Emerging Enterprise Jadi Penggerak Ekonomi Baru di Tengah Transformasi Industri

10 hours ago 3
Emerging Enterprise Jadi Penggerak Ekonomi Baru di Tengah Transformasi Industri Forum Quorum 4.0 bertema What’s Next For Indonesia: Positioning Emerging Enterprise in The Era of Industrial Growth (Qverse)

Emerging enterprise dipandang sebagai motor baru penggerak ekonomi nasional di tengah arus transformasi industri, hilirisasi, dan digitalisasi yang kian pesat. Perusahaan-perusahaan muda ini bukan hanya menciptakan lapangan kerja dan efisiensi bisnis, tetapi juga melahirkan inovasi yang memperkuat daya saing dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat.

Kesimpulan tersebut mengemuka dalam forum Quorum 4.0 bertema What’s Next For Indonesia: Positioning Emerging Enterprise in The Era of Industrial Growth yang digelar oleh Qverse bekerja sama dengan Init-6 Venture Capital. Forum ini menjadi ajang pertukaran gagasan antara pemerintah, investor, dan pelaku industri mengenai arah pertumbuhan ekonomi berbasis inovasi dan kewirausahaan.

Staf Ahli Bidang Jasa Keuangan dan Pasar Modal Kementerian Keuangan Arief Wibisono menegaskan bahwa pemerintah telah menyiapkan berbagai kebijakan stimulus untuk mendukung pelaku usaha di Indonesia. Ia menekankan pentingnya menciptakan ekosistem bisnis yang sehat, inovatif, dan mendorong tumbuhnya wirausaha baru.

“Pemerintah berkomitmen memperkuat fondasi ekonomi nasional melalui dukungan terhadap pelaku usaha yang berorientasi inovasi dan pertumbuhan berkelanjutan,” ujarnya.

CEO Qverse, Gena Bijaksana, menilai momentum pertumbuhan industri Indonesia perlu diimbangi dengan kolaborasi lintas sektor.

“Pertumbuhan industri harus berjalan beriringan dengan inovasi dan kolaborasi. Melalui Quorum, kami berupaya menjembatani kolaborasi antara regulator, investor, dan para founder agar tercipta dampak ekonomi dan sosial yang berkelanjutan,” jelas Gena.

Sementara itu, Founding Partner Init-6 Achmad Zaky menyebut masa depan Indonesia tidak hanya bertumpu pada teknologi atau investasi semata, melainkan pada kemampuan membangun ekosistem bisnis yang tangguh dan produktif.

What’s next for Indonesia adalah bagaimana kita menciptakan ekosistem bisnis yang kuat dan siap bersaing secara global,” tandasnya.

Dalam sesi panel pertama, Phillia Wibowo, Partner McKinsey & Company Asia Tenggara, bersama Indiana Jusi, Engagement Manager McKinsey, memaparkan hasil riset McKinsey Global Institute berjudul The Enterprising Archipelago: Propelling Indonesia’s Productivity. Keduanya menegaskan bahwa produktivitas nasional tidak hanya ditentukan oleh financial capital, tetapi juga oleh human capital, institutional capital, infrastructure capital, dan entrepreneurial capital.

Menurut mereka, Indonesia perlu memperkuat organisasi yang adaptif dan tenaga kerja dengan keterampilan tinggi agar mampu menghasilkan nilai ekonomi yang lebih besar dan kompetitif di pasar global.

Investor Global Masih Percaya pada Potensi Indonesia

Stefanus Ade Hadiwidjaja, Managing Director Investment Danantara, menilai Indonesia tetap menjadi destinasi strategis bagi investor global berkat besarnya pasar kelas menengah dan populasi muda yang dinamis. Namun, ia mengingatkan para founder agar menjaga tata kelola bisnis yang transparan dan berorientasi pada keberlanjutan.

“Pasar Indonesia sangat potensial, tetapi keberhasilan jangka panjang ditentukan oleh fondasi bisnis yang solid dan akuntabel,” katanya.

Dari sisi kebijakan makro, Telisa Falianty, Ketua Komite Kajian Ekonomi Regional Kadin Indonesia, menegaskan pentingnya sinkronisasi kebijakan ekonomi dan penguatan kapasitas kelembagaan agar momentum pertumbuhan dapat dijaga.

“Regulasi yang konsisten, investasi infrastruktur, dan kolaborasi lintas lembaga adalah kunci untuk memastikan pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berdaya saing global,” ujarnya.

Sementara itu, Amira Ganis, Founder Brawijaya Healthcare Group, menekankan bahwa pelaku usaha perlu menumbuhkan empati sosial di tengah ambisi bisnis.

“Bisnis tidak hanya diukur dari valuasi, tapi dari seberapa besar dampak yang dihasilkan terhadap kesejahteraan masyarakat. Integritas dan tanggung jawab sosial harus menjadi nilai utama bagi setiap founder,” tegasnya. (E-3)

Read Entire Article
Global Food