Menteri PPPA Soroti Ketimpangan dan Kekerasan

1 week ago 12
Situs Info News Sore Akurat Online
Menteri PPPA Soroti Ketimpangan dan Kekerasan Angka kekerasan perempuan(MI/Muhammad Ghifari A )

ISU-isu krusial terkait pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak menjadi sorotan utama dalam Women Empowerment Conference yang digelar oleh Yayasan Putri Indonesia. Meskipun acara ini memiliki latar belakang yang kaya, diskusi yang berkembang menyoroti berbagai tantangan mendalam yang dihadapi oleh perempuan dan anak-anak di Indonesia, termasuk ketimpangan partisipasi serta meningkatnya angka kekerasan.

Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Arifatul Choir, mengungkapkan keprihatinannya terhadap kondisi anak-anak yang rentan. KemenPPPA menekankan pentingnya pemenuhan hak-hak anak sebagai bagian dari tanggung jawab negara dan menyerukan seluruh elemen masyarakat untuk lebih peduli terhadap nasib anak-anak yang berada dalam kondisi sulit.

Salah satu isu yang mendapat perhatian serius adalah kekerasan terhadap perempuan dan anak. KemenPPPA menyatakan bahwa kasus kekerasan ini telah mencapai tingkat darurat, baik kekerasan fisik, psikis, maupun seksual. Meningkatnya angka kekerasan menjadi tantangan besar yang harus dihadapi oleh bangsa Indonesia.

“Kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak di Indonesia sudah berada dalam kategori darurat. Kami mengajak berbagai pihak untuk bersinergi dalam mengatasi masalah ini,” ujar Arifatul Choir dengan tegas.

Dalam kesempatan yang sama, Arifatul berbagi pengalaman diskusi dengan Presiden Perempuan Tanzania, Samia Suluhu Hassan, yang menekankan pentingnya peran perempuan dalam politik. Meskipun Indonesia memiliki kuota 30% untuk keterwakilan perempuan di parlemen, realisasinya pada Pemilu 2024 baru mencapai 21,49%. Angka ini masih jauh dari Tanzania yang berhasil melebihi kuota dengan 36,7% keterwakilan perempuan.

Ketimpangan Partisipasi Perempuan di Dunia Kerja

Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) 2023 yang dipresentasikan dalam konferensi ini menunjukkan ketimpangan yang mencolok dalam partisipasi perempuan di dunia kerja. Meskipun hampir separuh populasi Indonesia adalah perempuan, representasi mereka dalam sektor-sektor strategis dan pendidikan tinggi masih sangat terbatas. Meskipun Indeks Pembangunan Gender (IPG) Indonesia menunjukkan angka yang meningkat, hal ini belum mencerminkan kesetaraan yang seharusnya.

Dewan Pembina Yayasan Putri Indonesia, Putri Kus Wisnu Wardani, menyoroti hasil riset ASEAN 2023 yang menunjukkan bahwa partisipasi perempuan Indonesia dalam dunia kerja berada di peringkat ketujuh terendah di antara negara-negara anggota ASEAN. Dengan angka 53,4%, Indonesia jauh tertinggal dari negara-negara seperti Kamboja, yang mencatatkan angka partisipasi 78,9%. Ini mencerminkan adanya hambatan sistemik dan kultural yang menghalangi perempuan untuk lebih berkontribusi dalam perekonomian.

“Perempuan memegang peran sentral dalam menciptakan masyarakat yang lebih inklusif dan berkelanjutan. Konferensi ini bertujuan untuk membuka jalan, membangkitkan kesadaran, dan mengoptimalkan potensi perempuan Indonesia dalam membentuk masa depan bangsa,” kata Kusuma.

KemenPPPA menegaskan pentingnya kolaborasi dan sinergi antar berbagai pihak untuk mengatasi isu-isu terkait perempuan dan anak. Program Ruang Bersama Indonesia adalah salah satu bentuk komitmen kementerian dalam menciptakan platform kolaborasi untuk memberdayakan perempuan dan melindungi anak-anak.

Konferensi ini tidak hanya berfungsi sebagai forum diskusi, tetapi juga menjadi katalisator untuk mendorong tindakan nyata dalam mewujudkan kesetaraan gender, meningkatkan partisipasi perempuan di berbagai sektor, serta memastikan perlindungan yang lebih baik bagi anak-anak Indonesia.

Tantangan yang dihadapi bangsa ini memerlukan upaya kolektif yang solid dari seluruh komponen masyarakat. (Z-10)

Read Entire Article
Global Food