
BUBUR Ayam Palagan, yang berlokasi di lahan parkir Komplek Pertokoan Pulo Mas, Jakarta Timur, berhasil mencuri perhatian banyak pecinta kuliner. Salah satu usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) binaan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI ini mampu menghasilkan omzet besar setiap harinya.
Imas, 50 tahun, pemilik usaha Bubur Ayam Palagan, menuturkan setiap hari ia bisa menjual lebih dari 250 porsi bubur ayam dengan harga Rp20 ribu per porsi. Dari penjualan tersebut, omzet hariannya bisa mencapai Rp5 juta hingga Rp6 juta.
“Tempat ini strategis, selalu ramai. Banyak pelanggan setia yang datang setiap harinya. Kami selalu panen untung dengan omzet yang besar," ungkap Imas saat ditemui di lokasi usahanya, Senin (14/4).
Menariknya, pelanggan Bubur Ayam Palagan tidak hanya berasal dari kawasan sekitar, tapi juga datang dari berbagai daerah. Seperti Karawang, Babelan, Cimanggis, Cibubur, Pondok Kelapa, Kelapa Dua, bahkan dari Sukabumi. Tak hanya masyarakat umum, sejumlah tokoh publik ternama seperti Ma’ruf Amin, Yenny Wahid, hingga komedian Indrodjojo Kusumonegoro atau Indro Warkop juga menjadi pelanggan setia bubur legendaris ini.
“Banyak pejabat dan tokoh penting melalui protokol mereka datang pagi-pagi membeli bubur enak ini,” kata Imas dengan bangga.
Dengan biaya sewa tempat yang hanya Rp750 ribu per bulan, Imas mengaku usaha bubur ayamnya sangat menguntungkan. Pada 2022 lalu, ia memberanikan diri mengajukan Kredit Usaha Rakyat (KUR) BRI sebesar Rp100 juta dengan bunga ringan sebesar 3%. Dana tersebut digunakannya untuk pengembangan usaha serta membangun kontrakan.
“Saya mengambil KUR Rp100 juta dengan tenor 1,5 tahun. Dana itu saya pakai untuk usaha dan kebutuhan hidup. Bunganya ringan, dan prosesnya mudah,” imbuhnya.
Kepala Unit BRI Kayu Putih Ahmad Yusuf menjelaskan, terdapat 15 pedagang kuliner di lahan parkir Komplek Pertokoan Pulo Mas menjadi bagian dari UMKM binaan BRI. Mereka tak hanya mendapat akses ke layanan perbankan seperti pinjaman, tetapi juga mendapat pendampingan usaha dari BRI.
“Kami selalu hadir lewat pelayanan perbankan dan pembinaan yang kami lakukan kepada UMKM," ucapnya.
Yusuf menjelaskan potensi transaksi digital menggunakan QRIS BRI dari pedagang kuliner di lahan parkir Komplek Pertokoan Pulo Mas amat besar. Rata-rata satu pedagang mencatat transaksi hingga Rp2 juta per hari menggunakan QRIS BRI.
“Kalau dikalikan dengan 15 pedagang kuliner, volume transaksi QRIS-nya sangat besar. Ini menunjukkan betapa pentingnya digitalisasi dalam pengembangan UMKM,” tuturnya.
Dengan sistem pembayaran QRIS BRI, membuat proses transaksi menjadi lebih praktis dan efisien dibandingkan metode konvensional. Layanan ini pun membantu para pedagang kuliner. Dengan QRIS, setiap transaksi yang dilakukan pembeli akan langsung masuk ke rekening pedagang secara real-time. Hal ini memungkinkan pedagang untuk segera menggunakan dana tersebut sebagai modal usaha pada keesokan harinya.
“Transaksi dari QRIS langsung masuk ke rekening pedagang saat itu juga, dan bisa langsung digunakan untuk modal usaha keesokan harinya,” tutup Yusuf. (Ins/I-1)