
LEBIH dari 20 civitas academica Institut Transportasi dan Logistik (ITL) Trisakti mengikuti pelatihan penulisan jurnalistik dari Media Indonesia. Kegiatan yang diselenggarakan di Gedung ITL Trisakti, Jakarta Timur, Senin (14/4), ini merupakan rangkaian perayaan Dies Natalis ke-55 kampus tersebut.
Wakil Rektor IV ITL Trisakti H. Basri F, SE,MBA,Ph.D., menyebut pentingnya kemampuan penulisan jurnalistik bagi mahasisnya maupun dosen. Pasalnya para civitas academica ini dituntut tidak hanya bisa menulis ilmiah untuk jurnal, misalnya, tetapi juga mampu membuat tulisan yang lebih populer.
Basri mencontohkan, salah satu syarat untuk menjadi profesor adalah mempunyai tulisan yang dimuat di media. Sementara menulis untuk media mempunyai ciri khas tersendiri yang harus mudah dipahami oleh semua kalangan masyarakat.
“Yang awalnya pelatihan ini untuk mahasiswa, kita tambah untuk dosen karena ternyata dosen punya kebutuhan di sini. Dosen itu memang jago nulis tapi gaya tulisannya berbeda. Kami terbiasa menulis di jurnal. Sekarang ini (tulisannya) ingin masuk di media, seperti apa sih gaya bahasanya,” ujar Basri pada kesempatan tersebut.
Ia berharap para peserta dapat menyerap pemaparan para narasumber, terutama bagaimana menyampaikan gaya bahasa yang mudah dipahami. “Karena beda audiens antara jurnal dengan media massa,” katanya.
“Kami harapkan, manfaatkan waktu ini untuk mendapatkan ilmu sebanyak-banyaknya. Kadang-kadang ilmu yang kita dapat ini simpel tapi impactful. Semoga banyak manfaatnya hari ini, dan tahun depan tambah lagi profesornya,” imbuh Basri.
Pelatihan yang dilaksanakan mulai pukul 9.00 sampai 15.30 itu memuat sejumlah materi, antara lain penulisan berita, siaran pers, hingga feature. Materi-materi itu disampaikan jurnalis-jurnalis senior Media Indonesia, yakni Eko Suprihatno dan Thalatie K Yani.
Eko di antaranya menyampaikan materi penulisan berita dan siaran pers yang menarik. Misalnya cara penggunaan kalimat sederhana, penggunaan tata bahasa yang benar, dan dasar-dasar penulisan jurnalistik lainnya.
Sementara materi yang disampaikan Yani antara lain tips menulis feature online seperti mengenali audiens, riset mendalam, menggunakan story telling, menggunakan kutipan yang kuat, hingga mengoptimalkan SEO.
Antusiasme terlihat dari keaktifan para peserta untuk bertanya dan berbagi pandangan.
Pada kegiatan tersebut, peserta juga diberikan workshop praktik menulis. Tujuannya agar peserta memiliki kemampuan mengembangkan ide tulisan yang menarik dengan menggunakan gaya bahasa yang tepat. Tulisan masing-masing peserta kemudian diulas untuk diberi masukan.
Di akhir kegiatan, Basri mengapresiasi kegiatan yang dinilai sangat menarik. "Materi-materinya sangat menarik. Banyak hal baru untuk kami," katanya.
Hal tersebut juga diakuinya dapat menjadi bekal dalam pengelolaan website dan media sosial. Untuk itu, mahasiswa yang mengikuti pelatihan tersebut juga merupakan para penerima beasiswa yang ditugaskan mengelola medsos ITL Trisakti. Sementara para karyawan yang hadir juga mereka yang sering membuat laporan.
"Jadi ini pelatihan yang sangat pas untuk adik-adik mahasiswa. Tadi juga tulisan-tulisannya diberikan insight jadi bisa belajar dari artikel-artikel yang ditulis," ucap Basri.
"Kami berharap ini bukan yang terakhir tapi bisa lanjut karena teman-teman merasa, gimana nih, jurnal yang kita buat bisa diubah gayanya menjadi sebuah artikel di media cetak atau online. Kata-katanya lebih simpel, jadi yang berikutnya targetnya ke sana," pungkasnya. (H-4)