Israel Batasi Bantuan ke Gaza, Gencatan Senjata Mulai Renggang

4 days ago 6
Israel Batasi Bantuan ke Gaza, Gencatan Senjata Mulai Renggang Israel memangkas separuh bantuan kemanusiaan ke Gaza dan menunda pembukaan perbatasan Rafah dengan Mesir. (OCHA)

GENCATAN senjata rapuh di Jalur Gaza menghadapi ujian pertama pada Selasa (15/10).  Setelah Israel mengumumkan pemangkasan separuh aliran bantuan kemanusiaan dan penundaan pembukaan perbatasan Rafah dengan Mesir. Keputusan itu diambil karena Hamas dianggap terlambat menyerahkan jenazah para sandera.

Hamas pada malam hari menyerahkan empat jenazah sandera kepada Palang Merah Internasional (ICRC). Total delapan jenazah dikembalikan sejak gencatan senjata yang dimediasi Amerika Serikat mulai berlaku. Masih ada 20 jenazah lain yang belum ditemukan. Kelompok tersebut mengatakan menghadapi kesulitan karena sebagian lokasi pemakaman belum teridentifikasi.

Palang Merah memperingatkan proses pencarian jenazah di tengah reruntuhan Gaza adalah “tantangan besar” dan bisa memakan waktu berhari-hari bahkan berminggu-minggu. Namun Israel menuduh Hamas sengaja menunda-nunda. Pemerintah Israel pun memangkas jumlah truk bantuan yang boleh masuk menjadi 300 per hari dan menunda pembukaan perbatasan Rafah. Keduanya melanggar kesepakatan gencatan senjata yang ditengahi Donald Trump.

Perjanjian itu sebelumnya menghasilkan pembebasan 20 sandera hidup oleh Hamas, pembebasan hampir 2.000 tahanan Palestina, dan penarikan sebagian pasukan Israel dari Gaza. Trump mendesak Hamas segera menyerahkan seluruh jenazah, menyebutnya sebagai syarat penting “fase dua” rencana perdamaian. “Beban besar telah terangkat, tetapi pekerjaan BELUM SELESAI. YANG GUGUR BELUM DIKEMBALIKAN, SEPERTI YANG DIJANJIKAN!” tulis Trump di media sosialnya.

Kekerasan Kembali Muncul

Meski perayaan sempat terjadi pada Senin, ketegangan meningkat sepanjang hari berikutnya. Pasukan Israel menembaki warga sipil yang mendekati posisi mereka di dua lokasi berbeda, menewaskan enam orang, menurut laporan otoritas Gaza. Militer Israel menyebut para korban sebagai “tersangka” yang dianggap mengancam.

Hamas menuduh Israel melanggar kesepakatan gencatan senjata. “Israel mencoba menghindar dari komitmennya terhadap para mediator,” kata juru bicara Hamas, Hazem Qassem.

Krisis Kemanusiaan dan Tantangan Rekonstruksi

Penundaan pembukaan Rafah membuat bantuan kemanusiaan tersendat. PBB menyebut pasokan makanan, obat, dan tenda yang masuk masih sangat terbatas. “Kami tidak melihat perubahan signifikan di lapangan. Di wilayah utara terutama, kami butuh segalanya, air, layanan medis, tenda,” ujar Amjad al-Shawa dari Jaringan LSM Palestina.

Sementara itu, upaya pembentukan otoritas transisi Gaza dan pasukan stabilisasi multinasional tengah disiapkan. Menteri Luar Negeri Mesir Badr Abdelatty mengatakan 15 teknokrat Palestina telah dipilih untuk mengelola Gaza, disetujui oleh semua faksi termasuk Hamas.

PBB, Uni Eropa, dan Bank Dunia memperkirakan biaya rekonstruksi Gaza mencapai 70 miliar dolar AS, dengan sekitar 55 juta ton puing tersebar di seluruh wilayah. (The Guardian/Z-2)

Read Entire Article
Global Food