Hamas Kehilangan Kontak dengan Penahan Sandera Israel-Amerika Edan Alexander di Gaza

5 days ago 9
Web Berita News Akurat Terbaru
Hamas Kehilangan Kontak dengan Penahan Sandera Israel-Amerika Edan Alexander di Gaza Edan Alexander(Media Sosial X)

HAMAS mengaku kehilangan kontak dengan kelompok yang menahan sandera berkewarganegaan ganda Israel-Amerika di Gaza, usai serangan Israel. Tentara bernama Edan Alexander itu muncul di video yang dirilis beberapa hari lalu. 

“Kami mengumumkan bahwa kami telah kehilangan kontak dengan kelompok yang menahan tentara Edan Alexander setelah lokasi mereka terkena serangan langsung,” kata juru bicara Hamas, Abu Obeida, dalam sebuah pernyataan.

“Kami masih berusaha menghubungi mereka saat ini,” tambahnya.

Israel meminta Alexander dibebaskan pada hari pertama sebagaimana syarat gencatan senjata yang baru. Namun permintaan itu ditolak Hamas.

Hamas tidak menyebutkan kapan kontak itu hilang. Israel secara rutin menyatakan menghindari menyerang lokasi yang diyakini menjadi tempat para sandera ditahan.

Dari total 251 sandera selama serangan Hamas pada 2023, 59 masih berada di Gaza, dan 24 di antaranya diyakini masih hidup. Lima dari sandera yang berada di Gaza diyakini merupakan warga negara AS. Alexander diduga menjadi satu-satunya yang masih hidup.

Hamas juga merilis sebuah video yang ditujukan kepada keluarga para sandera yang masih ditahan. Mereka memperingatkan sandera akan kembali dalam peti mati, jika Israel melanjutkan ofensif militernya di Gaza.

Pada Sabtu, Hamas merilis video Alexander dalam keadaan hidup, di mana ia memohon kepada Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan mantan Presiden AS Donald Trump untuk bernegosiasi demi pembebasannya.

Alexander termasuk dalam usulan Israel untuk gencatan senjata selama 45 hari yang mencakup “pembebasan setengah dari para sandera pada minggu pertama kesepakatan,” kata seorang pejabat Hamas kepada AFP. Pejabat tersebut mengatakan bahwa proposal itu menyerukan pembebasan Alexander pada hari pertama sebagai “gestur niat baik.”

Gencatan senjata dua bulan di awal tahun ini sebanyak 33 sandera dibebaskan dengan imbalan pembebasan 1.900 tahanan Palestina, serta masuknya bantuan dan barang ke wilayah Gaza. Setelah negosiasi untuk tahap kedua gagal, Israel melanjutkan ofensifnya pada 18 Maret.

Lahir di Tel Aviv namun dibesarkan di New Jersey, Alexander bertugas di unit infanteri elite di perbatasan Gaza ketika ia ditangkap oleh militan Hamas dalam serangan 7 Oktober.

Ayahnya, Adi Alexander, mempertanyakan tindakan Netanyahu. “Bagaimana Anda berencana membebaskan para sandera tanpa mengakhiri perang ini dan tanpa berkomitmen pada tahap kedua dari kesepakatan ini?”

Hamas mengatakan mereka siap untuk mengembalikan semua sandera yang masih ditahan, dengan imbalan penghentian total permusuhan dan penarikan penuh Israel dari Gaza.

Pada Selasa, kelompok tersebut menolak proposal Israel untuk gencatan senjata baru.

Seorang pejabat senior Palestina mengatakan kepada BBC: “Proposal Israel yang disampaikan kepada gerakan melalui Mesir secara eksplisit meminta perlucutan senjata Hamas tanpa adanya komitmen dari Israel untuk mengakhiri perang atau menarik diri dari Gaza. Oleh karena itu, Hamas menolak tawaran tersebut secara keseluruhan.”

Sejak Israel melanjutkan ofensifnya di Gaza, setidaknya 1.630 orang telah tewas – sehingga total korban jiwa selama 18 bulan perang mencapai 51.000 orang, menurut angka terbaru dari Kementerian Kesehatan yang dikelola Hamas.

Perang ini dipicu oleh serangan Hamas pada 7 Oktober 2023, yang menewaskan 1.200 orang dan menculik 251 orang. (BBC/Z-2)

Read Entire Article
Global Food