Pecinta Budaya Jepang, Master Junichi Mitsubori Pembuat Kue Wagashi Hadir di Jakarta

1 week ago 10
Update Informasi Hot Sekarang Jitu Non Stop
Pecinta Budaya Jepang, Master Junichi Mitsubori Pembuat Kue Wagashi Hadir di Jakarta nerikiri(Dok Ist)

BAGI yang  memiliki jiwa seni dan kecintaan pada budaya Jepang, untuk pertama kalinya Master Junichi Mitsubori akan hadir secara langsung di Jakarta akan mengajar di kelas internasional yang sangat eksklusif, di tanggal 7 – 12 Mei 2025.

"Pertunjukan seni yang begitu halus, tenang, dan mempesona, tapi bukan dalam bentuk lukisan atau tari, melainkan sepotong kue wagashi, kudapan khas Jepang. Inilah yang akan anda rasakan saat menyaksikan Master Junichi Mitsubori, maestro wagashi dari Jepang yang mempersembahkan karya seni lewat kudapan mungil bernama nerikiri," ujar Sonya, CEO X Elmscorner penyelenggara acara tersebut dalam keterangan resmi. 

Lahir di Yokosuka, Prefektur Kanagawa, pada 17 Agustus 1974, Junichi Mitsubori adalah generasi ketiga dari keluarga pembuat wagashi tradisional. Bakat dan keterampilannya ditempa sejak kecil, hingga ia lulus dari Tokyo Seika Sweets College, jurusan seni wagashi, di tahun 1995.

Di tahun 2010, Junichi Mitsubori mengikuti kompetisi Confectionery Craftsman Championship, sebuah kompetisi yang mengakui kemampuan seni tingkat tertinggi di dunia wagashi, dan berhasil menjadi Champion dan mendapat gelar Wagashi Master di Jepang. 

"Pencapaian ini bahkan disiarkan secara nasional di TV Jepang. Perjalanan kariernya tidak berhenti di dapur. Ia melangkah jauh melampaui tradisi, menciptakan seni wagashi kelas atas," tambah Sonya.

Pada tahun 2015, Master Mitsubori memperkenalkan filosofi dan aliran baru dalam dunia wagashi: Kad? Ichika-ryu. Ini adalah aliran pembuatan wagashi yang berfokus terhadap detail, ketelitian, dan pemahaman yang mendalam mengenai bahan yang digunakan serta proses pembuatan wagashi yang dipandang sebagai ekspresi budaya dan tradisi.

Kad? adalah pertunjukan penuh perasaan dan makna, di mana setiap gerakan tangan, alat yang khusus, hingga bentuk akhir dari nerikiri, menggambarkan filosofi Jepang tentang keindahan yang tidak abadi dan tidak sempurna, alias wabi-sabi. 

Layaknya upacara minum teh atau ikebana, karya Mitsubori menyentuh hati, bukan hanya memanjakan lidah.

Sebagai seniman yang diakui oleh pemerintah Jepang melalui Cool Japan Public-Private Platform (CJPF) @cjpf_jp, Master Mitsubori telah mengangkat wagashi menjadi bentuk seni yang dihargai di seluruh dunia. 

Pada tahun 2017, untuk pertama kalinya, ia mengajarkan keahliannya di Toronto. Setelah itu, kelas dan pertunjukannya telah menjangkau Paris, New York, Sydney, Hong Kong, Hangzhou, Chengdu, hingga Ho Chi Minh City. 

Setiap karyanya tidak diperjualbelikan, karena bagi dia, keindahan wagashi adalah sesuatu yang dinikmati. Mitsubori-san juga dikenal lewat buku dua bahasanya Kado: New Art of Wagashi, dan aktivitasnya di media sosial, terutama Instagram, di mana ia memperkenalkan “Wagashi of the Day”, sebuah kampanye visual penuh estetika yang memikat para pecinta seni dan kuliner dari seluruh penjuru dunia.

Menurut Sonya, bagi yang memiliki jiwa seni dan kecintaan pada budaya Jepang, ini adalah kesempatan langka untuk belajar langsung dari tangan yang menciptakan mahakarya, mengalami sendiri filosofi Jepang, seni hidup, dan keheningan yang mendalam lewat sepotong wagashi.

Bagi Anda yang menghargai keanggunan dalam kesederhanaan, keindahan dalam keterbatasan, dan pengalaman yang menyentuh semua indera, kelas ini bukan hanya sekadar pelatihan membuat wagashi, ini adalah perjalanan hati dalam bentuk seni.

"Mari rayakan seni dan jiwa dalam sepotong wagashi, bersama sang maestro sejati, +Master Junichi Mitsubori. “Karena keindahan sejati bukan untuk dimiliki, tetapi untuk dihormati dan dirasakan.” pungkas Sonya.(H-2)

Read Entire Article
Global Food