Duka, Dukungan, dan Doa untuk Ojol yang Meninggal Saat Kerusuhan Makassar

4 hours ago 1
Duka, Dukungan, dan Doa untuk Ojol yang Meninggal Saat Kerusuhan Makassar Manajemen Grab Indonesia mengunjungi keluarga almarhum Dandi yang meninggal saat terjadi demonstrasi di Makassar.(MI/Lina Herlina)

KESEDIHAN yang dalam menyelimuti keluarga besar Grab Indonesia. Rusdamdiansyah, atau yang akrab disapa Dandi, 27, seorang mitra driver Grab yang telah setia bergabung selama tujuh tahun, meninggal dunia setelah mengalami penganiayaan berat di Makassar, Sulawesi Selatan.

Berita duka ini mendorong Anthony Tan, CEO Grab, untuk terbang langsung dari Singapura ke Makassar. Dengan wajah berduka, ia menyampaikan belasungkawa yang terdalam.

“Tidak banyak yang bisa saya katakan. Hanya rasa duka terdalam terhadap keluarga. Tidak ada yang pantas mengalaminya,” ujar Anthony Tan di hadapan keluarga, dengan suara lirih. 

“Dandi bukan hanya mitra yang baik, melainkan juga pribadi yang baik bagi komunitas. Kami sangat sedih ini terjadi kepada orang yang baik,” lanjutnya.

Kedukaan ini diperberat dengan kabar bahwa selain Dandi, terdapat mitra driver lain yang menjadi korban dan masih berjuang untuk sembuh di rumah sakit, baik di Makassar maupun Jakarta.

Dandi tinggal di sebuah rumah semi permanen berdinding seng di Gang Jalan Urip Sumohardjo Lorong 501. Ia dikenal sebagai sosok yang humble, ramah pada tamu, dan sangat pekerja keras.

Nggak pernah, sih, saya dengar dia mengeluh. Dia punya keluarga dan salah satu juga sebagai tulang punggung keluarga,” kenang Reza, 25, adik ipar Dandi, saat diwawancarai di kediamannya.

Keluarga tidak menyangka tragedi ini akan terjadi. Reza menuturkan, pada sore hari kejadian Jumat (28/8), Dandi memilih tidak bekerja karena sedang ada demonstrasi. Ia keluar rumah sekitar pukul 17.00 - 17.30 Wita.

Kabar pertama yang diterima keluarga justru dari orang tidak dikenal yang menelepon menggunakan HP Dandi, menyatakan bahwa ia mengalami kecelakaan. 

Namun, firasat keluarga mengatakan lain.

“Saya telepon istri saya, ‘mana Dandi?’. Saya tetap tidak percaya (itu kecelakaan). Kalau bukan demo ya perkelahian kelompok. Betul, dia dikeroyok,” jelas Reza. 

Informasi yang didapat keluarga, Dandi dikeroyok di depan kampus UMI setelah diteriaki sebagai ‘intel’.

Hasil pemeriksaan medis menunjukkan luka yang sangat parah, terutama di bagian kepala. “Yang paling parah pendarahan di otak, terus tengkorak kepala, retak, pecah,” ujar Reza. 

Dandi sempat menjalani operasi tetapi nyawanya tidak tertolong. Ia menghembuskan napas terakhir di Rumah Sakit Kemenkes CPI.

Sebelum kejadian, Dandi sempat mengirimkan sebuah foto dirinya kepada sang ayah, Rustam, 53. Ia meminta foto itu untuk disimpan dan tidak dihapus. Foto yang dikirim pada sore hari itu, kini menjadi kenangan terakhir sekaligus pesan misterius yang menyimpan duka.

Chief of Public Affairs Grab Tirza R. Munusamy menyatakan bahwa setiap mitra adalah bagian dari keluarga besar Grab. Menyadari bahwa tidak ada bantuan yang dapat menggantikan kepergian Dandi, Grab menyiapkan bantuan komprehensif untuk meringankan beban keluarga.

Bantuan tersebut mencakup santunan duka cita, kepesertaan BPJS Kesehatan selama dua tahun ke depan untuk seluruh anggota keluarga, juga modal usaha dan pendampingan. 

“Kehadiran kami adalah bentuk komitmen untuk mendukung, terutama keluarga yang berduka,” tegas Tirza. (LN/E-4)

Read Entire Article
Global Food