
QATAR mengecam dan menolak tuduhan bahwa mereka melakukan ‘pembayaran finansial’ untuk melemahkan upaya Mesir dan mediator dalam perundingan antara Hamas dan Israel untuk gencatan senjata di Jalur Gaza.
"Negara Qatar mengutuk keras pernyataan yang diterbitkan oleh beberapa jurnalis dan media yang menuduh Qatar telah melakukan pembayaran finansial untuk melemahkan upaya Mesir atau mediator mana pun yang terlibat dalam negosiasi yang sedang berlangsung antara Hamas dan Israel," kata Kantor Media Internasional Qatar dalam sebuah pernyataan seperti dilansir Anadolu, Jumat (4/4).
Pernyataan itu menegaskan bahwa tuduhan-tuduhan tersebut tidak berdasar dan hanya melayani agenda pihak-pihak yang ingin menyabotase upaya mediasi dan merusak hubungan antarnegara.
"Tuduhan tersebut merupakan perkembangan baru dalam kampanye misinformasi yang berupaya mengalihkan perhatian dari penderitaan kemanusiaan dan mengabadikan politisasi perang," tambah pernyataan itu.
Qatar menekankan tetap berkomitmen pada peran kemanusiaan dan diplomatiknya sebagai mediator antara pihak-pihak terkait untuk mengakhiri perang yang menghancurkan di Gaza, dan bekerja sama erat dengan Mesir dalam upaya untuk mencapai gencatan senjata yang langgeng dan melindungi kehidupan warga sipil.
“Negara Qatar memuji peran penting Mesir dalam masalah kritis ini, karena kedua pihak terlibat dalam kerja sama dan koordinasi harian untuk memastikan keberhasilan upaya mediasi bersama yang bertujuan untuk mencapai stabilitas regional," lanjut pernyataan tersebut.
Sebelumnya, media Israel melaporkan tuduhan bahwa penasihat di kantor Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menerima dana dari Qatar sebagai imbalan untuk menyebarkan informasi yang melemahkan peran Mesir dalam memediasi antara Hamas dan Israel, sambil mengapresiasi upaya Qatar.
Pengadilan Israel memperpanjang penahanan dua ajudan Netanyahu selama satu hari lagi akibat dugaan menerima uang dari Qatar untuk mempromosikan citranya sebagai mediator di media Israel.
Lembaga penyiaran publik Israel, KAN, mengatakan Pengadilan Magistrat Rishon LeZion setuju untuk memperpanjang penangkapan Jonatan Urich dan Eli Feldstein selama 24 jam tambahan, menolak permintaan polisi untuk memperpanjangnya tujuh hari.
KAN mengatakan penyelidikan mengungkap perbedaan dalam kesaksian para tersangka dalam kasus yang dijuluki oleh media Israel sebagai ‘Qatargate’.
Penyiar melaporkan bahwa salah satu dari dua ajudan itu berbohong selama interogasi, tanpa mengidentifikasi ajudan itu.
Pada Rabu, Netanyahu mengecam penyelidikan terhadap para pembantunya sebagai sesuatu yang memalukan.
Pemimpin Redaksi Jerusalem Post Zvika Klein dibebaskan dari tahanan rumah pada Kamis setelah ia diinterogasi mengenai hubungannya dengan kasus tersebut bersama kedua ajudannya.
Jaksa Agung Gali Baharav-Miara mengatakan bahwa dua wartawan lainnya berpotensi diperiksa dalam kasus tersebut. (Fer)