
SITUASI di Eropa Timur memanas setelah Rusia meluncurkan serangan udara terbesar sejak invasinya ke Ukraina dimulai lebih dari tiga tahun lalu. Aksi agresif ini mendorong Polandia, anggota NATO yang berbatasan langsung dengan Ukraina, untuk meningkatkan kesiagaan militer secara drastis.
Militer Polandia mengumumkan pengerahan jet tempur dan pengaktifan sistem pertahanan udara ke tingkat kesiapan tertinggi. Langkah ini diambil menyusul gelombang pesawat nirawak dan rudal Rusia yang menghantam wilayah Ukraina dekat perbatasan NATO.
"Langkah-langkah yang kami ambil ditujukan untuk memastikan keamanan di wilayah yang berbatasan dengan zona ancaman," demikian pernyataan resmi militer Polandia melalui media sosial. Mereka menegaskan kesiapan penuh untuk merespons dengan cepat jika situasi memburuk.
Tak hanya Polandia, Rumania — sesama anggota NATO — sebelumnya juga mengerahkan jet tempurnya setelah drone Rusia jatuh di dekat perbatasannya awal bulan ini. Ketegangan di kawasan terus meningkat seiring makin seringnya serangan Rusia mendekati wilayah NATO.
Serangan Rusia terbaru yang terjadi pada Rabu (9/7) dini hari menjadi yang paling intens sejak perang dimulai. Menurut laporan Angkatan Udara Ukraina, Rusia menembakkan 728 pesawar nirawak, enam rudal balistik hipersonik Kinzhal dan tujuh rudal jelajah ke berbagai wilayah di Ukraina.
Tertinggi dalam sehari
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyebut serangan tersebut sebagai jumlah target udara tertinggi dalam satu hari, demikian dikutip dari Newsweek, Kamis (10/7).
Dia menyesalkan bahwa serangan besar ini terjadi di tengah berbagai upaya internasional untuk mencapai perdamaian.
"Namun hanya Rusia yang terus menolak semuanya," katanya.
Sebagian besar serangan berhasil digagalkan sistem pertahanan Ukraina. Tujuh rudal jelajah berhasil dihancurkan dan sekitar 300 pesawat nirawak dicegat, sebagian menggunakan drone interseptor.
Meski begitu, lebih dari 400 pesawat nirawak lainnya sempat menembus wilayah Ukraina dan menyebabkan kerusakan.
Kolonel Yuriy Ignat dari angkatan udara Ukraina menyebut bahwa sebagian besar pesawat nirawak yang digunakan adalah drone Shahed buatan Iran.
Targetkan kota besar
Sementara itu, Kementerian Pertahanan Ukraina mengungkapkan bahwa serangan menargetkan kota-kota besar seperti Lutsk, Khmelnytskyi, Kyiv, Dnipro, Kharkiv, dan Mykolaiv, menyebabkan kerusakan besar pada infrastruktur sipil dan militer.
Meskipun serangan Rusia telah beberapa kali mendekati atau bahkan melintasi wilayah udara negara-negara anggota NATO, hingga kini belum ada klasifikasi sebagai serangan langsung terhadap aliansi, yang dapat memicu tanggapan kolektif berdasarkan Pasal 5 Piagam NATO.
Namun, meningkatnya intensitas dan kedekatan serangan ini menimbulkan kekhawatiran bahwa konflik dapat meluas melampaui Ukraina, memperbesar risiko konfrontasi langsung antara Rusia dan NATO. (Fer/I-1)