Laba Bersih BTPN Syariah Semester I Capai Rp644 Miliar

4 hours ago 2
Laba Bersih BTPN Syariah Semester I Capai Rp644 Miliar Kinerja keuangan meningkat ditopang strategi dalam menjaga kualitas pembiayaan melalui pendampingan.(DOK BTPN SYARIAH)

PADA semester pertama 2025, BTPN Syariah mencatatkan laba bersih sebesar Rp644 miliar atau tumbuh 16,6% secara tahunan dengan penyaluran pembiayaan mencapai Rp10,14 triliun.

Rasio keuangan bank juga tetap kuat dengan return on asset/RoA (kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih dari seluruh aset yang dimiliki) sebesar 7,6% dan capital adequacy ratio/CAR (rasio kecukupan modal) sebesar 54,5%, jauh di atas rata-rata industri.

"Pertumbuhan laba ini merupakan cerminan membaiknya kualitas pembiayaan yang ditopang perilaku unggul nasabah," kata Direktur BTPN Syariah Fachmy Achmad dalam diskusi bersama pimpinan media massa di Jakarta, Jumat (24/7).

Kinerja keuangan yang terus menunjukkan tren positif tersebut ditopang strategi dalam menjaga kualitas pembiayaan melalui pendampingan intensif dan program apresiasi kepada nasabah sehingga mendorong pertumbuhan laba bersih.

Menurut Fachmy, selain memberikan pendampingan intensif, pihaknya juga memberikan apresiasi terhadap kedisiplinan nasabah dengan memberikan insentif bagi individu yang memiliki kehadiran pembayaran lancar, reward bagi sentra-sentra terpilih, dan juga Program Umrah Satu Pesawat.

Tahun ini, jumlah sentra yang diberangkatkan dalam Program Umrah Satu Pesawat meningkat menjadi 18 sentra dari sebelumnya yang hanya 10 sentra di 2024.

Bank secara konsisten membangun empat perilaku unggul nasabah, yakni berani berusaha, disiplin, kerja keras, dan saling bantu (BDKS) agar mereka dapat tumbuh, bertahan, dan berkembang dalam berbagai situasi.

"Berbagai apresiasi merupakan komitmen kami untuk mewujudkan niat baik lebih cepat bagi nasabah sekaligus memotivasi mereka untuk terus disiplin dalam menjalankan empat perilaku unggul, serta diharapkan menjadi inspirasi sentra-sentra lain di pelosok negeri. Ke depan, bank berupaya memberikan apresiasi dan insentif menarik bagi jutaan nasabah" ujar Fachmy.

Pendalaman Pasar

Sebelumnya, Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae  mendorong pendalaman pasar keuangan syariah untuk meningkatkan inklusi keuangan di Indonesia.

Berdasarkan Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SLIK) 2025 yang dilakukan OJK dan BPS tercatat tingkat inklusi keuangan secara keseluruhan dan konvensional lebih tinggi dibandingkan dengan tingkat literasi.

Sebaliknya, tingkat literasi keuangan syariah lebih tinggi dibandingkan
tingkat inklusi yang masing-masing 43,42% dan 13,41%.

"Saya mengistilahkan sebagai good problem di mana gap yang terjadi menunjukkan telah tersedianya demand terhadap keuangan syariah. Namun, perlu didukung dengan akses keuangan memadai. Oleh karena itu, diperlukan upaya pendalaman pasar keuangan syariah dan lebih bagi perbankan syariah," ungkap Dian Ediana.

Pendalaman tidak hanya mencakup perluasan akses dan inklusi keuangan tetapi juga perlu diiringi percepatan digitalisasi layanan serta inovasi produk yang adaptif terhadap kebutuhan.

"Perbankan syariah dapat memperkuat daya saing, meningkatkan efisiensi operasional, dan memberikan kontribusi lebih signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi nasional berkelanjutan dan berkeadilan," tandas Dian Ediana. (I-3)

Read Entire Article
Global Food