Harga Emas Antam Hari Ini, Rabu 8 Oktober 2025: Nyaris Rp2,3 Juta

1 week ago 10
 Nyaris Rp2,3 Juta Ilustrasi(Antara)

Harga emas Antam kembali melonjak pada perdagangan Rabu, 8 Oktober 2025. Harga emas hari ini tercatat sebesar Rp2.296.000 per gram, naik Rp12.000 dari perdagangan hari sebelumnya Rp2.284.000 per gram. Angka ini, lagi-lagi mencetak rekor tertinggi baru sepanjang masa.

Emas Antam dijual dalam berbagai ukuran, mulai 0,5 gram hingga 1 kilogram.

Berikut daftar lengkap harga emas Antam, Rabu 8 Oktober 2025:

  • Harga emas 0,5 gram: Rp1.198.000
  • Harga emas 1 gram: Rp2.296.000
  • Harga emas 2 gram: Rp4.532.000
  • Harga emas 3 gram: Rp6.773.000
  • Harga emas 5 gram: Rp11.255.000
  • Harga emas 10 gram: Rp22.455.000
  • Harga emas 25 gram: Rp56.012.000
  • Harga emas 50 gram: Rp111.945.000
  • Harga emas 100 gram: Rp223.812.000
  • Harga emas 250 gram: Rp559.265.000
  • Harga emas 500 gram: Rp1.118.320.000
  • Harga emas 1.000 gram: Rp2.236.600.000

Sementara itu, harga buyback atau harga jual kembali  juga tercatat meningkat menjadi Rp2.144.000 per gram.

Transaksi penjualan emas Antam tetap mengikuti ketentuan PMK No. 34/PMK.10/2017, di mana setiap transaksi dikenakan potongan pajak. Untuk penjualan kembali dengan nominal di atas Rp10 juta, berlaku PPh Pasal 22 sebesar 1,5% bagi pemegang NPWP dan 3% untuk non-NPWP. Pajak tersebut dipotong langsung dari total nilai buyback pada saat transaksi dilakukan.

Mengapa harga emas naik terus?

  • Faktor Global: Dolar Melemah dan Ketegangan Geopolitik: Salah satu faktor utama pendorong kenaikan harga emas adalah pelemahan dolar AS. Saat dolar melemah, harga emas menjadi lebih murah bagi investor non-AS, sehingga permintaan meningkat. Selain itu, tingginya tensi geopolitik di Timur Tengah dan Eropa juga membuat investor beralih ke aset lindung nilai (safe haven) seperti emas untuk melindungi portofolionya dari risiko pasar.
  • Kebijakan Moneter dan Inflasi: Kenaikan harga emas juga tidak lepas dari kebijakan moneter longgar yang diambil sejumlah bank sentral besar. Ekspektasi bahwa The Federal Reserve (Fed) akan menunda penurunan suku bunga acuan memicu kekhawatiran pasar terhadap prospek inflasi yang lebih panjang. Dalam kondisi seperti itu, emas kembali dipandang sebagai instrumen penyimpan nilai yang aman.
  • Faktor Domestik: Rupiah Melemah dan Permintaan Naik Di dalam negeri, melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS juga ikut mendorong kenaikan harga emas lokal. Rupiah yang sempat berada di kisaran Rp15.800 per dolar AS membuat harga emas dalam rupiah menjadi lebih mahal. Selain itu, meningkatnya permintaan dari investor ritel dan masyarakat menjelang akhir tahun turut memperkuat tren kenaikan. Banyak investor beralih ke emas sebagai bentuk diversifikasi portofolio, terutama di tengah ketidakpastian pasar saham dan kripto. (Ant/E-3)

Berita Lainnya

Read Entire Article
Global Food