Transformasi Rumah Sakit Jiwa di Amerika: Dari Institusi Medis ke Destinasi Menyeramkan

9 hours ago 1
 Dari Institusi Medis ke Destinasi Menyeramkan Ilustrasi Pennhurst Asylum di Pennsylvania(Meraki25)

SEORANG penggemar hal-hal gaib, Steve Roberts, tidak yakin apakah dirinya percaya pada hantu. Namun tanpa adanya penjelasan logis, ia pun tak bisa memahami apa yang terjadi di Pennhurst Asylum, bekas rumah sakit jiwa terkenal di Pennsylvania.

Pada Mei lalu, Roberts mengikuti Pennhurst Paracon, acara bagi para penggemar fenomena gaib di institusi yang ditutup sejak 1986 dan dikenal berhantu. “Aku hanya merasa misterinya menarik, misteri dari hal-hal yang tidak diketahui,” kata Roberts, warga Maryland yang datang bersama putrinya.

Di dalam gedung tua dengan dinding mengelupas dan langit-langit berlubang, mereka mendengar suara yang seolah menyebut nama “Steve.” Roberts pun panik dan segera keluar.

Menjadi Sebuah Tren

Bangunan tersebut awalnya dibuka pada 1908 dengan nama Eastern Pennsylvania Institution for the Feeble Minded and Epileptic. Namun, reputasinya memburuk akibat laporan perlakuan tidak manusiawi terhadap penghuninya. Sejak penutupan, tempat itu kini menjadi destinasi wisata kelam di Spring City, sekitar 48 kilometer dari Philadelphia. Pengunjung dapat mengikuti tur malam dan penyelidikan paranormal hingga dini hari.

Fenomena ini menjadi bagian dari tren dark tourism, wisata ke lokasi-lokasi dengan sejarah kelam atau menyeramkan. Pennhurst bukan satu-satunya. Di Wisconsin, bekas Sheboygan County Hospital for the Insane kini berubah menjadi rumah hantu musiman, sementara Eloise Psychiatric Hospital di Michigan diubah menjadi wahana wisata bertema rumah sakit jiwa.

Menurut Alyssa Hill, pemandu tur di Trans-Allegheny Lunatic Asylum, West Virginia, tempat-tempat semacam ini menarik karena menawarkan pengalaman mendebarkan di lokasi bersejarah. “Mungkin mereka belum pernah melihat hal-hal semacam itu, tetapi mereka ingin … ya, mereka ingin merasakan sensasinya,” ujarnya.

Dari Optimisme ke Ketakutan

Pada abad ke-19, rumah sakit jiwa justru dibangun dengan semangat optimisme. Menurut Jennifer Bazar dari National Museum of Psychology, banyak institusi didirikan berdasarkan keyakinan bahwa penyakit mental bisa disembuhkan dengan lingkungan yang sehat dan manusiawi. Arsitek seperti Thomas Story Kirkbride merancang bangunan dengan taman indah dan udara segar untuk mendukung pemulihan pasien.

Namun, seiring waktu, idealisme itu pudar. Kondisi rumah sakit memburuk karena kekurangan dana dan kelebihan kapasitas. Sejarawan Troy Rondinone, penulis “Nightmare Factories: The Asylum in the American Imagination”, menyebut rumah sakit jiwa berubah menjadi simbol ketakutan sosial. Budaya populer menggambarkannya sebagai tempat menyeramkan, seperti dalam kisah “The System of Doctor Tarr and Professor Fether” karya Edgar Allan Poe.

“Stigma dan ketakutan terhadap penyakit mental akhirnya berjalan beriringan dengan stigma dan ketakutan terhadap institusi itu sendiri,” kata Rondinone. Laporan jurnalis Nellie Bly dalam “Ten Days in a Madhouse” pada 1887 memperkuat citra kelam rumah sakit jiwa sebagai tempat penyiksaan, bukan penyembuhan.

Horor yang Diciptakan Sendiri

Pada 1950, lebih dari setengah juta orang tinggal di rumah sakit jiwa Amerika. Namun, reformasi hukum dan perkembangan terapi membuat banyak institusi tutup. Bangunan megah yang terbengkalai pun menjadi latar kisah horor baru.

Menurut Rondinone, banyak bangunan lama kini dijadikan rumah hantu atau lokasi tur misteri untuk menghidupkan ekonomi lokal. Meski begitu, ia mengingatkan bahwa eksploitasi citra menyeramkan bisa meremehkan penderitaan nyata para pasien di masa lalu.

“Yang paling menakutkan bukanlah hantu,” ujarnya, “melainkan bagaimana masyarakat memperlakukan orang dengan gangguan mental. Horor itu kita ciptakan sendiri.” (CNN/Z-2)

Read Entire Article
Global Food