KNKT: Cegah Kepadatan Pemudik, Pemerintah Diminta Terapkan Skema Rest Area di Luar Jalan Tol

1 week ago 17
Update Buletin Live Tepat Terbaru
 Cegah Kepadatan Pemudik, Pemerintah Diminta Terapkan Skema Rest Area di Luar Jalan Tol Pemudik beristirahat untuk menyantap makanan saat berbuka puasa di sekitar rest area KM 166 Tol Cikopo-Palimanan, Majalengka, Jawa Bara( ANTARA FOTO/Fauzan/wpa.)

KOMITE Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) memantau tempat istirahat atau rest area di beberapa ruas Jalan Tol Trans-Jawa selama mudik lebaran 2025 dipadati pemudik. Hal ini memicu antrean kendaraan sehingga berpotensi menghambat arus mudik Lebaran. 

Kepala Sub Komite Moda Investigasi Lalu Lintas dan Angkutan Jalan KNKT, Ahmad Wildan menyarankan pada arus balik nanti, pemudik untuk memanfaatkan tempat istirahat di luar jalan tol untuk mengurangi kepadatan di area istirahat.

“Saat puncak arus mudik lebaran pada 27-29 Maret lalu, masih ditemukan penumpukkan pada rest area jalan tol. Terlihat beberapa pemudik juga beristirahat di bahu jalan tol karena tidak dapat masuk ke rest area, hal ini sangat berbahaya,” katanya kepada Media Indonesia pada Rabu (2/4). 

Meskipun rekayasa lalu lintas sudah diberlakukan, kata Wildan, kepadatan di beberapa tempat istirahat masih terjadi. Pemudik diimbau tidak memaksakan masuk ke tempat istirahat di dalam jalan tol yang padat karena akan menyebabkan antrean hingga ke jalur tol.

Wildan meminta pemerintah cepat tanggap dalam menangani masalah penumpukan pemudik di rest area jalan tol. Menurutnya, hal ini menjadi permasalah tahunan yang selalu berulang sehingga dapat memicu kelelahan dan membuat angka kecelakaan dan meninggal dunia sulit ditekan.

“Secara keseluruhan, dari tahun 2016 sampai dengan lebaran tahun 2024, hanya ada dua isu utama yang memicu terjadinya kelelahan pada pemudik yaitu penumpukkan di gate tol dan rest area,” ungkapnya. 

Atas dasar itu, Wildan mendorong pemerintah untuk membangun skema rest area di luar jalan tol. Menurutnya, hal ini dapat menjadi solusi untuk menghindari penumpukan pemudik. 
 
“Diharapkan pada lebaran berikutnya, saran dari kami untuk Pemerintah adalah terkait skema rest area di luar jalan tol sudah seharusnya dapat diterapkan,” jelasnya. 

Selain itu, Wildan juga menghimbau pemerintah agar mempersiapkan rest area di luar jalan tol dan membuat manajemen rekayasa lalu lintas in dan out dari jalan tol ke rest area tanpa menambah tarif tol serta tidak terhambat pada saat keluar maupun masuk kembali.

“Pemerintah juga bisa melakukan intervensi melalui discount tarif tol bagi yang menjalankan mudik pada awal arus lebaran. Agar tidak terjadi penumpukkan kendaraan di rest area dan kendaraan yang tidak dapat masuk terpaksa berhenti di bahu jalan tol,” tukasnya. 

Kendati demikian, Wildan mengapresiasi arus lalu lintas pada arus mudik Lebaran 2025 yang secara umum relatif lancar. Menurutnya, kelancaran itu ditopang oleh beberapa hal. 

“Pertama, terdapat penurunan jumlah pemudik. Dan kedua, waktu mudik lebaran untuk tahun ini diperpanjang jadi arusnya menjadi lebih landai sehingga penumpukkan pada ruas maupun gate tol bisa ditekan secara signifikan,” katanya. 

Dengan menurunnya penumpukkan di gate tol dan ruas, kata Wildan, maka risiko kelelahan pemudik akan menurun dan hal ini secara signifikan akan menurunkan angka kecelakaan hingga kematian di jalan. 

“Karena kalau kita perhatikan, angka kecelakaan pada arus lebaran ini dari tahun ke tahun didominasi faktor kelelahan,” pungkasnya. (H-4)

Read Entire Article
Global Food