
SEORANG oknum dokter spesialis obstetri dan ginekologi (SpOG) berinisial MSF diduga telah melakukan pelecehan seksual kepada pasiennya. Peristiwa itu dilakukan di salah satu klinik yang ada di wilayah Kecamatan Garut Kota, Kabupaten Garut, Jawa Barat.
Sejumlah akun media sosial, termasuk milik anggota DPR RI Ahmad Sahroni mengunggah video aksi pelecehan seksual yang diduga dilakukan oleh MSF saat tengah memeriksa salah seorang pasien ibu hamil. Di dalam video, nampak sang dokter tengah meraba-raba bagian dada pasien sehingga unggahan mendapat reaksi beragam dan mayoritas menghujat aksi mesum dokter. Berdasarkan pantauan, beberapa akun yang sempat mengunggah video tersebut ada yang telah menghapusnya.
Kapolres Garut AKB Mochamad Fajar Gemilang mengatakan, pihaknya segera memeriksa klinik seusai beredarnya sebuah video berdurasi waktu 53 detik dengan dugaan pelecehan seksual tersebut.
"Kami tengah melakukan pendalaman atas kejadian tersebut dan untuk mengungkap lebih jauh, Polres Garut bersama Polda Jabar membentuk tim khusus untuk melakukan penyelidikan. Apabila nantinya dugaan itu benar, kita masih akan berupaya mengumpulkan alat bukti, proses tangani secara tuntas dan tindak tegas," katanya, Selasa (15/4).
Ia mengatakan, berdasarkan pemeriksaan dan keterangan yang diperoleh, video yang beredar merupakan rekaman kamera CCTV di klinik. Berdasarkan pemeriksaan lanjutan, kejadian itu terjadi pada 20 Juni 2024. Meskipun terjadi sudah sekitar 10 bulan lalu, pihaknya masih berupaya mendalami karena pihak korban sampai saat ini belum melapor. Namun demikian, Polres Garut dan Polda Jabar akan langsung membentuk tim khusus mendalami dan memproses penyelidikan.
"Untuk korban sementara masih kita dalami dan kita juga membuka posko pengaduan Polres Garut dan Polda Jabar hingga membentuk tim khusus untuk penanganan kasus tersebut," ujarnya.
Sementara itu, Wakil Direktur Klinik Karsa Harsa Dewi Sri Fitriani membenarkan dokter spesialis kandungan berinisial MSF pernah bekerja di klinik tersebut. Namun, memastikan oknum dokter tersebut sudah tidak bekerja lagi di Klinik Karsa. Ia pun mengakui, selama bertugas di kliniknya memang ada sejumlah pasien menyampaikan keluhan atas perbuatan dokter yang melakukan pelecehan seksual.
“Dokter MSF bertugas sekitar 2 tahun dari tahun 2023 sampai sekarang, tapi kalau di klinik sudah tidak praktik disini dan saya juga sudah koordinasi dengan kepolisian untuk selanjutnya kami serahkan kepada kepolisian. Karena, beberapa kejadian yang terjadi, pada 2025 MSF sudah mulai tidak sering praktik di kliniknya dan yang bersangkutan juga sudah menyampaikan tidak lagi praktik dan kurang tahu praktik dimana," katanya.
Menurutnya, papan nama dokter MSF yang masih terpasang akan dicabut agar masyarakat mengetahui dokter itu sudah tidak lagi bekerja di tempatnya. Ia pun khawatir ada anggapan negatif dari masyarakat. Atas adanya kejadian tersebut bagi kliniknya tentu sangat dirugikan dan bukan hanya secara pribadi melainkan kepada seluruh dokter yang ada di Indonesia.
"Kami jujur sangat dirugikan sekali, apalagi bukan hanya klinik secara pribadi tetapi kepada seluruh dokter-dokter di Indonesia karena dengan adanya satu oknum ini jadi mencoreng seolah-olah dokter itu sama. Kami serahkan ke kepolisian, karena kalau dokternya sudah tidak praktek disini lagi dan tuntutan maupun sebagainya kami akan koordinasikan dulu," pungkasnya. (AD/E-4)