Badan Bahasa Selenggarakan Sawala Sastra: Meneguhkan Kejayaan Sastra melalui Majalah Sastra

7 hours ago 4
 Meneguhkan Kejayaan Sastra melalui Majalah Sastra Acara tersebut diselenggarakan di Balai Bahasa Provinsi Jawa Barat.(Dok. Istimewa)

KEMENTERIAN Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) melalui Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa) menyelenggarakan kegiatan Temu Sastrawan dan Pegiat Literasi bertajuk Sawala Sastra: Meneguhkan Kejayaan Sastra melalui Majalah Sastra. Kegiatan ini merupakan bagian dari program penguatan literasi kebahasaan dan kesastraan yang menjadi salah satu program unggulan Badan Bahasa. Acara tersebut diselenggarakan di Balai Bahasa Provinsi Jawa Barat dan bertujuan mempererat komunikasi antara Badan Bahasa dan para pegiat literasi serta sastrawan.

Kepala Badan Bahasa, Hafidz Muksin, dalam sambutannya menyampaikan komitmen Badan Bahasa untuk terus menumbuhkan minat masyarakat, khususnya generasi muda, terhadap sastra. Ia juga menegaskan pentingnya membangun wadah kreativitas sastra yang mudah diakses oleh siswa dan guru. “Saat ini, Badan Bahasa telah menerbitkan Majalah Sastra Pusat, yang lebih banyak menyasar kalangan sastrawan. Dalam waktu dekat, kita juga akan meluncurkan Majalah Sastra Kita untuk menampung karya sastra dari guru dan siswa sebagai bentuk ekspresi dan publikasi yang lebih inklusif,” lanjutnya pada Jumat (4/7).

Kegiatan Sawala Sastra menjadi forum diskusi produktif bagi sastrawan dan pegiat literasi untuk menggali kembali peran penting majalah sastra dalam kehidupan masyarakat, khususnya di lingkungan pendidikan. Dalam forum tersebut, pimpinan Badan Bahasa, tamu undangan, dan para peserta berbagi pandangan, pengalaman, dan strategi untuk menyukseskan peluncuran Majalah Sastra Kita. Kegiatan ini juga diisi dengan musikalisasi puisi dan pembacaan sajak.

Sekretaris Badan Bahasa, Ganjar Harimansyah, menyampaikan harapannya agar kehadiran majalah ini dapat menjadi ruang kreativitas bagi siswa dan guru serta memperkuat jejaring komunitas sastra di seluruh Indonesia. “Untuk penulis di Majalah Sastra Kita akan mendapatkan honorarium sesuai SBM dan Majalah Sastra Kita akan diterbitkan secara digital serta cetak sejumlah 1.000 eksemplar setiap terbitan,” ujarnya di hadapan Alumni Organisasi Program Penulisan Mastera (Opera) yang terlibat aktif dalam penyusunan Majalah Sastra Kita.

Membuka ruang ekspresi

Kepala Bidang Literasi, Pusat Pembinaan Bahasa dan Sastra, Hidayat, menyampaikan bahwa Majalah Sastra Kita diharapkan membuka ruang ekspresi bagi guru dan siswa di jenjang SD, SMP, SMA dan yang sederajat. Ketua Opera, Tia Setiadi, menambahkan bahwa nama Majalah Sastra Kita dipilih karena mudah diingat dan dekat dengan masyarakat. Hadir pula sejumlah sastrawan senior, seperti Etti R.S., Hikmat Gumelar, Jajang Priatna, Dadan Sutisna, Mat Don, Nenden Lilis Aisyah, Tendy K. Somantri, dan Moh. Syarif Hidayat, serta perwakilan komunitas literasi, dosen, guru, dan pengurus MGMP di wilayah Bandung.

M. Abdul Khak, purnabakti Badan Bahasa, berharap Majalah Sastra Kita dapat menjadi media pembelajaran yang inspiratif bagi guru dan siswa. Ia juga mendorong pengembangan strategi distribusi digital agar jangkauan majalah semakin luas. Tendy Somantri menyarankan agar daftar isi majalah turut memuat informasi kegiatan sastra dari sekolah-sekolah sebagai bentuk apresiasi. Sementara itu, Etti menekankan pentingnya majalah sastra yang kompetitif dan dapat didistribusikan ke seluruh Indonesia sebagai bagian dari kelanjutan program Revitalisasi Bahasa Daerah (RBD).

