
PRESIDEN Amerika Serikat Donald Trump mengakui negosiasi dagang antara AS dan Kanada saat ini “rumit”. Namun ia optimistis Kanada akan “sangat bahagia” dengan kesepakatan yang akan tercapai di masa mendatang.
Pernyataan tersebut disampaikan Trump saat bertemu dengan Perdana Menteri Kanada Mark Carney di Gedung Putih, Selasa (7/10), dalam pertemuan yang berlangsung hangat dan penuh optimisme.
“Kami memiliki hubungan yang alami dalam hal persaingan, tetapi juga saling mencintai,” kata Trump. “Saya mencintai Kanada dan rakyatnya.”
Tantangan dalam Hubungan Dagang AS-Kanada
Trump menegaskan hubungan ekonomi antara kedua negara “secara alami penuh konflik”. Pasalnya persaingan dalam sektor industri utama, seperti otomotif dan baja.
“Masalahnya, mereka ingin punya pabrik mobil, dan saya juga ingin punya pabrik mobil. Mereka ingin baja, dan kami juga ingin baja,” ujar Trump. “Kita berdekatan, jadi persaingan ini membuat kita saling menyakiti.”
Trump saat ini memberlakukan tarif impor sebesar 35% terhadap barang dari Kanada, dengan beberapa pengecualian untuk produk yang masuk dalam kerangka USMCA (United States-Mexico-Canada Agreement). Perjanjian dagang yang dinegosiasikannya pada masa jabatan pertama. Selain itu, tarif 50% dikenakan untuk logam dan 25% untuk kendaraan bermotor.
Meskipun demikian, Trump menegaskan bahwa kedua negara telah membuat “kemajuan besar” dalam beberapa bulan terakhir.
Kanada Tetap Optimistis
Di sisi lain, Perdana Menteri Mark Carney menyatakan keyakinannya Kanada akan mendapatkan “kesepakatan yang tepat” dengan mitra dagangnya yang terbesar.
“Memang ada area di mana kami bersaing, tapi lebih banyak lagi area di mana kami bisa menjadi lebih kuat jika bekerja sama,” ujar Carney. “Fokus kami adalah mendapatkan kesepakatan yang menguntungkan kedua pihak.”
Pertemuan ini merupakan kunjungan kedua Carney ke Gedung Putih sejak ia menjabat pada Maret lalu. Ia menekankan 75% ekspor Kanada ditujukan ke pasar Amerika Serikat, menandakan betapa pentingnya hubungan ekonomi antara kedua negara tersebut.
Hubungan yang Lebih Hangat dari Sebelumnya
Pertemuan kali ini menunjukkan perubahan suasana. Hal itu berbeda dengan hubungan Trump dengan mantan Perdana Menteri Kanada, Justin Trudeau, yang kerap diwarnai ketegangan.
Trump bahkan sempat melontarkan candaan soal kemungkinan Kanada menjadi negara bagian ke-51 Amerika Serikat, yang disambut tawa oleh keduanya.
Menutup pertemuan, Trump memuji Carney sebagai “pemimpin yang kuat dan negosiator tangguh”. Ketika ditanya apa yang menghambat kesepakatan dagang, Trump menjawab singkat sambil tersenyum, “Saya juga ingin menjadi orang besar.” (BBC/Z-2)