Perusahaan Kurir Indonesia Tertinggal dalam Adopsi AI dan Keamanan Data

15 hours ago 3

Selular.id – Mayoritas perusahaan pengiriman paket di Indonesia masih melewatkan peluang implementasi artificial intelligence (AI) dan mengabaikan aspek keamanan data dalam operasional mereka. Padahal, studi terbaru menunjukkan bahwa perusahaan transportasi dan logistik global yang mengoptimalkan alur kerja dengan teknologi canggih mengalami peningkatan produktivitas hingga 21% dan pertumbuhan pendapatan signifikan.

Fenomena ini terjadi di tengah transformasi besar-besaran industri logistik nasional yang didorong oleh booming e-commerce. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat terdapat 15.848 perusahaan yang bergerak di bidang pergudangan, ekspedisi, dan kurir di seluruh Indonesia. Namun, data yang sama mengungkapkan bahwa 66,17% perusahaan ekspedisi dan kurir melaporkan pendapatan tahunan kurang dari Rp2 miliar, menunjukkan skala usaha yang masih terbatas.

Eric Ananda, Country Lead Indonesia Zebra Technologies, dalam analisisnya menyoroti bahwa meskipun 83,44% perusahaan logistik Indonesia telah mengadopsi teknologi canggih, implementasi AI dan keamanan data masih menjadi tantangan tersendiri. “Di sinilah artificial intelligence (AI) berperan. AI dapat menjadi asisten yang terintegrasi ke dalam pekerjaan sehari-hari para pekerja logistik dan pos,” ujanya.

Transformasi digital di sektor logistik menjadi semakin krusial mengingat proyeksi ekonomi digital Indonesia yang diprediksi mencapai US$150 miliar pada tahun 2030. Lonjakan pengiriman paket domestik dan internasional yang meningkat pesat sejak pandemi menuntut efisiensi operasional yang lebih tinggi dari perusahaan kurir.

Menurut studi Zebra bertajuk Impact of Intelligent Operations, lebih dari dua pertiga perusahaan transportasi dan logistik global kini menggunakan AI untuk manajemen inventaris, memperkirakan permintaan, dan prediktif analitik. Teknologi ini memungkinkan visibilitas operasional real time dan mendukung pengambilan keputusan yang lebih cerdas.

AI On-Device Solusi Efisiensi Operasional

Implementasi AI dalam operasional pengiriman paket tidak harus rumit dan mahal. Konsep AI on-device menjadi solusi praktis dimana AI dijalankan langsung di perangkat genggam pekerja logistik, tanpa perlu menyimpan data di cloud. Pendekatan ini memberikan lapangan keamanan tambahan dan mengurangi latensi karena semua pemrosesan dilakukan di perangkat itu sendiri.

“Perangkat yang AI-ready harus dilengkapi dengan chipset terbaru dan arsitektur software yang tepat. Kita bicara tentang perangkat yang dirancang untuk pemrosesan dan pengiriman paket, bukan ponsel konsumen,” jelas Eric Ananda.

Teknologi pendukung seperti RFID dan machine vision juga memainkan peran penting dalam meningkatkan visibilitas dan efisiensi operasional. Alat canggih ini dapat meningkatkan produktivitas dan akurasi di seluruh alur kerja transportasi dan logistik.

Pengembangan teknologi untuk sektor logistik memang sedang marak dilakukan berbagai perusahaan. Beberapa perusahaan teknologi bahkan sudah mengembangkan robot sebagai kurir e-commerce untuk meningkatkan efisiensi pengiriman.

Tantangan Keamanan Data di Perangkat Pribadi

Masalah keamanan data menjadi persoalan serius yang dihadapi perusahaan logistik Indonesia. Banyak perusahaan masih menerapkan kebijakan bring your own device (BYOD) dimana pekerja menggunakan ponsel pribadi untuk operasional pengiriman. Praktik ini umum terjadi di Asia Pasifik, termasuk Indonesia, dengan dalih meningkatkan produktivitas karyawan.

“Justru kelompok terakhir inilah, yaitu pengemudi dan petugas pengiriman, yang paling berisiko karena masih ada perusahaan yang meminta mereka untuk menggunakan ponsel pribadi,” tandas Eric Ananda. Perangkat pribadi biasanya tidak memiliki level keamanan data dan software yang dibutuhkan dalam lingkungan kerja profesional.

Risiko keamanan semakin meningkat ketika perusahaan mempekerjakan tenaga musiman atau kontraktor. Saat masa kerja berakhir, mereka membawa serta ponsel pribadi yang mungkin menyimpan sejumlah besar data pelanggan, menciptakan potensi kebocoran data yang serius.

Perlindungan data dan privasi harus menjadi prioritas menyeluruh bagi organisasi di sektor logistik dan pos. Langkah dan kebijakan keamanan harus mampu melindungi data yang tersimpan di sistem ERP dan CRM pusat, di cabang lokal, serta di perangkat pekerja pengiriman yang bekerja di lapangan.

Beberapa perusahaan e-commerce besar sudah mulai memperhatikan aspek keamanan dalam layanan pengirimannya. Shopee misalnya, menggandeng empat perusahaan logistik nasional untuk program ‘garansi tepat waktu’ yang juga memperhatikan aspek keamanan data.

Investasi dalam perangkat khusus yang aman justru dapat menghemat biaya jangka panjang. “Biaya akibat jam kerja yang hilang, proses orientasi dan pelatihan yang lambat, rute yang lebih lambat maupun pilihan rute pengiriman yang tidak efisien, serta risiko keamanan dan kebocoran data harus dipandang sebagai alasan kuat untuk berinvestasi pada perangkat kerja yang tepat,” papar Eric Ananda.

Di Indonesia, studi menunjukkan korelasi yang signifikan antara kepuasan pelanggan e-commerce dan kualitas layanan pengiriman paket, terutama dalam hal kecepatan dan akurasi pengiriman. Hal ini semakin menegaskan pentingnya investasi teknologi yang tepat di sektor logistik.

Teknologi terbaru terus dikembangkan untuk mendukung efisiensi logistik. Bahkan dalam pre-order produk terbaru seperti iPhone 17, perusahaan seperti XLSMART menawarkan paket myPRIO DEAL eksklusif yang mencakup layanan pengiriman yang lebih terintegrasi.

Masa depan industri logistik Indonesia akan sangat ditentukan oleh kemampuan perusahaan dalam mengadopsi teknologi canggih seperti AI sembari menjaga keamanan data pelanggan. Dengan pertumbuhan e-commerce yang terus melesat, tuntutan terhadap layanan pengiriman yang efisien, akurat, dan aman akan semakin meningkat dalam beberapa tahun mendatang.

Read Entire Article
Global Food