Spanyol Tampil Beda: Perkuat Hubungan dengan Afrika di Tengah Gelombang Anti-Migran Barat

4 days ago 8
 Perkuat Hubungan dengan Afrika di Tengah Gelombang Anti-Migran Barat Perdana Menteri Pedro Sánchez(Instagram)

DI saat banyak negara Barat memangkas bantuan pembangunan dan memperketat kebijakan migrasi, Spanyol justru mengambil arah berlawanan. Pemerintahan Perdana Menteri Pedro Sánchez terus memperluas keterlibatan dengan Afrika.

Pekan ini, Madrid menjadi tuan rumah “AfroMadrid2025”, konferensi dunia yang didukung Uni Afrika untuk membahas keadilan restoratif dan pembentukan dana pembangunan baru bagi keturunan Afrika. Langkah ini menegaskan strategi jangka panjang Spanyol untuk memperdalam hubungan dengan benua tetangganya di seberang Selat Gibraltar.

Menteri Luar Negeri José Manuel Albares bahkan membentuk dewan penasihat yang terdiri dari tokoh intelektual, diplomat, dan seniman, guna memantau pelaksanaan strategi Spanyol-Afrika yang diluncurkan akhir tahun lalu. Pemerintah juga berencana membuka sejumlah kedutaan baru di Afrika Sub-Sahara serta memperluas kemitraan bisnis dan pendidikan.

Imigrasi

Meski menghadapi tantangan migrasi, Spanyol menempuh pendekatan berbeda dari negara Eropa lain. Lebih dari 45.000 orang menyeberangi laut berbahaya dari pantai barat Afrika menuju Kepulauan Canary pada tahun lalu. Diperkirakan antara 1.400 hingga lebih dari 10.000 orang tewas dalam perjalanan itu.

Alih-alih mengadopsi retorika keras seperti banyak ibu kota Eropa, pemerintahan Sánchez secara terbuka mengakui realitas ekonomi di Afrika Barat yang memaksa banyak orang mencari peluang hidup di Eropa.

“Fenomena migrasi bukan hanya soal prinsip moral atau solidaritas, tapi juga soal rasionalitas,” ujar Sánchez dalam kunjungannya ke Mauritania tahun lalu.

Pelatihan Pemuda

Pemerintah Spanyol mendanai pelatihan bagi pemuda di negara seperti Senegal, terutama bagi migran yang dipulangkan, agar mereka dapat membangun kembali kehidupan di tanah air. Selain itu, program “migrasi sirkular” diperluas, memungkinkan pekerja Afrika Barat datang secara legal untuk pekerjaan musiman, lalu kembali ke negara asal.

Kesepakatan serupa kini berlaku di Senegal, Gambia, dan Mauritania. Strategi Spanyol menekankan pentingnya hubungan “saling menguntungkan” dalam mobilitas tenaga kerja.

Namun, kebijakan ini juga dihadapkan pada tekanan politik dalam negeri. Partai sayap kanan Vox memanfaatkan isu migrasi untuk menyerang pemerintah, sementara insiden rasial seperti di Murcia memperuncing ketegangan sosial.

Meski begitu, Spanyol tetap konsisten dengan visi jangka panjangnya. Strategi luar negerinya menempatkan Afrika sebagai mitra utama dalam pembangunan berkelanjutan, transisi energi, pendidikan, keamanan, hingga penguatan demokrasi,  sembari menegaskan dukungan terhadap Uni Afrika dan ECOWAS.

Di tengah meningkatnya retorika anti-migran di Barat, sikap Madrid yang menonjolkan solidaritas dan kerja sama menjadikannya salah satu suara paling berbeda di Eropa saat ini. (BBC/Z-2)

Read Entire Article
Global Food