Energi Surya Sekarang Jadi Sumber Listrik Paling Murah di Dunia

1 week ago 10
Energi Surya Sekarang Jadi Sumber Listrik Paling Murah di Dunia Energi surya kini menjadi sumber listrik paling murah dan paling cepat berkembang di dunia. (freepik)

ENERGI surya menjadi sumber listrik paling murah dan paling cepat berkembang di dunia. Menurut penelitian terbaru dari University of Surrey, tenaga surya kini tidak hanya ramah lingkungan, tapi juga mampu mendorong pertumbuhan ekonomi di berbagai negara.

Sejak 2021, penggunaan tenaga surya meningkat tajam di seluruh dunia. Kini, pada 2025, sinar matahari telah menjadi sumber daya utama yang menggerakkan kota, industri, hingga rumah tangga di berbagai benua.

Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Authorea dan Energy and Environment Materials ini menyebutkan tenaga surya telah menjadi pilar utama transisi energi bersih global. Petani kini memasang panel surya kecil di lahan mereka, perusahaan besar membangun ladang surya raksasa, dan masyarakat melihat sinar matahari sebagai sumber energi harian yang bernilai ekonomi tinggi.

Harga Tenaga Surya Turun Drastis

Perubahan besar terjadi ketika biaya listrik dari tenaga surya turun drastis. Saat ini, harga produksi listrik dari panel surya hanya sekitar US$20 (Rp330 ribu) per megawatt-hour, jauh lebih murah dibandingkan batu bara atau gas alam di hampir seluruh wilayah dunia.

Menurut Profesor Ravi Silva dari University of Surrey, penurunan biaya ini terjadi berkat inovasi teknologi seperti sel surya tandem perovskite-silikon dan panel bifasial yang mampu menangkap cahaya dari dua sisi. Selain itu, proses produksi yang semakin otomatis juga membuat harga panel lebih terjangkau bagi masyarakat.

“Teknologi ini bukan lagi mimpi besar, melainkan fondasi masa depan energi bersih yang nyata,” ujar Silva dikutip dari laman Science Daily. 

Energi Surya Kini Bisa 24 Jam

Dulu, tenaga surya dianggap tidak stabil karena hanya bisa beroperasi saat siang hari. Kini baterai penyimpanan energi telah mengubah segalanya.

Di Australia, ladang surya dipasangkan dengan baterai berkapasitas besar yang mampu menjaga pasokan listrik tetap stabil bahkan saat mendung. Sementara di alifornia, Amerika warga bisa menyimpan dan berbagi energi di lingkungan mereka sendiri.

Biaya penyimpanan energi juga turun hingga 80% sejak 2018, membuat sistem gabungan panel surya dan baterai menjadi lebih terjangkau. Kini, energi matahari bisa digunakan siang dan malam tanpa gangguan.

Selain itu, perkembangan teknologi juga membuat jaringan listrik menjadi lebih cerdas dan tangguh. Dengan bantuan kecerdasan buatan (AI), sistem mampu memprediksi cuaca, menyesuaikan pasokan listrik, dan menyalurkan kelebihan energi ke wilayah lain secara otomatis.

Jika terjadi bencana alam, mikrogrid tenaga surya dapat tetap menyalakan rumah sakit, sekolah, dan tempat penampungan darurat tanpa bergantung pada jaringan utama.

Dukungan Pemerintah

Pertumbuhan energi surya tak lepas dari kebijakan pemerintah yang mendukung. Lebih dari 120 negara telah memperbarui target energi terbarukan mereka sejak 2021.

Uni Eropa melanjutkan proyek besar lewat Green Deal, Amerika Serikat memberikan kredit pajak melalui Inflation Reduction Act, dan India menghadirkan program atap surya 2024 yang memungkinkan warga menikmati listrik gratis setelah pemasangan panel. Di Afrika, proyek mini-grid tenaga surya kini menerangi banyak desa terpencil. (Science Daily/Earth/Z-2)

Read Entire Article
Global Food