Deret Geometri: Pengertian, Rumus, dan Contoh

1 week ago 9
Portal Buletin Malam Akurat Online
 Pengertian, Rumus, dan Contoh Ilustrasi Gambar deret geometri(Media Indonesia)

Dalam matematika, kita seringkali menjumpai pola-pola yang menarik dan berulang. Salah satu pola yang paling fundamental dan banyak diaplikasikan adalah deret geometri. Deret ini bukan hanya sekadar susunan angka, melainkan sebuah konsep yang memiliki kekuatan untuk menjelaskan berbagai fenomena di sekitar kita, mulai dari pertumbuhan populasi hingga perhitungan bunga majemuk. Memahami deret geometri membuka pintu menuju pemahaman yang lebih dalam tentang bagaimana sesuatu berkembang dan berubah seiring waktu.

Memahami Esensi Deret Geometri

Deret geometri adalah penjumlahan suku-suku dari barisan geometri. Barisan geometri sendiri adalah urutan angka di mana setiap suku diperoleh dari suku sebelumnya dengan mengalikannya dengan suatu bilangan tetap, yang disebut rasio. Dengan kata lain, jika kita memiliki barisan geometri seperti a, ar, ar², ar³, ..., maka deret geometrinya adalah a + ar + ar² + ar³ + ... .

Definisi Formal: Sebuah deret geometri adalah deret yang setiap sukunya diperoleh dari suku sebelumnya dengan mengalikan dengan konstanta tetap (rasio). Jika suku pertama adalah 'a' dan rasio adalah 'r', maka deret geometri dapat ditulis sebagai:

a + ar + ar² + ar³ + ... + ar^(n-1)

di mana 'n' adalah jumlah suku dalam deret tersebut.

Contoh Sederhana: Mari kita ambil contoh sederhana untuk memperjelas konsep ini. Misalkan kita memiliki barisan geometri 2, 4, 8, 16, 32. Suku pertama (a) adalah 2, dan rasio (r) adalah 2 (karena setiap suku diperoleh dengan mengalikan suku sebelumnya dengan 2). Deret geometri dari barisan ini adalah 2 + 4 + 8 + 16 + 32 = 62.

Perbedaan dengan Deret Aritmatika: Penting untuk membedakan deret geometri dengan deret aritmatika. Dalam deret aritmatika, setiap suku diperoleh dengan menambahkan selisih tetap ke suku sebelumnya. Misalnya, 2, 4, 6, 8 adalah barisan aritmatika dengan selisih 2. Deret aritmatikanya adalah 2 + 4 + 6 + 8. Perbedaan mendasar terletak pada operasi yang digunakan: perkalian (geometri) versus penjumlahan (aritmatika).

Pentingnya Rasio (r): Rasio (r) adalah kunci dalam deret geometri. Nilai rasio menentukan bagaimana deret tersebut berkembang. Jika r > 1, deret akan tumbuh secara eksponensial. Jika 0 < r < 1, deret akan menyusut dan mendekati nol. Jika r < 0, deret akan berosilasi antara nilai positif dan negatif.

Rumus-Rumus Penting dalam Deret Geometri

Untuk menghitung jumlah suku-suku dalam deret geometri, kita menggunakan rumus yang berbeda tergantung pada apakah deret tersebut memiliki jumlah suku yang terbatas (deret geometri hingga) atau tidak terbatas (deret geometri tak hingga).

1. Deret Geometri Hingga (Jumlah n Suku Pertama):

Rumus untuk menghitung jumlah n suku pertama dari deret geometri adalah:

Sn = a(1 - rⁿ) / (1 - r) , untuk r ≠ 1

di mana:

  • Sn adalah jumlah n suku pertama
  • a adalah suku pertama
  • r adalah rasio
  • n adalah jumlah suku

Penjelasan Rumus: Rumus ini diturunkan melalui manipulasi aljabar yang cerdas. Idenya adalah mengalikan deret asli dengan rasio (r) dan kemudian mengurangkan hasilnya dari deret asli. Hal ini akan menghilangkan sebagian besar suku, menyisakan hanya suku pertama dan suku terakhir yang dimodifikasi. Kemudian, kita dapat menyelesaikan persamaan tersebut untuk mendapatkan Sn.

Contoh Penggunaan: Misalkan kita ingin menghitung jumlah 5 suku pertama dari deret geometri 2 + 4 + 8 + 16 + 32. Kita tahu bahwa a = 2, r = 2, dan n = 5. Menggunakan rumus di atas:

S5 = 2(1 - 2⁵) / (1 - 2) = 2(1 - 32) / (-1) = 2(-31) / (-1) = 62

Jadi, jumlah 5 suku pertama dari deret tersebut adalah 62.

