Ini Tanda Penderita Obesitas Sudah Perlu Bantuan Medis

6 hours ago 2
Ini Tanda Penderita Obesitas Sudah Perlu Bantuan Medis Ilustrasi(Freepik)

DOKTER Penyakit Dalam Konsultan Endokrinologi Metabolik dan Diabetes dr. Waluyo Dwi Cahyono, SpPD-KEMD, FINASIM menjelaskan tanda memerlukan bantuan medis penanganan obesitas, seperti memiliki indeks massa tubuh (BMI) melebihi 25.

"Jadi kalau kita sudah bisa menegaskan dia obesitas terutama jika BMI lebih dari 25," kata Waluyo, dalam diskusi kesehatan, Rabu (15/10).

Waluyo menyampaikan individu terindikasi obesitas yang diikuti dengan penyerta seperti ada kelainan pembuluh darah, jantung, diabetes juga menjadi tanda perlu penanganan medis.

"Tujuannya penanganan medis itu supaya jangan timbul komplikasi kronik," imbuh dia.

Dokter lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada (UGM) itu mengingatkan obesitas merupakan suatu penyakit yang kronis.

Waluyo menjelaskan menunda manajemen berat badan atau penanganan obesitas dapat memicu risiko masalah kesehatan. Misalnya, pada penderita obesitas, lutut biasanya menjadi organ yang terbebani, bahkan untuk aktivitas ringan seperti menaiki tangga.

Obesitas juga dapat memicu gangguan hormon dan gangguan tidur seperti sleep apnea yakni kondisi ketika napas berhenti sesaat ketika seseorang sedang tertidur dan tubuh refleks terbangun.

"Risiko yang lainnya dengan obesitas, tentu kerja jantungnya lebih berat memicu untuk hipertensi, nanti lanjut menjadi gagal jantung," tutur dia.

Dokter yang berpraktik di RSUD dr. Chasbullah Abdulmadjid Kota Bekasi itu menyampaikan dalam mencegah obesitas yang bisa dilakukan untuk membantu dalam mempertahankan berat badan ideal salah satunya komitmen dan disiplin.

"Setelah berkomitmen, disiplin, kita mulainya dengan perubahan gaya hidup mengatur asupan makan, aktivitas fisiknya. Pada mereka yang BMI-nya masih di bawah 23 tanpa komplikasi tentu gaya hidup itu harus jalankan," jelas dia.

Waluyo mengingatkan bahwa penurunan berat badan tidak akan bertahan lama tanpa komitmen dan disiplin. Menurutnya, ada banyak pasien yang telah berhasil menurunkan berat badan dengan bantuan pengobatan, namun kembali mengalami kenaikan karena tidak melanjutkan gaya hidup sehat.

"Begitu berat badannya turun ideal, kembali lagi, komitmennya itu tidak dijalanin, dietnya mulai ngaco, aktivitasnya berkurang, balik lagi
dia. Jadi ini sebetulnya tergantung disiplin kita," katanya.

Bagi yang mengalami obesitas, lanjut Waluyo, mungkin tidak cukup dengan didorong gaya hidup, namun harus melakukan tindakan bariatrik atau operasi.

Dalam menjaga berat badan juga disarankan untuk mengurangi mengonsumsi yang manis dan berminyak. Selain itu pentingnya, lanjut Waluyo, komposisi yang dikonsumsi harus ada karbohidrat, protein, lemak, dan vitamin.

Waluyo menambahkan untuk olahraga terutama bagi penderita obesitas dilakukan secara ritmik, terukur, dan konsisten.

"Tidak perlu lama, tapi efektif, 15 menit itu sih cukup, olahraganya bisa lari kecil, jalan boleh. Durasinya kalau bisa lakukan tiap hari lebih bagus, tapi minimal seminggu tiga kali," jelas dia. (Ant/Z-1)

Read Entire Article
Global Food