Langkah Tepat Lakukan CPR, Pertolongan Pertama saat Jantung Berhenti Berdetak

3 hours ago 1
Langkah Tepat Lakukan CPR, Pertolongan Pertama saat Jantung Berhenti Berdetak Dokter spesialis jantung dan pembulu darah, Sebastian Manurung saat memberi contoh teknik Resutasi Jantung Paru (CPR).(MI/Abi Rama)

KETIKA seseorang tiba-tiba tergeletak tanpa sadar, waktu menjadi hal yang paling berharga. Setiap detik yang terbuang bisa mengurangi peluang hidup korban. Karena itu, pengetahuan tentang CPR (Cardiopulmonary Resuscitation) atau Bantuan Hidup Dasar (BHD) sangat penting dimiliki oleh siapa pun, bukan hanya tenaga medis.

Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah, Sebastian Manurung, menjelaskan langkah-langkah praktis yang bisa dilakukan masyarakat awam ketika menemui seseorang yang diduga mengalami henti jantung.

1. Cek Kesadaran Korban

Langkah pertama adalah memberi hentakan keras atau rangsangan nyeri untuk memastikan korban sadar atau tidak.

“Panggil dengan suara keras, misalnya ‘Pak, bangun, Pak!’ sambil menepuk bahu korban. Kalau perlu, berikan rangsangan nyeri ringan seperti mencubit,” jelas dr. Sebastian saat menjelaskan cara CPR di Jakarta, Kamis (6/11).

2. Periksa Nadi di Leher

Jika korban tidak merespons, langkah selanjutnya adalah meraba nadi di bagian leher atau arteri karotis selama tidak lebih dari 10 detik.
Nadi dapat diraba di sisi kanan atau kiri jakun. Untuk perempuan, disarankan untuk fokus pada area tenggorokan bagian samping karena tidak memiliki jakun yang menonjol. Jika nadi tidak teraba, ini menandakan jantung korban telah berhenti berdetak, dan tindakan CPR harus segera dilakukan.

3. Lakukan CPR (Kompresi Dada)

Dr. Sebastian menekankan bahwa untuk masyarakat awam, cukup lakukan kompresi dada tanpa napas buatan (mouth to mouth).

Cara Melakukan CPR:

Pastikan korban berada di permukaan yang keras, bukan kasur atau sofa. Hal ini bertujuan untuk memberikan hentakan kembali (recoil) setelah dada ditekan. Jika korban ada di tempat empuk, tenaga yang digunakan akan lebih besar, membuat penolong cepat lelah.

Letakkan tumit telapak tangan di bagian bawah tulang dada, kira-kira dua hingga tiga jari di atas ujung tulang dada yang berbentuk seperti pedang kecil (tulang xifoideus).

Letakkan tangan satunya di atas tangan pertama, lalu tekan kuat dan dalam dengan posisi lengan tegak lurus.

Pastikan dada korban mengembang kembali setelah setiap tekanan agar jantung bisa kembali terisi darah sebelum ditekan lagi.

Setelah 30 kali tekanan, periksa kembali kesadaran atau pernapasan korban. Jika belum ada tanda-tanda kehidupan, lanjutkan kompresi tanpa henti.

4. Lakukan Terus tanpa Henti sampai Pertolongan Datang

Sambil melakukan kompresi, minta orang lain untuk menghubungi layanan darurat seperti 112 atau 119. Lakukan CPR tanpa henti hingga bantuan medis tiba atau korban menunjukkan tanda-tanda kehidupan.

5. Jangan Membuang Waktu dengan Mencoba Memberi Minum pada Korban

Mencoba menolong korban dengan menawarkan minum sama sekali tidak dianjurkan, karena hal ini dapat membuang waktu yang sangat berharga. Fokuskan upaya pada pemompaan darah menggunakan teknik CPR.

“Banyak orang, terutama yang melihat di video-video TikTok, justru memberi minum atau membuka baju korban. Itu adalah tindakan yang membuang waktu,” ujar dr. Sebastian.

Kenapa Penting Masyarakat Tahu CPR?

Kesadaran masyarakat untuk memahami CPR masih rendah. Padahal, menurut data medis, peluang hidup korban henti jantung bisa meningkat dua hingga tiga kali lipat jika CPR dilakukan segera sebelum tenaga medis datang.

“Sering kali orang hanya menonton atau merekam kejadian, padahal tindakan sederhana ini bisa jadi penentu hidup dan mati,” ujar dr. Sebastian. (Z-10)

Read Entire Article
Global Food