Darurat Sampah di Banjarmasin Tak Tertanggulangi

3 days ago 11
Web Buletin Live Malam Cermat Terbaik
Darurat Sampah di Banjarmasin Tak Tertanggulangi Warga mengendarai motor melewati gunungan sampah di Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan.(MI/Denny Susanto)

KINERJA Pemerintah Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan, kini mendapat banyak sorotan menyusul tak kunjung tertanggulanginya kondisi darurat sampah di wilayah tersebut, pascapenutupan TPAS Basirih oleh Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) sejak Februari 2025 lalu.

Pengamat Tata Kota dari Universitas Lambung Mangkurat (ULM) Banjarmasin, Akbar Rahman, Jumat (28/3), mengatakan sejauh ini belum ada langkah kongkret dari Walikota atau Pemko Banjarmasin dalam penanganan darurat sampah. "Pertanyaannya, sampai kapan kita akan menghadapi kondisi seperti ini?. Kota Banjarmasin kini menghadapi darurat sampah yang semakin mengkhawatirkan," tutur Akbar.

Menurutnya masalah sampah bukanlah isu baru, namun penanganannya hingga kini masih belum efektif. "Surat edaran Wali Kota memang telah diterbitkan, tetapi tanpa langkah konkret di lapangan, kebijakan ini hanya sekadar wacana. Kita tidak bisa berharap sampah akan hilang dengan sendirinya tanpa ada perubahan mendasar dalam sistem pengelolaannya," lanjut Akbar.

Tidak ada solusi instan untuk masalah ini, tetapi cara kita memperlakukan sampah, harus diubah. Salah satu langkah paling efektif yang bisa diterapkan adalah memaksa masyarakat untuk memilah sampah sejak dari rumah. Bukan lagi sekadar imbauan, tetapi sebuah kewajiban. "Terdengar merepotkan mungkin. Tetapi jika tidak dimulai sekarang, kita hanya akan menunda ledakan sampah yang lebih parah," kata Akbar.

Sejak penutupan TPAS Basirih oleh Kementerian Lingkungan Hidup, berbagai TPS di Kota Banjarmasin berubah menjadi lautan sampah yang terus menggunung. Jalanan kota pun tertutup sampah dan mulai menyebarkan bau tak sedap, serta menjadi pemandangan yang tidak menyenangkan.

Masyarakat membuang sampah tanpa memilah, TPS kewalahan menampung, petugas kesulitan mengelola, dan akhirnya sampah dibiarkan menumpuk. Jika ini terus berlanjut, Banjarmasin tidak hanya akan menjadi Kota Seribu Sungai, melainkan juga Kota Seribu Gunungan Sampah.

Pada bagian lain, Wali Kota Banjarmasin, M Yamin, saat kegiatan buka puasa bersama petugas kebersihan dan pemilahan sampah (pemulung) yang sempat bekerja di TPAS Basirih, mengakui kondisi darurat sampah di Kota Banjarmasin belum tertangani maksimal. Hingga kini pihaknya masih berupaya mencari formulasi terbaik soal penanganan sampah di Banjarmasin.

Pemko Banjarmasin berencana  membangun Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) di 52 kelurahan, selain mengoptimalkan sekaligus mengembalikan fungsi TPS 3R dan Pusat Daur Ulang (PDU) yang sudah ada. "Pemilahan sampah di TPS3R dan PDU harus kita maksimalkan. Dari produksi 600 ton sampah perhari, minimal 50% nya kita ambil untuk pemilahan, kemudian sisa 30% sampai 40% sisa sampah termasuk residu itu kita buang ke TPA Regional Banjarbakula," kata Yamin.

Pantauan Media Indonesia, tumpukan sampah di sebagian besar TPS di Kota Banjarmasin semakin menggunung bahkan mulai meluber dan menutupi badan jalan, sehingga mengganggu lalu lintas warga. Selain menimbulkan bau tidak sedap, cairan lindi dari sampah menyebabkan jalan becek apabila hujan turun. (E-2)

Read Entire Article
Global Food