Pahlawan Kebersihan Rela Tinggalkan Keluarga Demi Lebaran yang Bersih 

6 days ago 17
Situs Info Pagi Tepat Terbaru
Pahlawan Kebersihan Rela Tinggalkan Keluarga Demi Lebaran yang Bersih  Petugas kebersihan Kota Bandung tetap tersenyum menjaga kebersihan kota di Hari Raya Idul Fitri.(MI/Dok Diskominfo Kota Bandung)

SAAT fajar mulai menyingsing, Nurlaelasari sudah bersiap dengan sapu di tangan. Perempuan asal Kecamatan Cibeunying Kota Bandung Jawa Barat (Jabar) ini adalah salah satu petugas kebersihan yang setiap hari turun ke jalan, memastikan kota tetap bersih dan nyaman. 

Sudah enam tahun ia mengabdikan diri sebagai penyapu jalan di bawah Dinas Lingkungan Hidup (DLH). 

Rutinitasnya dimulai dari titik kerja yang telah ditentukan. Tanpa banyak bicara, ia langsung mengayunkan sapunya, menyapu dedaunan kering dan sampah yang berserakan di trotoar. 

"Kalau lagi rontok daunnya banyak, bisa sampai lima jam nyapu," ujar Laela.

Namun, bukan hanya lelah yang ia rasakan. Ada kebanggaan dalam setiap ayunan sapunya. 

"Kalau Kota Bandung bersih, rasanya senang. Bikin betah," ungkap Laela dengan wajah sumringah.

Tetapi di balik pekerjaannya yang mulia, ada pengorbanan besar yang harus ia jalani, terutama di setiap momen Hari Raya Idul Fitri. 

Tahun ini, dirinya beruntung mendapat libur di hari pertama, tetapi di tahun-tahun sebelumnya, ia pernah harus tetap bertugas di hari yang fitri. 

"Ada haru, ada sedih. Malam takbiran, orang kumpul keluarga, saya di jalan. Tapi alhamdulillah, ada teman-teman yang sama-sama di sini, jadi tetap ada kebersamaan," tutur Laela.

Tidak hanya Laela, Haji Sapar, petugas kebersihan dari tim Taktiss, juga berbagi cerita serupa. Empat tahun ia menyapu jalanan, mengawal kebersihan kota dengan sepenuh hati. 

"Kadang suka ada yang buang sampah sembarangan, saya tegur. Tapi ada yang dengerin, ada juga yang cuek. Kalau ada yang menghargai kerja kami, rasanya senang. Setidaknya, ada yang sadar betapa pentingnya kebersihan," terang Sapar.

Di balik pekerjaannya, Sapar juga harus melewati momen-momen sulit. Setiap malam takbiran, saat takbir berkumandang di seluruh penjuru kota, ia tetap berada di jalanan, membersihkan sisa-sisa perayaan. 

"Malam takbiran kerja, pagi Lebaran juga masih kerja. Pulang sebentar, lalu lanjut piket lagi," cerita Sapar.

Bagi keluarga Sapar, ini sudah menjadi hal yang biasa, meski tetap ada rasa sedih karena tidak bisa berkumpul penuh di hari istimewa. Namun, tugas mulia menjaga kebersihan kota Bandung menjadi motivasinya.

Adi, petugas kebersihan dari Dago, juga punya cerita perjuangan yang tak kalah menginspirasi. Dari GOR Citra hingga Widyatama, setiap sudut jalannya ia jaga dengan penuh dedikasi. Setiap hari harus siap dengan sapu dan pengki, membersihkan area yang sudah ditentukan. Apalagi saat musim kemarau dan banyak daun rontok, pekerjaan jadi lebih berat. 

"Meski begitu, saya tetap menjalaninya dengan penuh semangat. Sukanya, bisa bikin Bandung bersih. Dukanya, pas hari  Lebaran orang kumpul sama keluarga, saya tetap kerja. Tapi, ini tugas mulia," lanjut Adi dengan bangga. 

Adi ingat pernah mendapat apresiasi dari warga yang lewat dan memberikan sekadar ucapan terima kasih atau makanan ringan. Hal kecil seperti itu sudah bikin hati hangat.

Sebagai petugas kebersihan, mereka berkomitmen menjaga kebersihan kota, namun menjaga kebersihan bukan hanya tugas mereka, tapi juga tanggung jawab bersama. 

"Warga Bandung, mari kita jaga kota kita. Jangan buang sampah sembarangan, hargai usaha kami," pesan mereka.

Saat kebanyakan orang menikmati momen kebersamaan di hari raya, mereka tetap menjalankan tugasnya, menjaga Kota Bandung tetap bersih dan nyaman. (Z-1)

Read Entire Article
Global Food