Studi Nature Ungkap: Vaksin Kurang Efektif pada Lansia Bukan Karena Peradangan

3 hours ago 3
 Vaksin Kurang Efektif pada Lansia Bukan Karena Peradangan Ilustrasi(freepik)

SEBUAH penelitian terbaru mengungkap alasan mengapa beberapa vaksin, termasuk vaksin covid-19 dan influenza, cenderung kurang efektif pada orang lanjut usia dibandingkan pada kelompok usia muda. Hasil ini juga menantang pandangan lama tentang proses penuaan dalam sistem kekebalan tubuh.

Selama ini, ilmuwan berasumsi penurunan respons imun pada lansia disebabkan melemahnya sistem kekebalan akibat usia. Salah satu teori populer, dikenal sebagai “inflammaging”, menyebut peradangan tingkat rendah yang berlangsung kronis menjadi pemicu utama penurunan ini.

Namun, riset baru yang membandingkan sistem imun antara kelompok tua dan muda menemukan hal berbeda. Tidak ada peningkatan konsisten dalam penanda biologis peradangan seiring bertambahnya usia. Sebaliknya, proses penuaan tampaknya mengubah cara kerja sel T, yaitu sel imun penting yang membantu melatih sel B (sel darah putih) dalam memproduksi antibodi sebagai respons terhadap virus atau vaksin.

Temuan ini dipublikasikan pada 29 Oktober di jurnal Nature. Temuan ini  menunjukkan peradangan mungkin bukan faktor utama dalam proses penuaan, seperti yang selama ini diyakini.

“Kami berpendapat bahwa peradangan mungkin disebabkan oleh faktor lain yang tidak semata-mata terkait dengan usia seseorang,” kata Claire Gustafson, peneliti dari Allen Institute for Immunology dan salah satu penulis utama studi tersebut.

Pandangan Baru tentang “Inflammaging”

Ahli kesehatan lingkungan dari Columbia University, Alan Cohen, yang tidak terlibat dalam penelitian ini, menilai hasil tersebut mendukung pandangan yang lebih kompleks mengenai hubungan antara penuaan dan peradangan.

“Ide bahwa peradangan meningkat seiring usia mungkin benar pada populasi di negara industri,” ujarnya. “Namun, hal itu tidak berlaku bagi semua orang dan tidak di setiap wilayah.”

Cohen juga mengingatkan bahwa seluruh peserta penelitian berasal dari Palo Alto, California, dan Seattle, dua daerah yang sangat maju. Berdasarkan pengamatannya di Italia, Singapura, Bolivia, dan Malaysia, perbedaan kondisi lingkungan bisa memengaruhi tingkat peradangan, sehingga hasil ini belum tentu berlaku secara global.

“Saya tidak akan mengatakan penelitian ini membuktikan peradangan tidak berubah dengan usia,” ujarnya. “Namun ini menunjukkan ada populasi tertentu yang tidak menunjukkan pola seperti yang biasa diasumsikan.”

Harapan untuk Vaksin yang Lebih Efektif bagi Lansia

Gustafson dan timnya berharap temuan ini dapat membantu pengembangan vaksin yang lebih efektif untuk orang lanjut usia. Dengan memahami bagaimana sel T berubah akibat usia, bukan karena peradangan, ilmuwan dapat merancang vaksin atau terapi yang mengimbangi perubahan sistem imun pada masa tua.

Cohen menambahkan bahwa perubahan signifikan dalam sistem kekebalan biasanya terjadi setelah usia 65 tahun. “Jika tidak terlihat perubahan antara usia 25–35 dan 55–65, mungkin karena usia peserta belum cukup tua untuk menunjukkan perbedaan besar,” ujarnya.

Meski masih perlu penelitian lebih lanjut, hasil studi ini membuka arah baru bagi ilmu imunologi dan dapat membantu melindungi populasi lansia secara lebih efektif di masa depan. (Live Science/Z-2)

Read Entire Article
Global Food