25 Pompa Dikerahkan, Banjir Merendam Jalur Pantura Semarang-Demak Masih Tinggi

5 hours ago 1
25 Pompa Dikerahkan, Banjir Merendam Jalur Pantura Semarang-Demak Masih Tinggi Ilustrasi(MI/AKHMAD SAFUAN)

BANJIR merendam jalur Pantura Semarang-Demak tepatnya di Jalan Kaligawe Raya, Kota Semarang masih tinggi, kemacetan arus lalu lintas masih memanjang dan sebanyak 25 mesin  pompa dikerahkan untuk mengurangi banjir tersebut.

Pemantauan Media Indonesia Minggu (26/10) hujan lebat yang masih mengguyur di Semarang menyebabkan banjir di Jalan Kaligawe Raya, Kota Semarang hingga kini belum ada tanda-tanda surut, bahkan banjir masih tetap tinggi berkisar 50-70 centimeter mengakibat kemacetan panjang masih berlangsung.

Sejak dini hari puluhan petugas kepolisian dan relawan berupaya mengarahkan kendaraan besar untuk melintas di genangan banjir terutama di depan RSU Sultan Agung Semarang agar lalulintas tetap bergerak, sedangkan kendaraan berukuran kecil dan sepeda motor diarahkan ke jalur alternatif yang juga terendam banjir.

"Banjir masih tinggi hingga pagi ini, kita berupaya mengarahkan kendaraan agar tetap bergerak untuk mengurangi kemacetan yang semakin panjang," kata Kepala Polsek Genuk Komisaris Rismanto Minggu (26/10).

Wali Kota Semarang Agustina Wilujeng Pramestuti secara terpisah mengatakan bahwa berbagai upaya dilakukan untuk mengatasi banjir di sejumlah kawasan di daerah ini, terutama di ruas jalan Pantura Semarang-Demak di Jalan Kaligawe Raya, Kota Semarang karena telah berhari-hari mengakibatkan kelumpuhan arus lalulintas.

Selain. Mengerahkan 25 mesin pompa untuk mengurangi banjir tersebut, lanjut Agustina Wilujeng Pramestuti, Pemerintah Kota Semarang juga mendirikan dapur umum guna membantuogustik bagi warga terdampak banjir termasuk sopir truk yang telah cukup lama tidak dapat bergerak terjebak banjir.

"Kita maksimalkan seluruh mesin pompa air untuk menyedot, baik itu di rumah-rumah pompa maupun mesin portabel agar banjir menyusut," ujar Agustina Wilujeng Pramestuti.

Namun upaya mengurangi banjir ini, menurut Agustina Wilujeng Pramestuti, cukup sulit mengingat hingga sampai saat ini hujan lebat masih mengguyur dan ditambah air laut pasang (rob) mengakibatkan air sungai tidak mengalir sempurna. "Hujan lebat mengakibatkan banjir sulit untuk surut," tambahnya.

Cuaca Ekstrem 

Sementara itu Badan Metrologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Ahmad Yani Semarang kembali mengingatkan ancaman bencana hidrometeorologi seperti tanah longsor, banjir dan angin puting beliung di sejumlah daerah masih tinggi, karena cuaca ekstrem masih berlangsung hingga beberapa hari kedepan.

"Cuaca ekstrem yakni hujan lebat disertai angin kencang dan sambaran petir masih berpotensi di kawasan pegunungan, dataran tinggi, Jawa Tengah bagian timur dan selatan," ujar Prakirawan BMKG Stasiun Meteorologi Ahmad Yani Semarang Agus Triyono Minggu (26/10).

Pada pagi cuaca pada umumnya berawan, ungkap Agus Triyono, namun memasuki siang, sore hingga awal malam hujan ringan-sedang secara merata mengguyur Jawa Tengah, bahkan cuaca ekstrem berpotensi di 22 daerah di Jawa Tengah, sehingga diminta warga untuk waspada bencana hidrometeorologi.

Daerah di Jawa Tengah berpotensi cuaca ekstrem, demikian Agus Triyono, yakni Banyumas, Purbalingga, Banjarnegara, Kebumen, Purworejo, Wonosobo, Mungkid, Karanganyar, Sragen, Grobogan, Blora, Pati, Kudus, Demak, Temanggung, Kajen, Slawi, Magelang, Salatiga, Semarang, Majenang dan Ambarawa.

Sedangkan daerah lain diguyur hujan ringan-sedang, lanjut Agus Triyono, angin bertiup dari arah barat ke utara dengan kecepatan 10-25 kilometer per jam, suhu udara berkisar 18-32 derajat celcius dan kelembaban udara 60-95 persen, ketinggian gelombang di perairan utara dan selatan Jawa Tengah 0,5-2,5 meter. (H-2)

Read Entire Article
Global Food