
KEANEKARAGAMAN hayati di kampus IPB Dramaga kembali terkonfirmasi lewat temuan terbaru: hingga 2025 tercatat ada 128 spesies kupu-kupu.
Data ini menunjukkan bahwa kawasan kampus IPB University tidak hanya berfungsi sebagai pusat pendidikan dan penelitian, tetapi juga menjadi habitat utama bagi satwa penyerbuk sekaligus indikator kesehatan ekosistem.
Beberapa jenis spesies kupu-kupu di antaranya Graphium agamemnon, Graphium sarpedon, Losaria coon, Pachliopta aristolochiae, Papilio demoleus, dan Papilio memnon.
Dosen Konservasi Sumber Daya Hutan dan Ekowisata (KSHE) IPB University, Dr Abdul Haris Mustari menjelaskan bahwa setiap jenis kupu-kupu membutuhkan tumbuhan pakan dan inang untuk meletakkan telurnya yang spesifik (plant specific).
MI/HO--Dosen Konservasi Sumber Daya Hutan dan Ekowisata (KSHE) IPB University, Dr Abdul Haris Mustari
"Karena itu, keanekaragaman jenis kupu-kupu sangat dipengaruhi oleh keanekaragaman tumbuhan di suatu kawasan," jelasnya.
Lebih lanjut, ia menyebutkan bahwa umumnya kupu-kupu menyukai tumbuhan dari famili jeruk-jerukan (Rutaceae).
Namun, tumbuhan lain seperti kembang sepatu, soka, tembelekan, pacing, harendong, bunga kamboja, melati, bunga kupu-kupu, kaliandra, bungur, hingga jakaranda juga menjadi favorit bagi berbagai jenis kupu-kupu.
"Kunci meningkatkan keanekaragaman kupu-kupu adalah memperbanyak jenis tumbuhan berbunga yang disukai," tambah Mustari.
Keberadaan kupu-kupu yang melimpah, menurutnya, menunjukkan ekosistem yang sehat dan biodiversitas tumbuhan yang tinggi.
Kampus IPB University memiliki berbagai tipe habitat dengan ragam tumbuhan pakan, sehingga kawasan ini dihuni kupu-kupu dalam jumlah besar.
"Lingkungan kampus yang hijau dan asri mendukung siklus hidup kupu-kupu, meski sebagian besar hanya berlangsung beberapa hari hingga beberapa minggu. Beberapa jenis seperti kupu-kupu sayap burung (Ornithoptera) bisa hidup 2–3 bulan," ujarnya.
Fenomena menarik lainnya adalah keberadaan spesies kupu-kupu yang terkadang dianggap hilang, namun muncul kembali pada tahun tertentu.
Hal ini, menurut Mustari, sangat dipengaruhi ketersediaan tumbuhan pakan. Jika sumber pakan berkurang, populasi kupu-kupu pun menurun bahkan menghilang sementara, lalu dapat kembali saat kondisi lingkungan mendukung.
"Kupu-kupu merupakan indikator kesehatan lingkungan. Semakin beragam jenis kupu-kupu yang ditemukan, semakin sehat pula ekosistem yang menopangnya," tegas Mustari.
Ia menambahkan, keberadaan 128 spesies kupu-kupu di IPB University menjadi bukti nyata bahwa kampus ini memiliki biodiversitas tumbuhan yang kaya, sekaligus menjaga fungsi ekologis sebagai kawasan hijau yang berkelanjutan. (Z-1)