Berkaca pada Konflik di Dunia, Ibas Tekankan Persatuan dan Peradaban Akhlak

2 hours ago 1
Berkaca pada Konflik di Dunia, Ibas Tekankan Persatuan dan Peradaban Akhlak Wakil Ketua MPR RI dari Partai Demokrat, Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas), menyampaikan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW menjadi momentum untuk mengajak bangsa Indonesia kembali membangun peradaban yang berlandaskan akhlak, persatuan, dan kemajuan.(Dok Pribadi)

WAKIL Ketua MPR RI dari Partai Demokrat, Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas), menyampaikan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW menjadi momentum untuk mengajak bangsa Indonesia kembali membangun peradaban yang berlandaskan akhlak, persatuan, dan kemajuan. Ibas mengajak seluruh elemen bangsa untuk meneladani Rasulullah SAW dalam menciptakan masyarakat yang berkeadaban dan berkepribadian luhur.

Hal tersebut disampaikan Ibas saat perayaan Maulid Nabi sebagai Inspirasi Peradaban Akhlak, Persatuan dan Kemajuan bersama para ulama, pengasuh pondok pesantren, santri, dan tokoh masyarakat dari berbagai daerah di Indonesia.

“Maulid Nabi sebagai inspirasi peradaban akhlak, persatuan, dan kemajuan adalah ajakan untuk kembali ke jati diri bangsa: berakhlak, bersatu, dan maju bersama," kata Ibas melalui keterangannya, Selasa (16/9).

Ibas mengajak seluruh masyarakat untuk merenungkan kondisi dunia saat ini yang penuh luka dan konflik, seperti yang terjadi di Nepal dan Prancis. 

“Dunia hari ini sedang luka. Dari Gaza sampai Sudan, dari Ukraina sampai Myanmar, dari Prancis sampai Nepal. Peperangan, konflik, kekerasan, dan kebencian menyebar, sementara kasih sayang dan akhlak ditinggalkan. Naudzubillah min dzalik. Demokrasi tanpa akhlak hanya melahirkan keributan, bukan kebaikan," katanya.

Ibas juga menegaskan pentingnya revolusi akhlak di seluruh aspek kehidupan. Ia juga mengajak seluruh elemen bangsa untuk saling mendukung dan bersatu.

“Kalau kita kompak dan serius bangun bersama, maka tiga fondasi Indonesia Emas 2045 harus kita kawal, yakni demokrasi yang berakhlak, aspirasi yang menyatukan bukan memecah serta nilai kebangsaan yang ditanam sejak dini," katanya.

Lebih lanjut, Ibas juga menyampaikan sejumlah program yang terus ia kawal, seperti Beasiswa Santri (PIP), digitalisasi pesantren, dan penguatan kurikulum diniyah dan vokasi. Ia juga mendorong pendirian Kementerian Haji dan Umroh, serta memperjuangkan program makan bergizi gratis untuk anak-anak sekolah dan santri. 

Selain itu, Ibas mengaku memperjuangkan tunjangan dan sertifikasi bagi guru ngaji, guru madrasah, dan guru pesantren, termasuk program P3K dan pengangkatan guru honorer.

“Karena kami percaya, guru adalah pahlawan peradaban," lanjut Ibas.

Menutup sambutannya, Ibas menyerukan pentingnya sinergi menuju Indonesia Emas 2045.

“Kalau kita kompak dan serius bangun bersama, maka tiga fondasi Indonesia Emas 2045 harus kita kawal, yakni demokrasi yang berakhlak, aspirasi yang menyatukan bukan memecah serta nilai kebangsaan yang ditanam sejak dini."

Sementara itu, Pimpinan Pesantren Modern Darussalam Gontor, KH. Hasan Abdullah Sahal menegaskan bahwa yang paling penting dalam membangun peradaban adalah keteladanan, kepercayaan, kebersamaan, dan barakah.

“Semua yang disampaikan Mas Ibas tidak ada yang salah. Tinggal kita pastikan kolaborasi bersama dengan kompak untuk akhlak yang lebih baik,” ujarnya. (E-4)

Read Entire Article
Global Food