
MENINGGALNYA Juliana Marins, turis asal Brasil berusia 26 tahun yang jatuh saat mendaki Gunung Rinjani di Indonesia pada akhir Juni, diperkirakan akan menjadi salah satu topik dalam pertemuan antara Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva dan Presiden Indonesia Prabowo Subianto.
Kehadiran Prabowo di Brasil menjadi sorotan karena ini merupakan KTT BRICS pertama yang dihadiri oleh Indonesia sebagai anggota resmi. Pertemuan puncak ini dijadwalkan berlangsung pada 6-7 Juli 2025, berlokasi di Museum of Modern Art (MMA), Rio de Janeiro.
Setelah menyelesaikan agenda di Rio, kunjungan kenegaraan Presiden Prabowo akan dilanjutkan ke ibu kota Brasil, Brasilia, pada 8-9 Juli 2025. Di sana, Prabowo dijadwalkan melakukan pertemuan bilateral tingkat tinggi dengan pemerintah Brasil.
Duta Besar Aloysio Gomide Filho, Direktur Departemen Komunitas dan Urusan Konsuler Brasil, menyatakan bahwa Presiden Lula kemungkinan akan menyampaikan rasa terima kasih kepada Pemerintah Indonesia atas bantuan dalam upaya pencarian dan penyelamatan.
"Kalaupun nanti ada pembahasan soal itu, tentu saja untuk menyampaikan terima kasih kepada Pemerintah Indonesia atas komitmennya terhadap kasus ini," katanya seperti dikutip O Globo, Minggu (6/7).
Komunikasi berlangsung baik
Kementerian Luar Negeri atau Itamaraty, menyebut pemerintah Brasil telah memberikan semua dukungan yang diperlukan selama misi penyelamatan dan menilai bahwa komunikasi berlangsung baik meski kondisi cuaca cukup menantang.
Kedatangan Presiden Prabowo ke Brasil dan Perdana Menteri India Narendra Modi secara terpisah mencerminkan upaya diplomasi strategis Brasil terhadap Asia. Presiden Lula akan menerima Modi di Istana Alvorada dan Prabowo di Istana Planalto.
Kunjungan Prabowo menjadi penting karena ini adalah lawatan pertamanya ke Brasil sejak Indonesia resmi bergabung dengan BRICS pada Januari. Presiden Lula sendiri telah mengunjungi Indonesia dua kali pada tahun ini, menandakan meningkatnya hubungan bilateral.
Solusi untuk Palestina
Topik pertemuan kedua pemimpin akan mencakup isu ketahanan pangan, perubahan iklim, serta pencarian solusi damai terhadap konflik di Timur Tengah, khususnya Palestina.
Sebagai negara muslim terbesar di dunia, Indonesia dipandang sebagai mitra strategis oleh Brasil dalam membangun konsensus internasional atas perdamaian di kawasan tersebut.
Brasil juga menargetkan dukungan Indonesia dalam Konferensi Tingkat Tinggi Ketahanan Pangan yang akan digelar pada September di Fortaleza.
Dari sisi ekonomi, diharapkan tercapai kemajuan dalam pembukaan akses pasar antara kedua negara, termasuk ekspor daging sapi Brasil ke Indonesia dan potensi masuknya daging ayam Indonesia ke Brasil.
Sejumlah hasil konkret sudah terlihat menjelang kunjungan ini, seperti dimulainya kembali kebijakan visa antara kedua negara.
Mencakup pertemuan bilateral
Agenda resmi akan mencakup pertemuan bilateral, konferensi pers bersama, dan jamuan makan siang kenegaraan. Adapun lima dokumen kerja sama sedang dalam tahap finalisasi, mencakup sektor pertahanan, kesehatan, bantuan hukum timbal balik, dan pendidikan.
Pemerintah Brasil juga tengah mempertimbangkan kemungkinan kunjungan balasan Lula ke Indonesia pada Oktober mendatang dalam rangka KTT ASEAN.
Duta Besar Susan Kleebank, pejabat senior Kementerian Luar Negeri Brasil yang memimpin urusan Asia dan Pasifik, menyebut pendekatan diplomasi yang proaktif terhadap kawasan ini sebagai langkah strategis.
“Saya menganggap kebijakan memprioritaskan Asia yang telah dilaksanakan oleh pemerintahan Lula bersifat visioner,” pungkasnya. (Fer/I-1)