
PEMERINTAH Indonesia dan Rusia menyelenggarakan Roscongress International Business Forum untuk memperkuat kerja sama ekonomi dan investasi antara kedua negara.
Para pemangku kepentingan dari sektor publik dan swasta Rusia dan Indonesia hadir, termasuk penyedia solusi digital, perusahaan produk makanan, produsen peralatan khusus, dan industri lainnya.
Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan banyak sektor kerja sama ekonomi dan perdagangan yang berpeluang diekplorasi bersama Rusia.
"Rusia sangat dikenal dengan keahliannya di bidang minyak dan gas, energi terbarukan. Sektor-sektor itu membutuhkan dukungan dan kolaborasi dari Indonesia," ujarnya.
Selanjutnya, kerja sama riset, inovasi dan investasi juga berpeluang dilakukan, dengan diperkuat pada sektor pariwisata.
"Kerja sama di bidang ini akan sangat terbuka baik di Indonesia maupun Rusia," tambahnya.
Direktur Jenderal Pusat Ekspor Rusia, Veronika Nikishina mengatakan Indonesia merupakan salah satu tujuan ekspor Rusia yang paling menjanjikan.
“Dengan dukungan Russian Export Center (REC) perusahaan akan memamerkan berbagai produk dan solusi, mulai dari makanan hingga teknologi informasi,” ujar Nikishina dalam keterangan resmi, Senin (14/4).
Menurutnya, pengaruh Indonesia di kancah global terus meningkat, karena memiliki ekonomi terbesar di Asia Tenggara dan merupakan anggota baru BRICS.
"Ini waktu yang tepat bagi para pebisnis Rusia untuk memasuki pasar Indonesia dan memanfaatkan semua perangkat dan peluang yang tersedia," sebutnya.
Dengan agenda ini, pengusaha Indonesia akan mendapat kesempatan bertemu dengan perwakilan REC untuk menjalin hubungan bisnis dan berinteraksi dengan perwakilan perusahaan Rusia.
Rangkaian kegiatan tersebut akan membantu memperkuat hubungan bisnis kedua negara, meningkatkan efisiensi negosiasi kontrak ekspor, meningkatkan perdagangan bilateral, dan meningkatkan keberadaan barang Rusia di pasar Indonesia.
Sementara itu, Wakil Menteri Industri dan Perdagangan Rusia Alexey Gruzdev menyatakan bahwa Rusia siap meningkatkan kerja sama bilateral dengan Indonesia.
“Kami telah mencapai banyak pencapaian penting dalam beberapa tahun terakhir dan kami siap menjadikan semua ini sebagai dasar kerja sama bilateral dengan Indonesia,” katanya di Jakarta pada Senin (14/4).
Dalam Forum Bisnis Rusia-Indonesia 2025, Gruzdev menyebut bahwa perdagangan Indonesia-Rusia tidak terlalu beragam. Terlebih, produk yang dikirim ke Indonesia ialah komoditas bahan bakar dan energi.
"Impor Rusia dari Indonesia didominasi produk agroindustri sehingga ini merupakan vektor strategis kerja sama kita," ujarnya.
Menurutnya, Rusia juga mulai tertarik memasok produk farmasi ke pasar Indonesia dan melihat potensi kerja sama yang menjanjikan.
Selain peluang kerja sama di sektor pariwisata, pembuatan kapal penumpang. Rusia akan mempertimbangkan pengembangan energi nuklir dengan Indonesia.
"Rusia mengetahui bahwa Indonesia telah mengadopsi rencana untuk mengembangkan energi nuklir," tambahnya.
Di sisi lain, Rusia akan menawarkan pembangunan pembangkit listrik tenaga nuklir dan aplikasi non-energi dari teknologi nuklir kepada Indonesia.
"Ada pengobatan nuklir, penyediaan radioisotop, teknologi untuk pengolahan tanaman, meningkatkan masa simpan produk pertanian. Industri nuklir kami dapat menawarkan semua ini,” pungkasnya. (Fer/I-1)