Setelah 2 Dekade, Kreator Assassin’s Creed Pamit dari Ubisoft

4 hours ago 2
Setelah 2 Dekade, Kreator Assassin’s Creed Pamit dari Ubisoft Kreator Assasin's Creed Marc-Alexis Côté mundur dari Ubisoft.(Linkedin/Marc-Alexis Côté)

Marc-Alexis Cote, otak kreatif di balik kejayaan Assassin’s Creed, resmi meninggalkan Ubisoft setelah lebih dari dua dekade berkarya. Keputusan mengejutkan ini datang hanya dua minggu setelah waralaba legendaris itu berpindah ke bawah bendera Vantage Studios, unit baru yang 25% sahamnya dimiliki raksasa teknologi asal Tiongkok, Tencent.

Menurut laporan IGN, kabar perpisahan ini disampaikan melalui email internal kepada karyawan Ubisoft. Dalam pesan itu dijelaskan pentingnya keselarasan visi antara pimpinan Vantage Studios dan arah strategis perusahaan. Cote sempat ditawari posisi di tim eksekutif Vantage, namun ia menolak.

Christophe Derennes, co-CEO Vantage Studios, mengaku kecewa atas keputusan tersebut.

“Marc memiliki ekspektasi dan prioritas pribadi terhadap masa depan Vantage yang tak sepenuhnya sejalan dengan kami,” ujarnya.

Ubisoft sendiri mengonfirmasi kepergian ini dalam pernyataan resmi.

“Setelah restrukturisasi besar yang diumumkan pada Maret 2025, Marc-Alexis Cote memilih untuk menempuh jalur baru di luar Ubisoft,” ujar juru bicara perusahaan kepada IGN.

“Kami sedih melihatnya pergi, namun yakin tim kami akan melanjutkan fondasi kuat yang telah ia bangun.”

Dua Dekade Perjalanan dan Warisan Kreatif

Dikenal dengan sapaan “Mac”, Cote bergabung dengan Ubisoft pada 2005 sebagai software engineer. Ia menanjak cepat, menjadi lead engine programmer di Prince of Persia: The Forgotten Sands, lalu bergabung dengan tim Assassin’s Creed: Brotherhood sebagai lead level designer.

Kariernya terus melesat hingga menjadi game director untuk Assassin’s Creed III, lalu creative director di beberapa proyek Ubisoft Quebec seperti Freedom Cry (DLC Black Flag), Syndicate, dan Odyssey di mana ia menjabat senior producer.

Pada 2022, saat Ubisoft tengah mengembangkan Assassin’s Creed Shadows dan menyatukan semesta lewat Animus Hub (saat itu disebut Assassin’s Creed Infinity), Cote dipercaya memimpin proyek. Ia dikenal karena visinya yang ambisius, membangun peta jalan ala Marvel untuk masa depan waralaba ini, termasuk proyek misterius Assassin’s Creed Hexe yang masih tanpa jadwal rilis.

Pemimpin Visioner yang tak Takut Berbeda

Nama Cote makin disorot pada Desember lalu, saat Assassin’s Creed Shadows menuai kontroversi karena menampilkan protagonis samurai kulit hitam bernama Yasuke. Dalam pidatonya di ajang BAFTA, Cote membela timnya dengan tegas:

Assassin’s Creed selalu tentang menjelajahi seluruh spektrum sejarah manusia. Sejarah itu beragam,  dan kesetiaan terhadap sejarah berarti merangkul keberagaman manusia, tanpa kompromi.”

Bayang-Bayang Proyek yang Dibatalkan

Kepergian Cote bertepatan dengan kabar bahwa Ubisoft membatalkan proyek Assassin’s Creed berlatar pasca-Perang Saudara Amerika Serikat, yang disebut-sebut menampilkan mantan budak kulit hitam sebagai protagonis melawan kelompok Ku Klux Klan.

Proyek yang dikerjakan Ubisoft Quebec ini dihentikan pertengahan 2024 karena kekhawatiran terhadap situasi politik di AS, sebuah keputusan yang disebut banyak pihak sebagai langkah konservatif dari publisher Prancis tersebut.

Marc-Alexis Cote meninggalkan Ubisoft dengan warisan yang tak ternilai: dua dekade inovasi, keberanian naratif, dan visi yang membentuk Assassin’s Creed menjadi salah satu waralaba paling berpengaruh di dunia game modern. (Z-10)

Read Entire Article
Global Food