
PERUBAHAN iklim tidak hanya memiliki dampak bagi kondisi lingkungan, tetapi juga pada kesejahteraan dan kesehatan manusia. Berbagai dampak perubahan iklim mengancam manusia, mulai dari cuaca ekstrem, peningkatan penyakit menular seperti demam berdarah dengue (DBD) dan malaria, masalah pernapasan, hingga dampak pada peningkatan masalah kesehatan mental.
Ketua Tim PEngabdi Klaster riset Climate Change, Planetary Health and Sustainable Care, Fakultas Ilmu Keperawatan (FIK UI), Suryane Sulistiana Susanti, mengatakan, perempuan, khususnya ibu, memiliki peran sangat penting dalam menjaga kesehatan keluarga di tengah ancaman perubahan iklim.
"Edukasi gizi berkelanjutan harus diberikan untuk memperkuat pengetahuan ibu hamil dan ibu balita tentang pentingnya pola makan bergizi seimbang, terutama dalam menghadapi tantangan lingkungan yang terus berubah. Melalui pendekatan partisipatif, para ibu tidak hanya menjadi peserta, tetapi juga mitra aktif dalam membangun kesadaran gizi dan kesehatan keluarga," kata Suryane, dalam keterangannya, Selasa, (21/10).
Hal itu diungkapkan Suryane dalam kegiatan bertema Pemberdayaan Ibu melalui Edukasi Gizi Berkelanjutan bagi Ibu Hamil dan Balita di Daerah Terdampak Perubahan Iklim bersama UPTD Puskesmas Mali di Kabupaten Alor, Nusa Tenggara Timur (NTT).
“Kami ingin para ibu tidak hanya menjadi penerima manfaat, tetapi juga agen perubahan di keluarga dan komunitas mereka. Ketahanan kesehatan dimulai dari rumah tangga, dan kami percaya bahwa ibu memiliki peran strategis dalam membangun generasi yang lebih tangguh menghadapi perubahan iklim,” tambahnya.
Kegiatan yang berlangsung di Desa Alila Timur itu melibatkan para ibu hamil, ibu balita, serta kader kesehatan dari Desa Pante Deere dan Alila Timur yang merupakan salah satu wilayah yang berada di Kabupaten Alor. Kegiatan pengabdian ini tidak hanya sekadar sosialisasi, tetapi juga menjadi bentuk nyata kepedulian akademisi terhadap keberlanjutan kesehatan ibu dan anak yang berada di wilayah yang terdampak perubahan iklim.
Kepala UPTD Puskesmas Mali dan PIC Lokal Kabupaten Alor, Lasarus Atamou, pendampingan dan edukasi bagi masyarakat merupakan hal yang sangat dibutuhkan, di tengah pesatnya perubahan iklim yang berdampak langsung ke manusia. "Kegiatan itu membawa semangat baru bagi tenaga kesehatan di daerah untuk terus berinovasi dan berjejaring. Kami berharap upaya seperti ini dapat menjadi gerakan berkelanjutan yang berdampak positif bagi peningkatan kesehatan masyarakat dan generasi mendatang," katanya.
Kegiatan ini juga melibatkan Randy Talilah, dan Refi Yulita sebagai alumni FIK UI yang membantu pelaksanaan kegiatan pengabdian masyarakat riset dan edukasi. (H-3)