
PRESIDEN Ukraina Volodymyr Zelensky mengungkapkan dua warga negara Tiongkok yang bertempur dalam tentara Rusia, ditangkap di wilayah timur Ukraina.
Zelensky menyampaikan pasukan Ukraina yang bertempur di wilayah Donetsk berhasil mendapatkan dokumen, kartu bank, dan data pribadi milik dua warga negara Tiongkok tersebut.
“Kami memiliki informasi ada jauh lebih banyak warga negara Tiongkok dalam unit-unit militer penjajah, bukan hanya dua orang itu. Saat ini kami sedang mengumpulkan semua fakta,” kata Zelensky dalam sebuah unggahan di Telegram. “Saya telah menginstruksikan Menteri Luar Negeri Ukraina untuk segera menghubungi Beijing dan mencari tahu bagaimana tanggapan Tiongkok terhadap hal ini.”
“Keterlibatan Tiongkok dalam perang di Eropa ini, baik secara langsung maupun tidak langsung, merupakan sinyal jelas bahwa Putin akan melakukan apa pun kecuali mengakhiri perang. Ia sedang mencari cara untuk terus melanjutkan pertempuran,” lanjut Zelensky.
Belum jelas apakah warga negara Tiongkok yang diklaim ditangkap Ukraina tersebut adalah tentara resmi atau relawan. Para pejabat Barat mengatakan kepada CNN bahwa mereka belum melihat “bukti adanya dukungan dari negara” dalam kasus ini.
Presiden Ukraina itu juga menyerukan kepada sekutunya di Amerika Serikat dan Eropa untuk turut memprotes.
Our military has captured two Chinese citizens who were fighting as part of the Russian army. This happened on Ukrainian territory—in the Donetsk region. Identification documents, bank cards, and personal data were found in their possession.
We have information suggesting that… pic.twitter.com/ekBr6hCkQL
Menteri Luar Negeri Ukraina, Andrii Sybiha, mengatakan Kyiv memanggil kuasa usaha sementara Tiongkok di Ukraina “untuk mengecam fakta ini dan menuntut penjelasan.”
“Kami berharap bahwa setelah kejadian ini, pihak Amerika akan lebih banyak berdiskusi dengan Ukraina sebelum berbicara dengan Rusia. Dan kami juga berharap bahwa pihak Tiongkok akan memberikan tanggapan,” ujar Zelensky.
“Ini adalah satu lagi negara yang mendukung secara militer invasi Rusia terhadap Ukraina. Ini menjadi tambahan setelah Iran dan militer Korea Utara,” tambahnya.
Kementerian Luar Negeri Tiongkok dalam sebuah unggahan media sosial pada Januari 2024 sebelumnya telah memperingatkan warganya untuk menjauhi zona konflik, dan mendesak mereka untuk “menghindari keterlibatan dalam konflik dalam bentuk apa pun — terutama tidak ikut serta dalam aksi militer dari pihak mana pun.”
Para pejabat tinggi pemerintahan Biden mengatakan kepada CNN tahun lalu Tiongkok telah membantu Rusia meningkatkan kapasitas industri pertahanannya dalam perang melawan Ukraina.
Dukungan dari Tiongkok tersebut mencakup pasokan besar peralatan industri seperti mesin perkakas, drone, mesin turbojet, teknologi untuk rudal jelajah, mikroelektronik, serta nitroselulosa yang digunakan Rusia untuk membuat bahan pendorong senjata, menurut para pejabat pada April 2024.
Sementara itu, Rusia juga secara signifikan memperkuat hubungan militernya dengan Korea Utara selama setahun terakhir. Kedua negara menandatangani perjanjian pertahanan bersama, dan Pyongyang mengirim tentaranya untuk bertempur membantu Moskow dalam invasi ke Ukraina.
Pada Januari, pasukan Ukraina yang beroperasi di wilayah Kursk, Rusia, menangkap dua tentara Korea Utara.
Rusia Merebut Kembali Wilayah di Kursk
Serangan Rusia terhadap Ukraina dalam 24 jam terakhir menewaskan sedikitnya tiga orang dan melukai 19 lainnya, menurut pejabat Ukraina. Serangan dilakukan di wilayah Dnipropetrovsk, Donetsk, Kharkiv, dan Kherson, kata para pejabat setempat.
Di garis depan lainnya, Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan merebut kembali salah satu desa terakhir yang sebelumnya dikuasai Ukraina di wilayah Kursk, beberapa bulan setelah Ukraina meluncurkan serangan lintas batas secara mengejutkan.
“Angkatan Bersenjata Federasi Rusia terus menghancurkan formasi militer Angkatan Bersenjata Ukraina di wilayah Kursk. Unit dari kelompok pasukan Utara telah membebaskan permukiman Guyevo di wilayah Kursk selama operasi ofensif,” demikian pernyataan Kementerian Pertahanan Rusia.
Lembaga pemantau konflik yang berbasis di AS, Institute for the Study of War (ISW), menyatakan pasukan Rusia baru-baru ini mengalami kemajuan di Kursk. Peta serangan ISW menunjukkan pasukan Ukraina hanya tersisa di sebagian kecil wilayah tersebut.
Pasukan Ukraina telah menduduki sebagian wilayah Kursk sejak Agustus 2024. Namun banyak wilayah tersebut kini telah direbut kembali oleh pasukan Rusia.
Sementara itu, sebuah resimen Ukraina merilis video yang menunjukkan serangan terhadap wilayah Belgorod, Rusia, sehari setelah Zelensky mengonfirmasi untuk pertama kalinya pasukan negaranya aktif di wilayah tersebut dalam upaya melindungi kota-kota Ukraina di dekat perbatasan.
Resimen Serbu Terpisah ke-225 Ukraina mengatakan video tersebut menunjukkan pasukan mereka menghancurkan dua jembatan di Belgorod, tepatnya di desa Grafovka dan Nadezhevka. CNN telah memverifikasi bahwa lokasi dalam video memang sesuai.
“Setelah itu dilanjutkan dengan operasi drone dan pembersihan wilayah,” tulis resimen tersebut dalam unggahan di Telegram, mengonfirmasi kehadiran mereka di wilayah Rusia.
Menurut ISW, pasukan Ukraina mulai melakukan serangan terbatas di wilayah Belgorod, Rusia bagian barat laut sejak 18 Maret, di area yang berbatasan langsung dengan Ukraina. Kementerian Pertahanan Rusia sebelumnya mengklaim telah berhasil mengalahkan pasukan Ukraina yang menyerang Belgorod. (CNN/Z-2)