraina selama ini, termasuk tadi malam," tegas Lavrov.

Meski demikian, Rusia telah sepenuhnya mematuhi perjanjian tersebut, tidak ada perintah untuk membatalkan larangan serangan dari pihak Rusia.

"Anda mungkin ingat, dia (Putin) menyebutkan bahwa pada saat itu (ketika moratorium diumumkan), tujuh pesawat nirawak sedang menuju sasaran mereka di Ukraina, pesawat-pesawat itu dihancurkan oleh sistem pertahanan udara kami dan pesawat-pesawat yang berpatroli di langit. Sejak saat itu, kami telah mematuhi perjanjian ini 100%," lanjutnya.

Lavrov mengatakan Rusia menyusun bukti, mencatat fakta, dan berbagi dokumentasi dengan Penasihat Keamanan Nasional AS Mike Waltz, Menteri Luar Negeri Marco Rubio, PBB, dan Organisasi untuk Keamanan dan Kerja Sama di Eropa (OSCE), untuk menunjukkan dengan menggunakan fakta-fakta spesifik, serta posisi pemerintah Ukraina saat ini.

Mengenai dimulainya kembali Inisiatif Gandum Laut Hitam, Belousov mengatakan AS sedang memeriksa proposal Rusia dan memberikan jaminan bahwa mereka akan segera menanggapinya.

Prakarsa Gandum Laut Hitam mengizinkan ekspor gandum Ukraina dari pelabuhan Laut Hitam. Prakarsa ini juga dimaksudkan untuk menghilangkan hambatan yang menghambat ekspor produk pertanian dan pupuk Rusia, tetapi bagian dari kesepakatan ini tidak pernah dilaksanakan, yang menyebabkan Moskow menolak perpanjangannya pada Juli 2023. (Fer/I-1)

Read Entire Article
Global Food