Inter Milan vs Kairat, Cristian Chivu: Tak Ada Laga Mudah di Liga Champions

3 hours ago 1
 Tak Ada Laga Mudah di Liga Champions Bek Inter Milan asal Italia #95 Alessandro Bastoni merayakan gol pembuka bersama rekan satu timnya selama pertandingan sepak bola Serie A Italia antara Inter Milan dan Torino di Stadion San Siro di Milan..(Piero CRUCIATTI / AFP)

SETELAH meraih kemenangan atas Hellas Verona, Inter Milan kini bersiap menghadapi Kairat Almaty pada matchday keempat fase UEFA Liga Champions 2025/26. Sehari jelang pertandingan, pelatih Inter, Cristian Chivu, berbicara kepada awak media di BPER Training Centre, Appiano Gentile.

Menanggapi pertanyaan soal perbedaan kekuatan di atas kertas antara Inter Milan vs Kairat serta kritik bahwa Inter berada di puncak grup karena lawan-lawan mudah, Chivu menegaskan timnya tidak terpengaruh dengan komentar semacam itu.

“Saya tidak memperhatikan apa yang orang lain katakan atau tulis. Saya tahu bahwa besok kami akan memainkan laga yang penting dan jauh dari kata mudah, karena ini Liga Champions, dan kemenangan bukanlah sesuatu yang bisa kami anggap pasti — baik di sini maupun di Serie A,” ujar Chivu.

“Kami menghadapi tim yang lolos dari empat babak kualifikasi, menyingkirkan klub seperti Slovan dan Celtic. Itu menunjukkan kualitas mereka. Jika ada yang bilang kami hanya melawan tim-tim mudah, silakan saja. Tapi kami, staf, dan klub selalu menghormati kompetisi ini dan tahu betapa sulitnya untuk terus melaju.”

Chivu mengakui bahwa meski timnya tampil solid, Inter tetap memiliki ruang untuk berkembang.

“Kami selalu punya ruang untuk peningkatan, dan kami sadar akan hal itu. Kami berusaha membangun konsistensi dalam hal-hal yang sudah kami lakukan dengan baik. Tapi kami juga harus bisa menerima masa-masa sulit dan tahu bagaimana cara bangkit,” ucapnya.

“Sepak bola, seperti hidup, penuh naik turun. Saya beruntung memiliki pemain yang matang dan bertanggung jawab, yang tahu apa yang dibutuhkan untuk berkembang. Saya juga suka bagaimana Carlos menjawab pertanyaan Anda — rendah hati, sadar akan posisinya, dan tahu ke mana dia ingin pergi. Itulah sikap yang saya inginkan: tim yang bersatu, bertanggung jawab, dan selalu menegakkan kepala meski dalam situasi sulit.”

Rotasi di Lini Depan dan Peran Lautaro

Ketika ditanya soal kemungkinan menurunkan Pio Esposito dan Bonny seiring cedera Thuram, Chivu menjawab:

“Besok saya punya empat penyerang yang semuanya siap dimainkan, dan itu hal terpenting. Saya tidak memikirkan soal ‘mengistirahatkan’ pemain untuk laga berikutnya. Saya selalu menurunkan siapa pun yang saya anggap paling siap,” jelasnya.

“Semua pemain bisa menjadi starter, dan lima pemain pengganti juga sangat penting. Di Verona, misalnya, pemain yang masuk dari bangku cadangan membawa energi baru dan mengubah arah permainan.

“Soal Lautaro, banyak orang mencoba membuat masalah yang sebenarnya tidak ada. Bahkan saat dia tidak mencetak gol, kontribusinya tetap besar. Kalau striker tidak mencetak gol, bek atau gelandang akan melakukannya. Dan jujur saja, saya lebih suka menang 4-3 daripada 1-0.”

Tentang Rotasi di Lini Pertahanan

Chivu juga menjelaskan pendekatannya dalam merotasi pemain belakang seperti Acerbi, De Vrij, Bissek, dan Akanji.

