Kristal Misterius di Titan, Bulan Saturnus yang Langgar Aturan Kimia

4 hours ago 1
Kristal Misterius di Titan, Bulan Saturnus yang Langgar Aturan Kimia Ilmuwan menemukan senyawa baru di bulan Saturnus, Titan, yang melanggar aturan dasar kimia. (NASA)

PENEMUAN terbaru di bulan Saturnus, Titan, melanggar apa yang selama ini dianggap sebagai aturan dasar dalam kimia. Di suhu ekstrem yang sangat dingin, beberapa molekul yang seharusnya tidak bisa bersatu ternyata membentuk zat padat yang belum pernah terlihat sebelumnya di Tata Surya.

Ahli kimia Fernando Izquierdo-Ruiz dari Chalmers University of Technology, Swedia, menyebut materi ini kemungkinan besar cukup melimpah di Titan. Rekannya, Martin Rahm, menilai  temuan ini sangat menarik. “Ini adalah temuan yang sangat menarik yang bisa membantu kita memahami sesuatu pada skala besar, sebuah bulan sebesar planet Merkurius,” ujarnya.

Seharusnya Tidak Bisa Bercampur

Titan terkenal dengan danau metana dan hidrokarbonnya. Kimia kompleks di danau ini mendekati kondisi prebiotik yang bisa memicu kehidupan. Meski tidak berarti kehidupan ada di sana, kondisi ini memberi kesempatan bagi ilmuwan untuk memahami bagaimana kehidupan bisa muncul.

Salah satu molekul penting adalah hidrogen sianida. Dalam kondisi tertentu, molekul ini bisa membentuk senyawa penyusun kehidupan, seperti nukleobasa dan asam amino. Hidrogen sianida bersifat polar, artinya distribusi elektronnya tidak merata sehingga menimbulkan muatan yang tidak seimbang.

Dalam aturan dasar kimia, biasanya, molekul polar seperti hidrogen sianida akan menolak molekul non-polar seperti metana dan etana. Prinsip “like dissolves like” inilah yang membuat air dan minyak tidak bercampur.

Eksperimen Ekstrem

Penelitian tentang perilaku hidrogen sianida dimulai dari ilmuwan NASA di Jet Propulsion Laboratory yang meneliti apa yang terjadi setelah molekul ini terbentuk di atmosfer Titan. Eksperimen dilakukan pada suhu sekitar -180°C. Pada suhu ini, hidrogen sianida membeku menjadi kristal, sementara metana dan etana tetap cair.

Hasil awal menunjukkan adanya perubahan, tetapi ilmuwan NASA belum yakin mekanismenya. Mereka kemudian melibatkan tim Chalmers, yang memulai kolaborasi teoretis dan eksperimental untuk meneliti kemungkinan pembentukan kristal campuran atau “ko-kristal”. Hasilnya, metana dan etana ternyata menembus kisi kristal hidrogen sianida dan membentuk struktur yang stabil di suhu Titan.

Dampak Penemuan

Temuan dari studi ini menunjukkan molekul yang biasanya saling menolak ternyata bisa berinteraksi, melanggar aturan kimia klasik. “Interaksi tak terduga ini dapat memengaruhi pemahaman kita tentang geologi Titan, dari danau hingga bukit pasirnya,” kata Rahm.

Harapan untuk Penemuan Baru

Meski demikian, konfirmasi penuh masih menunggu misi Dragonfly yang dijadwalkan mendarat di Titan pada 2034. Sampai saat itu, penemuan ini menjadi pengingat betapa mengejutkannya kimia fundamental di alam semesta.

Di masa depan, tim peneliti berharap dapat menemukan molekul nonpolar lain yang mungkin bisa berinteraksi dengan hidrogen sianida jika kondisi tepat, membuka wawasan baru tentang kimia di lingkungan ekstraterestrial. (Science Alert/Z-2)

Read Entire Article
Global Food