
SEKITAR 190 juta tahun lalu, lautan di era Jura bukan tempat yang damai. Di bawah permukaannya, predator-predator raksasa saling memburu untuk bertahan hidup. Dari masa itulah, sebuah fosil luar biasa muncul—Xiphodracon goldencapsis atau Naga Pedang—spesies ichthyosaurus yang mengungkap kehidupan kejam di samudra purba.
Fosil ini ditemukan di tebing Golden Cap, Dorset, Inggris, dan berasal dari masa Pliensbachian, periode awal Jura. Penelitian terbaru yang terbit di Papers in Palaeontology menunjukkan bahwa spesies ini hidup di tengah perubahan besar komunitas reptil laut.
Luka di Tengkorak, Saksi Pertarungan Purba
Ketika pertama kali diteliti oleh ahli paleontologi Dr. Dean Lomax pada 2016, fosil itu tampak berbeda dari kebanyakan ichthyosaurus lain. Tengkoraknya memperlihatkan bekas gigitan besar, kemungkinan akibat serangan spesies ichthyosaurus yang lebih besar.
Tidak berhenti di situ, tulang tungkai dan giginya juga tampak cacat—tanda bahwa hewan ini mungkin menderita cedera parah atau penyakit selama hidupnya.
“Hidup di lautan era Mesozoikum adalah hal yang berisiko,” ujar Erin Maxwell, kurator vertebrata air fosil di State Museum of Natural History Stuttgart.
Bagi Maxwell dan rekan-rekannya, cedera pada fosil ini memberi gambaran langka tentang betapa kerasnya dunia bawah laut kala itu. Bahkan predator puncak seperti Xiphodracon pun bisa menjadi korban dari sesama pemburu.
Misteri Kematian
Temuan ini memberi wajah baru pada lautan Jura. Di masa itu, ichthyosaurus mendominasi, berenang cepat mengejar mangsa di laut yang dingin dan dalam. Xiphodracon diduga merupakan salah satu pemburu tangguh, tetapi bukti fisik menunjukkan bahwa hidupnya berakhir entah karena diserang atau kalah bersaing di rantai makanan purba.
Luka-luka yang tertinggal di tulangnya menjadi bukti dari pertarungan maut jutaan tahun lalu. Bagi ilmuwan, setiap patahan tulang dan retakan tengkorak adalah petunjuk tentang bagaimana makhluk ini hidup, berjuang, dan akhirnya mati di samudra yang menyeramkan.
Kini Dipamerkan di Kanada
Setelah ditemukan oleh kolektor fosil Chris Moore, kerangka Naga Pedang dibawa ke Royal Ontario Museum di Kanada. Selama bertahun-tahun, ia tersimpan dalam koleksi. Kini, fosil tersebut diperlihatkan di ruang pamer.
Nama Xiphodracon sendiri berasal dari bahasa Yunani. Xiphos berarti pedang dan dracon berarti naga, menggambarkan anatominya yang elegan tetapi mematikan. Nama spesiesnya, goldencapsis, diambil dari tebing Golden Cap, tempat ia bersemayam selama hampir 200 juta tahun sebelum ditemukan. (Live Science/Z-1)