Kelas Bahasa di IMIP, Jembatan Komunikasi Tenaga Kerja Indonesia dan Tiongkok

4 days ago 7
Kelas Bahasa di IMIP, Jembatan Komunikasi Tenaga Kerja Indonesia dan Tiongkok Program kelas bahasa Indonesia dan Mandarin di kawasan IMIP.(Dok.IMIP)

UPAYA memperkuat komunikasi antara tenaga kerja Indonesia dan Tiongkok di kawasan industri terus digalakkan lewat program kelas bahasa Indonesia dan Mandarin. 

Sejak dimulai pada 2022, program ini menjadi sarana penting dalam mempererat kolaborasi lintas budaya di kawasan Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP), Sulawesi Tengah.

Kelas bahasa Mandarin untuk tenaga kerja Indonesia dimulai pada Mei 2022, sedangkan kelas bahasa Indonesia untuk tenaga kerja asal Tiongkok lebih dulu berjalan sejak April 2022. 

Keduanya dikelola oleh Divisi Training Departemen HRD Tsingshan, salah satu tenant di kawasan IMIP. Tujuannya sederhana tapi strategis: memperlancar komunikasi, memperkuat pemahaman antarbudaya, dan meningkatkan efisiensi kerja.

Hingga September 2025, jumlah peserta kelas Mandarin mencapai 1.500 karyawan Indonesia, sedangkan peserta kelas bahasa Indonesia dari tenaga kerja Tiongkok mencapai 2.100 orang.

Setiap kelas berlangsung dua kali seminggu, empat jam per sesi. Masa belajar bahasa Mandarin berlangsung enam bulan per angkatan, sementara kelas bahasa Indonesia tiga bulan.

Setiap sesi dirancang aktif dan komunikatif. Para laoshi (guru) mengajarkan pelafalan (pinyin), penulisan huruf Mandarin (hanzi), hingga percakapan sehari-hari. Peserta juga diajak mempraktikkan bahasa di tempat kerja agar lebih cepat terbiasa.

“Semua murid punya semangat tinggi. Mereka mulai dari dasar lalu berlatih langsung di lapangan,” ujar pengajar dari PT Zhao Hui Nickel (ZHN), Laoshi Julita, Selasa (14/10). 

Salah satu peserta, Michen Christian Surentu (28), Wakil Foreman Safety di PT Qing Kota Metal Indonesia, mengaku kini jauh lebih percaya diri. “Dulu saya sering kesulitan menyampaikan pesan ke supervisor asal Tiongkok. Sekarang komunikasi jadi lebih lancar,” katanya.

Peserta lain, Wahid (32), Wakil Foreman di PT Tsingyao Elektrik Indonesia, menilai metode tatap muka membuat proses belajar lebih fokus. “Belajar langsung jauh lebih efektif. Fasilitasnya lengkap, ada buku, modul, dan dukungan pengajar,” ujarnya.

NAIK LEVEL, NAIK PENGHASILAN
Selain kelas rutin, program ini juga menghadirkan kegiatan tambahan seperti lomba cerdas cermat Mandarin, seminar budaya Tiongkok, dan latihan kaligrafi Tiongkok. Kegiatan itu bertujuan menumbuhkan kepercayaan diri sekaligus mempererat hubungan antarpekerja.

Peserta yang lulus ujian kemampuan bahasa Mandarin (HSK) berhak mendapat tunjangan skill bahasa, termasuk tambahan fasilitas komunikasi, transportasi, dan perumahan. “Semakin tinggi kemampuan bahasa, semakin besar kompensasi yang diterima. Ini mendorong produktivitas dan efisiensi kerja,” ujar Wakil Manajer Divisi Training HRD Tsingshan, Sainan Sani. 

Sejak 2023, Tsingshan Group juga mengirim sekitar 300 karyawan Indonesia untuk memperdalam bahasa Mandarin di universitas di Tiongkok, seperti Universitas Wenzhou (Zhejiang) dan Universitas Sains dan Teknologi Beijing. 

Setelah lulus, mereka wajib mengabdi minimal tujuh tahun di perusahaan. Sejak awal berinvestasi di IMIP, Tsingshan mewajibkan setiap tenaga kerja asal Tiongkok mempelajari bahasa Indonesia. 

Program ini akan disesuaikan dengan kurikulum BIPA (Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing) dari Kemendikbudristek. “Ke depan kami akan memperluas dan meningkatkan kualitas pembelajaran bahasa Indonesia agar hasilnya lebih efektif,” jelas Sainan.

Ia menegaskan, pembelajaran bahasa Mandarin bagi pekerja Indonesia bukan kewajiban, tetapi kesempatan strategis untuk mengembangkan diri, memperluas karier, dan membangun komunikasi yang lebih manusiawi.

Tsingshan berharap program bahasa di kawasan IMIP menjadi model pelatihan lintas budaya berkelanjutan yang memperkuat sinergi tenaga kerja serta menciptakan lingkungan kerja yang harmonis dan profesional. (E-2)

Read Entire Article
Global Food