“Bagi saya, teori tidak penting. Yang penting adalah apa yang terjadi di lapangan. Semua bek saya bisa diandalkan: Acerbi, De Vrij, Bissek, Akanji, Bastoni, dan Darmian. Mereka semua bisa bermain sebagai bek tengah atau bek ketiga tanpa masalah,” katanya.

“Kadang keputusan ditentukan oleh kecepatan, kondisi fisik, atau kebutuhan taktis, tapi semuanya selalu demi kepentingan tim.”

Faktor Latihan dan Tanggung Jawab Pelatih

“Saya selalu bertanggung jawab penuh atas pilihan saya. Tidak ada kontroversi. Saya memilih siapa pun yang menurut saya paling bermanfaat bagi tim,” tegas Chivu.

“Semua pemain berlatih dengan baik dan tidak pernah menahan diri. Tentu ada yang kecewa jika jarang bermain, tapi saya selalu melihat waktu bermain, keseimbangan tim, dan energi kolektif. Kami memang kebobolan dua belas gol, tapi tujuh di antaranya datang hanya dari dua pertandingan. Itu bagian dari perjalanan kami, dan saya bertanggung jawab atasnya.”

Dukungan untuk Josep Martínez

Chivu menunjukkan empati terhadap Josep Martínez, yang tengah mengalami masa sulit setelah tragedi pribadi.

“Kami harus ada untuknya, mendukungnya, dan membantunya melewati masa yang sangat berat ini. Saya tidak akan pernah berharap siapa pun mengalami hal seperti itu,” ucapnya dengan nada serius.

“Yang paling penting adalah kami berada di sisinya dan membantu dia menemukan ketenangan kembali. Hidup tidak selalu berjalan sesuai keinginan, dan dibutuhkan kekuatan besar untuk melewati momen seperti ini.”

Mentalitas dalam Kemenangan dan Kekalahan

Chivu menilai salah satu kunci kesuksesan adalah mentalitas.

“Hal pertama yang harus dipahami pemain adalah bagaimana menerima kekalahan. Jika kamu tidak tahu bagaimana kalah, kamu tidak akan pernah benar-benar tahu bagaimana menang,” ujarnya.

“Pemain saya profesional sejati. Mereka menghormati lambang di dada mereka dan menyingkirkan ego pribadi. Kesempurnaan tidak ada. Akan selalu ada masa sulit, tapi kita harus terus maju.

“Orang di luar mungkin menilai berdasarkan uang atau ekspektasi, tapi tim ini selalu menunjukkan karakter sejati mereka — baik saat menang maupun kalah. Mereka yang punya mimpi dan keinginan untuk terus belajar setiap hari adalah juara sejati. Itulah yang saya lihat pada anak-anak ini.”

Tentang Tekanan pada Lautaro

Menutup sesi wawancara, Chivu menyinggung cara ia membantu Lautaro Martínez menghadapi tekanan ketika gagal mencetak gol.

“Saya hanya memberitahunya satu hal sederhana: dia harus lebih sering tersenyum. Kebahagiaan, semangat, dan kepemimpinan adalah bagian dari dirinya,” ungkap sang pelatih.

“Kadang rasa tanggung jawab membuatnya terbebani, tapi dia tahu betapa penting dirinya bagi kami. Dia bekerja keras, memberikan segalanya, dan itu yang terpenting. Dia hanya perlu menikmati apa yang dia lakukan.”

Dengan sikap tenang dan penuh keyakinan, Chivu menegaskan bahwa Inter akan tetap fokus dan menghormati Kairat Almaty. Bagi sang pelatih, tidak ada lawan yang mudah di Liga Champions, dan setiap pertandingan adalah peluang untuk tumbuh serta membuktikan karakter sejati timnya. (Z-4)

Sumber: inter.it

Read Entire Article
Global Food