Peringatan Dua Tahun 7 Oktober: Israel Berkabung, Negosiasi Gencatan Senjata Gaza di Mesir Buntu

1 week ago 12
 Israel Berkabung, Negosiasi Gencatan Senjata Gaza di Mesir Buntu Rakyat Israel memperingati dua tahun serangan Hamas 7 Oktober 2023. Sementara perundingan gencatan senjata di Sharm el-Sheikh tersendat. (AFP)

RAKYAT Israel berkumpul di seluruh negeri untuk menandai dua tahun sejak serangan mematikan yang dipimpin Hamas pada 7 Oktober 2023, hari paling mematikan bagi Yahudi sejak Holocaust. Momen peringatan ini datang di tengah berlanjutnya negosiasi sengit di Mesir yang bertujuan mengakhiri perang di Gaza.

Serangan dua tahun lalu itu menewaskan lebih dari 1.200 orang dan menculik 251 lainnya sebagai sandera. Sebagai balasannya, Israel melancarkan serangan militer ke Gaza yang, menurut Kementerian Kesehatan yang dikelola Hamas (yang datanya dianggap kredibel oleh PBB), telah menewaskan lebih dari 67.000 orang.

Janji Netanyahu dan Desakan Global

Meskipun Pemerintah Israel menunda upacara resmi hingga 16 Oktober, acara peringatan berlangsung di seluruh negeri. Dalam sebuah upacara yang disiarkan di seluruh saluran televisi Israel, keluarga korban tewas berkumpul untuk mengenang.

Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menegaskan di balik "rasa sakit yang luar biasa," Israel menunjukkan "ketahanan yang ajaib." Ia bersumpah untuk mencapai "semua tujuan perang: pembebasan semua yang diculik, penghapusan rezim Hamas, dan janji bahwa Gaza tidak akan lagi menjadi ancaman bagi Israel."

Di sisi lain, Sekretaris Jenderal PBB, António Guterres, mengenang "kengerian hari yang gelap itu akan selamanya terpatri dalam ingatan kita semua." Ia juga mendesak semua pihak untuk menyepakati rencana perdamaian yang diajukan oleh Presiden AS, Donald Trump, menggambarkannya sebagai "peluang bersejarah" untuk mengakhiri konflik.

Di Tel Aviv, sentimen publik jelas. Di Hostages Square, warga dan keluarga sandera menyatakan "sampai semua sandera kembali, tidak ada dari kita yang akan merasa aman." Jajak pendapat konsisten menunjukkan sekitar 70% warga Israel kini mendukung diakhirinya perang sebagai pertukaran untuk pembebasan sandera. Israel menyatakan 48 sandera masih dalam tawanan di Gaza, dan 20 di antaranya diyakini masih hidup.

Negosiasi di Mesir Masih Buntu

Sementara peringatan berlangsung, tim negosiasi Israel dan Hamas bertemu di resor Laut Merah Mesir, Sharm el-Sheikh, untuk hari kedua perundingan tidak langsung mengenai persyaratan gencatan senjata.

Seorang pejabat Palestina yang akrab dengan negosiasi tersebut mengatakan kepada BBC bahwa pembicaraan itu "sulit dan belum menghasilkan terobosan nyata." Poin-poin utama yang menjadi fokus meliputi: gencatan senjata permanen, pertukaran sandera dengan tahanan Palestina, penarikan penuh pasukan Israel dari Gaza, pengaturan bantuan kemanusiaan, dan tata kelola pasca-perang.

Ketidaksepakatan utama muncul terkait peta penarikan pasukan Israel dari Gaza yang diusulkan dan jaminan yang diinginkan Hamas untuk memastikan Israel tidak melanjutkan pertempuran setelah fase pertama kesepakatan.

Negosiator Presiden Trump, Steve Witkoff dan Jared Kushner, dijadwalkan tiba di Mesir pada hari Rabu, menunjukkan komitmen Washington dalam menengahi kesepakatan yang, menurut Presiden Trump, berpotensi menjadi "kesepakatan yang bertahan lama."

Penderitaan di Gaza Tak Terbendung

Di tengah perundingan yang tersendat, serangan udara dan artileri Israel terus membombardir wilayah Gaza, dengan laporan intensif di berbagai lingkungan Gaza City. Suara dentuman serangan masih terdengar hingga beberapa kilometer dari lokasi festival Nova yang menjadi target serangan Hamas dua tahun lalu.

Di Gaza, warga sipil hidup dalam ketakutan yang tak henti. Emaan al-Wahidi, seorang warga Gaza City yang mengungsi, menggambarkan bagaimana "ketakutan datang bersamanya" saat malam tiba.

Kondisi kemanusiaan di Gaza semakin kritis. Kementerian Kesehatan Gaza melaporkan bahwa 25 dari 38 rumah sakit tidak berfungsi, dan 13 sisanya beroperasi secara terbatas. Juru bicara UNICEF, James Elder, menceritakan kondisi mengerikan di Rumah Sakit Nasser, di mana ibu dan anak-anak yang terluka harus "berbaris di lantai koridor," dan bayi prematur harus berbagi tempat tidur atau sumber oksigen. "Ini adalah tingkat keputusasaan yang kini dialami para ibu," ujarnya.

Meskipun Israel melaporkan peluncuran roket dari Gaza Utara ke Israel pada pagi hari, perhatian utama dunia tetap terfokus pada upaya mediasi yang berjuang keras untuk menemukan titik temu dan mengakhiri konflik yang telah menelan puluhan ribu korban jiwa ini. (BBC/Z-2)

Read Entire Article
Global Food