Guru dari SMPN 5 Cimahi, Resna J. Nurkirana, menyambut positif inisiatif ini. “Siswa kami memiliki banyak karya, tetapi minim media untuk memublikasikannya. Biasanya hanya terpajang di majalah dinding atau diikutkan lomba. Kami sangat senang mendengar adanya Majalah Sastra Kita yang bisa menjadi sarana baru untuk karya mereka,” ujarnya. Diharapkan, kegiatan Sawala Sastra ini berdampak nyata bagi penguatan literasi dan kesastraan nasional.

Kunjungan ke Yayasan Kebudayaan Rancage

Pada 5 Juli 2025, Badan Bahasa melakukan kunjungan ke Yayasan Kebudayaan Rancage sebagai bagian dari upaya penguatan komunitas penggerak literasi. Kunjungan ini bertujuan mendokumentasikan praktik baik dan menjalin kerja sama berkelanjutan antara pemerintah dan komunitas literasi. Hadir dalam kunjungan tersebut antara lain Kepala Badan Bahasa, Sekretaris Badan Bahasa, Kepala Pusat Pengembangan dan Pelindungan Bahasa dan Sastra, Kepala Pusat Pembinaan Bahasa dan Sastra, Kepala Balai Bahasa Provinsi Jawa Barat, serta sejumlah staf Badan Bahasa.

Kunjungan disambut oleh jajaran pengurus Yayasan Kebudayaan Rancage, antara lain Etti R.S. (Ketua Umum I), Safrina Noorman (Ketua Umum II), Dadan Sutisna (Sekretaris), Cecep Burdansyah (Dewan Pengawas), serta Zakiah Indra (Ketua Pusat Studi Sunda). Ia menjelaskan bahwa sejak 1989, Yayasan Kebudayaan Rancage telah menyelenggarakan berbagai kegiatan seperti Hadiah Sastra bagi pengarang Sunda serta kegiatan lain seperti Kongres Bahasa Daerah Nusantara.

Etti menuturkan “Rancage telah mengadakan Konferensi Internasional Bahasa Sunda (KIBS) sebanyak tiga kali. Salah satu rekomendasi KIBS adalah pembangunan Pusat Studi Sunda yang berlokasi di Jalan Garut No. 2, Kacapiring, Kota Bandung. Bangunan Yayasan Kebudayaan Rancage dilengkapi dengan Perpustakaan Ajip Rosidi. 

Menyampaikan terima kasih

Kepala Badan Bahasa, Hafidz Muksin, dalam sambutannya menyampaikan terima kasih atas kontribusi Yayasan Kebudayaan Rancage dalam pengembangan, pembinaan, dan pelindungan bahasa dan sastra, khususnya bahasa dan sastra Sunda di Provinsi Jawa Barat. “Pada tahun 2025 ini, Badan Bahasa melakukan pemetaan bahasa, sastra, dan aksara daerah untuk memperbarui data kebahasaan nasional. Kemitraan strategis antara pemerintah dan komunitas sangat penting. Hal ini selaras dengan arahan Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, yakni, pendidikan bermutu untuk semua melalui partisipasi semesta. Ia berharap bantuan pemerintah kepada komunitas sastra dan literasi dapat tepat sasaran, tepat guna, dan berdampak nyata bagi Masyarakat,” ujarnya. 

Hafidz berharap agar Yayasan Kebudayaan Rancage dapat terus memberikan kontribusi dan ruang ide kreatif sehingga dapat menjadi masukan yang konstruktif dalam rangka pengembangan, pelindungan, dan pembinaan bahasa, sebagai tugas dan fungsi Badan Bahasa,” lanjutnya.

Kegiatan dilanjutkan dengan bincang-bincang mengenai program unggulan di Badan Bahasa, program Banpem Komunitas Sastra, Banpem Komunitas Literasi, serta program kegiatan di Yayasan Kebudayaan Rancage. Setelah itu, kegiatan dilanjutkan dengan sesi diskusi, kunjungan ke Perpustakaan Ajip Rosidi, serta pembacaan puisi Sunda berjudul Tanah Sunda karya Ajip Rosidi oleh Salma Fauzani. (RO)

Read Entire Article
Global Food