
TELUR setengah matang adalah telur yang dimasak dalam waktu singkat sehingga bagian putihnya sudah mulai mengeras, tetapi kuning telurnya masih cair atau lembek.
Telur ini biasanya direbus, digoreng, atau dipanggang dengan suhu tidak terlalu tinggi sekitar 60 sampai 70 derajat celcius dan durasi masak 4 hingga 6 menit, tergantung ukuran telur dan metode memasaknya.
1. Infeksi Salmonella
Bakteri Salmonella dapat terdapat di dalam dan permukaan cangkang telur, dan belum mati sepenuhnya jika telur tidak dimasak sampai matang. Gejalanya bisa berupa mual, muntah, diare, demam, kram perut, bahkan diare berdarah.
2. Keracunan makanan
Karena bakteri atau mikroorganisme lainnya bisa bertahan di telur setengah matang, risiko keracunan lebih besar.
3. Gangguan pencernaan
Telur setengah matang lebih sulit dicerna bagi sebagian orang karena putihnya belum sepenuhnya mengeras bisa menyebabkan kembung, rasa tidak nyaman di perut.
4. Penurunan daya serap protein
Putih telur yang masih setengah matang mengandung ikatan protein yang belum sepenuhnya terdenaturasi, sehingga tubuh tidak menyerap protein sebaik telur matang.
5. Risiko untuk kelompok rentan lebih tinggi
Ibu hamil, anak kecil, orang tua, orang dengan imun lemah, mereka lebih mudah mengalami komplikasi dari infeksi atau keracunan makanan.
6. Potensi alergi dan reaksi imun
Karena beberapa protein telur yang biasanya dinonaktifkan saat matang mungkin masih aktif dalam telur setengah matang, individu yang sensitif bisa mengalami reaksi alergi.
7. Kolesterol & risiko penyakit jantung
Kuning telur kaya kolesterol. Kalau sering dan dalam jumlah besar dikonsumsi, apalagi jika pengolahan juga menggunakan lemak tambahan, bisa meningkatkan kadar kolesterol LDL yang kurang baik.
8. Potensi kontaminasi silang
Saat telur belum matang sempurna, bakteri bisa menyebar ke permukaan, alat masak, tangan, permukaan meja, bila kebersihan kurang terjaga, risiko kontaminasi makanan lain makin tinggi.
9. Ketidakpastian kandungan nutrisi
Beberapa kandungan seperti vitamin dan protein bisa kurang optimal karena suhu memasak tidak cukup tinggi untuk mengaktifkan atau memecah bahan-bahan tersebut dengan baik.
10. Gejala ringan hingga berat yang mengganggu kualitas hidup
Mual, muntah, diare, demam, kram perut bisa membuat aktivitas terganggu, dehidrasi, lemas, dan bila sering terjadi bisa menurunkan kualitas hidup.
11. Komplikasi serius apabila infeksi menyebar
Bila infeksi Salmonella atau bakteri lain cukup parah atau dibiarkan, bisa menyebar ke aliran darah, menyebabkan kondisi seperti sepsis, atau kerusakan organ pada kasus berat.
Meskipun telur setengah matang terasa lezat dan bergizi, ada risiko infeksi bakteri jika telur tidak higienis atau dimasak kurang dari suhu aman. Ibu hamil, anak-anak, dan lansia disarankan menghindarinya untuk mencegah gangguan pencernaan. (Z-4)