Ilustrasi(Dok Istimewa)
DALAM rangka Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) Universitas Prasetiya Mulya (Prasmul) kawasan BSD,Tangsel,menggelar kegiatan penyuluhan terkait edukasi manajemen bisnis dan pangan aman bagi UMKM. Bertajuk Sinergi Manajemen dan Keamanan Pangan
Menuju UMK Unggul,kegiatan dihadiri kalangan UMKM berkolaborasi bersama BPOM Tangerang 2025.
Ketua PkM Prasmul Dwining Putri Elfriede, MP,mengutarakan acara ini salah satu bentuk pengabdian dosen Prasmul melalui dana hibah dari Direktorat Riset Publikasi dan Pengabdian untuk Masyarakat Prasmul. "Kemudian kami mencari mitra yang cocok bekerjasama yang sesuai yakni dengan BPOM Tangerang," ungkap Dwining.
Jika BPOM mengulas tentang regulasi,Prasmul memberikan materi tentang manajemen bisnis juga edukasi pangan. "Harapannya supaya UMKM bisa berdaya saing mampu menguasai manajemen bisnisnya dengan baik, tidak cuma daftarkan regulasinya saja," ungkap Dwining yang juga dosen Food Bisnis Teknologi Prasmul.
Dosen Prasmul Dr Teguh Endaryono dalam paparannya mengutarakan pentingnya manajemen bisnis dalam berusaha sekaligus strategi penjualan bagi UMKM.
Dalam berbisnis atau berusaha sangat penting mematok tujuan." Nah,diantara yanh terpenting dari tujuan adalah meraih profit atau keuntungan kita dalam berbisnis sebagai upaya keberlanjutan usaha juga sumber daya usaha kita," kata Teguh.
Pelaku UMKM ,hemat Teguh juga seorang entrepreneur yakni sosok yang kreatif mencari peluang dalam berusaha. "Mahasiswa kami di Prasmul sebanyak 90-95 persen bercita cita menjadi pebisnis atau entrepreneur," cetusnya seraya mencontohkan UMKM Kopi Tuku yang sedang populer dipelopori mahasiswa Prasmul.
Begitupun Sate Taichan yang kini populer dipelopori mahasiswa Prasmul yang melancong hingga ke Tiongkok membawa resep hingga booming tahun 2015.
Tidak kalah penting pula,kata Teguh mencermati perilaku konsumen dalam melihat peluang bisnis. "Kalangan muda dengan life style nya dan yang nge trend bisa menjadi peluang bisnis.Begitupun perilaku konsumen generasi Z dan generasi alfa patut dipantau terus," tukas Teguh.
Narasumber lainnya, Andry Adiwinarso yang sedang menempuh kuliah S3 Prasmul membahas tentang sistem rantai dingin, prosedur inspeksi mutu, dan kendala yang sering dihadapi dalam distribusi makanan beku maupun dingin.
Dijelaskan Andri pentingnya manajemen limbah, mulai dari audit, segregasi, pencegahan, penyimpanan, hingga transportasi dan pemantauan berkelanjutan. Selain itu, pakar logistik ini menyoroti strategi penjualan B2B untuk sektor hotel, restoran, dan kafe yang menuntut standar tinggi, harga kompetitif, dan proses inspeksi ketat.
Pedoman Prroduksi Pangan Olahan
Sementara itu, narasumber dari BPOM, Clara Diana Setyawati, PFM Ahli Muda Balai POM di Tangerang membahas tentang Cara Produksi Pangan Olahan yang Baik atau CPPOB, yang merupakan pedoman untuk memproduksi Pangan Olahan yang aman, bermutu, dan layak dikonsumsi oleh masyarakat umum. Hal tersebut disebutkan dalam Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) no 11 tahun 2014.
CPPOB ini dikenal juga sebagai GMP, atau Good Manufacturing Practices, yang digunakan sebagai acuan dalam industri pengolahan pangan dalam mengawasi mutu keamanan pangan olahan.
Hemat dia, CPPOB dirancang oleh BPOM sebagai guidance bagi pelaku bisnis agar melakukan pengolahan produk yang baik dan sesuai standar yang telah ditentukan di wilayah Indonesia. "Guna memperoleh izin edar dari BPOM, pelaku bisnis perlu memahami CPPOB agar produknya dapat lulus uji,"ujar Clara.
"Kita perlu siapkan dokumen di dalam CPPOB dokumennya secara praktisnya ada lima yakni peta lokasi, denah bangunan, panduan mutu, deskripsi pangan dan alur proses.Namun dalam panduan mutu membutuhkan banyak persyaratan dan ketentuan yang mesti dipenuhi," lanjut Clara.
Ia mencontohkan mulai dari bahan baku, proses penerimaan, pengawasan mutu, kemudian proses prosedurnya, proses produksi dan lain lain. Tahap berikutnya adalah proses registrasi berupa registrasi akun dan registrasi produk,"pungkas Clara.(H-2)

2 weeks ago
15
















































