Mahasiswa Yogyakarta Diajak Konsumsi Produk Berkelanjutan

3 hours ago 2
Mahasiswa Yogyakarta Diajak Konsumsi Produk Berkelanjutan Dekan Fakultas Pertanian (Faperta) UGM Ir. Jaka Widada, M.P., Ph.D.dan Manager Consumer Campaign and Engagement Rainforest Alliance, Margareth Meutia.(MI/HO)

MAHASISWA di Yogyakarta diajak membangun kesadaran agar lebih kritis dalam memilih produk, khususnya kopi, teh, cokelat, dan yang berasal dari kelapa sawit. Mereka juga digandeng untuk membangun pemahaman mengenai dampak sosial, ekonomi, dan lingkungan akibat keputusan konsumsi mereka. 

Kegiatan yang diadakan Accelerating Consumer Transformation for Sustainability in Indonesia atau ACT! Project bersama Narasi melalui Narasi Academy diharapkan bisa menginspirasi generasi muda untuk mempraktikkan gaya konsumsi berkelanjutan dalam kehidupan sehari-hari.

ACT! Project merupakan inisiatif konsorsium yang terdiri dari Rainforest Alliance, Sustainable Coffee Platform of Indonesia (SCOPI), dan Cocoa Sustainability Partnership (CSP), dan didukung Uni Eropa melalui program SWITCH-Asia.

Acara digelar di Auditorium Prof. Harjono Danoesastro, Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada (UGM) di Yogyakarta, pada Jumat (17/10). 

Dibuka oleh Dekan Fakultas Pertanian (Faperta) UGM Ir. Jaka Widada, M.P., Ph.D. kegiatan ini menghadirkan narasumber yang terdiri dari Manager Consumer Campaign and Engagement Rainforest Alliance, Margareth Meutia; Pendiri Agradaya, Asri Saraswati Iskandar; Content Creator, Danang Giri Sadewa; dan Pendiri Tea n Tales, Sri Wahyuni.

Kolaborasi ini mempertemukan fokus utama ACT! Project meningkatkan konsumsi produk berkelanjutan dengan kapabilitas Narasi Academy menjangkau generasi muda lewat pendekatan kreatif dan interaktif. 

Workshop untuk Keberlanjutan Lingkungan

Workshop dibuka oleh Asri Saraswati Iskandar yang mengajak peserta memahami perjalanan panjang komoditas dari hulu ke hilir, hingga menjadi produk yang dikonsumsi, serta implikasinya pada keberlanjutan. 

“Konsumsi berkelanjutan bukan sekadar tren, tapi sebuah kesadaran. Dari segelas teh, kita bisa belajar bahwa setiap pilihan kecil yang kita buat punya dampak besar bagi petani, lingkungan, dan masa depan Bumi,” ujar Asri.

Pada sesi selanjutnya, mahasiswa diajak berinteraksi lewat sesi “Blend Your Own Tea” untuk meracik teh versi mereka, sekaligus belajar mengenali sertifikasi berkelanjutan Rainforest Alliance. 

Teh yang diracik merupakan produk Tea n Tales dan sudah bersertifikasi. Sebagai pendiri, Wahyuni menyatakan secara teknis bahwa keberlanjutan bisa dimulai dari hal sederhana.

Dalam presentasinya, usai menceritakan tradisi produksi dan konsumsi teh dari beberapa negara, Wahyuni juga mengungkapkan teh adalah peradaban sehingga perlu dipertahankan. 

“Sustainability penting karena banyak sekali hal buruk yang akan terjadi jika lingkungan tidak dikelola dengan baik yaitu konversi lahan, erosi tanah, penggunaan pestisida, menghilangnya keanekaragaman hayati jika tidak dikelola dengan baik sehingga berujung pada menurunnya kualitas tanah, sumber air yang tercemar, dan berkurangnya ketahanan ekonomi bagi petani. Karena itulah sustainability bukan sekadar label melainkan cara untuk menjaga ekosistem, kemananan sumber panan, mata pencaharian dan keberlangsungan generasi mendatang,” papar Wahyuni

Talk Show “Konsumsi Kita, Tanggung Jawab Siapa?”

Acara dilanjutkan dengan talk show yang menampilkan Margareth Meutia dan Danang Giri Sadewa. Mereka membahas tren konsumsi anak muda yang sering dipengaruhi media sosial, sekaligus mendorong audiens untuk lebih meningkatkan kesadaran dalam konsumsi sehari-hari.

Adapun Meutia menyatakan, transformasi konsumsi di Indonesia sangat bergantung pada kesadaran generasi muda. Dia menyatakan keputusan konsumsi, sekecil apapun, mempunyai rantai dampak yang panjang. 

“Jika kita ingin menjamin kelestarian dan terus mengonsumsi kopi, teh, cokelat, juga produk yang mengandung minyak kelapa sawit, kita bisa berkontribusi pada hal tersebut dengan memastikan produk itu diproduksi dengan mengedepankan prinsip-prinsip keberlanjutan, dan salah satu cara untuk menjaminnya adalah melalui penerapan sertifikasi,” kata Meutia. 

Meutia pun menyampaikan optimisme bahwa generasi muda Indonesia bisa menjadi agen perubahan dengan mendorong budaya konsumsi yang lebih adil, bertanggung jawab, dan berkelanjutan. 

Sedangkan Danang mengatakan, anak muda punya kekuatan besar untuk menciptakan tren baru. 

“Untuk itu diharapkan adanya konsumsi dengan penuh kesadaran dan itu bukan gaya hidup yang ribet, tapi justru bikin kita lebih keren karena kita tahu pilihan kita membawa dampak positif,” dia mengatakan. 

Danang juga mengajak audiens untuk adu kreatif lewat sesi “Ditantang Danang”. Dua belas peserta dibagi ke dalam tim yaitu kopi, teh, cokelat, dan kelapa sawit dan ditantang menciptakan jargon ajakan konsumsi berkelanjutan. (Z-1)

Read Entire Article
Global Food