Saham Boeing Turun Usai Tiongkok Hentikan Pengiriman Jet

1 week ago 9
Update Info Live Sore Tepat Terbaru
Saham Boeing Turun Usai Tiongkok Hentikan Pengiriman Jet Saham Boeing turun setelah Tiongkok menghentikan seluruh pengiriman pesawat ke maskapai dalam negeri sebagai respons terhadap ketegangan dagang dengan Amerika Serikat.(Boeing)

SAHAM Boeing anjlok, Selasa (15/4), setelah muncul laporan Tiongkok menghentikan seluruh pengiriman pesawat Boeing ke maskapai-maskapai dalam negeri mereka. Hal tersebut sebagai bagian dari eskalasi perang dagang.

Saham Boeing (BA), yang merupakan salah satu komponen utama indeks Dow Jones Industrial Average, langsung melemah di awal perdagangan. Bloomberg menyebut otoritas Tiongkok memerintahkan maskapai-maskapainya untuk tidak menerima lagi pengiriman pesawat Boeing. Hingga tengah hari, saham Boeing turun sekitar 1%.

Baik otoritas Tiongkok, Boeing, maupun Gedung Putih belum memberikan tanggapan atas permintaan konfirmasi dari CNN. Namun, Presiden Donald Trump melalui unggahan media sosialnya menyebut Tiongkok “baru saja membatalkan kesepakatan besar dengan Boeing, dengan mengatakan bahwa mereka ‘tidak akan mengambil alih’ pesawat-pesawat yang sudah dipesan.”

Langkah ini bukan hanya menjadi pukulan telak bagi Boeing, tetapi juga bagi perekonomian AS secara keseluruhan. Ketika Trump memberlakukan tarif tinggi pada negara-negara mitra dagangnya, termasuk 145% untuk Tiongkok. Dalam beberapa kasus, situasi ini menciptakan aksi balas-membalas yang kini mengancam bisnis global.

Boeing menjadi salah satu perusahaan yang paling rentan terhadap ketegangan perdagangan ini. Berbeda dari banyak perusahaan multinasional lainnya, Boeing memproduksi semua pesawatnya di pabrik-pabrik di AS, sebelum mengirimkan hampir dua pertiga dari pesawat komersialnya ke pelanggan di luar negeri. Boeing juga merupakan bagian penting dari ekonomi AS, menyumbang sekitar US$79 miliar dan mendukung 1,6 juta pekerjaan secara langsung maupun tidak langsung. Boeing mempekerjakan hampir 150.000 orang di Amerika Serikat.

Namun, Boeing sudah bergulat dengan berbagai masalah selama enam tahun terakhir. Sejak 2018, Boeing mencatat kerugian operasional sebesar US$51 miliar. Tiongkok  merupakan pasar pesawat terbesar di dunia. Menurut analisis internal Boeing, maskapai-maskapai Tiongkok diperkirakan akan membeli 8.830 pesawat baru dalam 20 tahun ke depan.

Penurunan penjualan Boeing di Tiongkok sebenarnya telah terjadi sebelum pemberlakuan tarif. Tiongkok menerapkan tarif sebesar 125% pada semua produk impor dari Amerika Serikat. Dengan harga pesawat yang mencapai puluhan juta dolar per unit, tarif yang melipatgandakan harga membuatnya tak lagi terjangkau bagi pelanggan di Tiongkok.

Sejak 2019, Boeing nyaris tak bisa masuk pasar Tiongkok. Sebagian besar karena ketegangan dagang yang dimulai sejak pemerintahan Trump. Pada 2017 dan 2018, Boeing mencatat pemesanan 122 pesawat dari pelanggan Tiongkok. Namun, dalam enam tahun setelahnya, Boeing hanya mendapat 28 pesanan. Tidak ada satu pun pesanan pesawat penumpang dari maskapai Tiongkok yang tercatat.

Namun, penurunan ini tidak sepenuhnya akibat perang dagang. Boeing juga menghadapi masalah internal, termasuk insiden kecelakaan fatal pada pesawat 737 Max di akhir 2018 dan awal 2019 yang membuat pesawat ini sempat dilarang terbang di seluruh dunia. Setelah kecelakaan kedua, pengiriman ke Tiongkok praktis berhenti total. Meski banyak negara mulai memperbolehkan pesawat 737 Max kembali beroperasi di akhir 2020, Tiongkok tidak segera mengikuti langkah tersebut. Pengiriman baru kembali berjalan tahun lalu.

Pengiriman merupakan momen krusial bagi Boeing karena di situlah mereka menerima pembayaran terbesar. Perusahaan membangun pesawat terlebih dahulu dan menerima sebagian besar pembayaran setelah pesawat dikirimkan ke pembeli. Penghentian pengiriman ini menjadi pukulan keras bagi Boeing, yang menurut laporan memiliki 55 pesawat dalam inventaris pada akhir 2024 yang belum bisa dikirim ke pelanggan. (CNN/Z-2)

Read Entire Article
Global Food