Kasus Khusus: r = 1: Jika r = 1, rumus di atas tidak berlaku karena akan menyebabkan pembagian dengan nol. Dalam kasus ini, deret geometri menjadi a + a + a + ... + a (sebanyak n suku). Jumlahnya adalah Sn = n a.

2. Deret Geometri Tak Hingga (Jumlah Tak Hingga Suku):

Deret geometri tak hingga adalah deret geometri yang memiliki jumlah suku yang tak terbatas. Jumlah deret geometri tak hingga hanya dapat dihitung jika nilai mutlak rasio kurang dari 1 (|r| < 1). Jika |r| ≥ 1, deret tersebut akan divergen (tidak memiliki jumlah yang terbatas).

Rumus untuk menghitung jumlah deret geometri tak hingga adalah:

S∞ = a / (1 - r) , untuk |r| < 1

di mana:

  • S∞ adalah jumlah deret tak hingga
  • a adalah suku pertama
  • r adalah rasio

Penjelasan Rumus: Rumus ini berasal dari rumus deret geometri hingga ketika n mendekati tak hingga. Jika |r| < 1, maka rⁿ akan mendekati nol ketika n mendekati tak hingga. Akibatnya, suku a(1 - rⁿ) / (1 - r) akan mendekati a / (1 - r).

Contoh Penggunaan: Misalkan kita ingin menghitung jumlah deret geometri tak hingga 1 + 1/2 + 1/4 + 1/8 + ... . Kita tahu bahwa a = 1 dan r = 1/2. Karena |1/2| < 1, kita dapat menggunakan rumus di atas:

S∞ = 1 / (1 - 1/2) = 1 / (1/2) = 2

Jadi, jumlah deret geometri tak hingga tersebut adalah 2.

Konsep Konvergensi dan Divergensi: Penting untuk memahami konsep konvergensi dan divergensi dalam konteks deret geometri tak hingga. Deret konvergen adalah deret yang jumlahnya mendekati nilai tertentu ketika jumlah suku mendekati tak hingga. Deret divergen adalah deret yang jumlahnya tidak mendekati nilai tertentu dan cenderung menuju tak hingga atau minus tak hingga.

Ringkasan Rumus:

Jenis Deret Kondisi Rumus
Geometri Hingga r ≠ 1 Sn = a(1 - rⁿ) / (1 - r)
Geometri Hingga r = 1 Sn = n a
Geometri Tak Hingga |r| < 1 S∞ = a / (1 - r)
Geometri Tak Hingga |r| ≥ 1 Divergen (tidak memiliki jumlah terbatas)

Contoh Soal dan Pembahasan Deret Geometri

Untuk memperdalam pemahaman kita tentang deret geometri, mari kita bahas beberapa contoh soal beserta pembahasannya:

Contoh Soal 1:

Tentukan jumlah 8 suku pertama dari deret geometri 3 + 6 + 12 + ...

Pembahasan:

Pertama, kita identifikasi suku pertama (a) dan rasio (r). Suku pertama adalah a = 3. Rasio dapat ditemukan dengan membagi suku kedua dengan suku pertama: r = 6 / 3 = 2. Karena kita ingin mencari jumlah 8 suku pertama, maka n = 8. Menggunakan rumus deret geometri hingga:

S8 = 3(1 - 2⁸) / (1 - 2) = 3(1 - 256) / (-1) = 3(-255) / (-1) = 765

Jadi, jumlah 8 suku pertama dari deret tersebut adalah 765.

Contoh Soal 2:

Sebuah bola dijatuhkan dari ketinggian 10 meter. Setiap kali memantul, bola mencapai ketinggian 3/4 dari ketinggian sebelumnya. Tentukan panjang lintasan bola sampai berhenti.

Pembahasan:

Soal ini melibatkan deret geometri tak hingga. Pertama, kita perhatikan bahwa bola bergerak ke atas dan ke bawah setelah pantulan pertama. Jadi, kita perlu menghitung total jarak yang ditempuh bola saat naik dan turun.

Jarak awal bola jatuh adalah 10 meter. Setelah pantulan pertama, bola naik setinggi 10 (3/4) = 7.5 meter dan kemudian turun lagi sejauh 7.5 meter. Setelah pantulan kedua, bola naik setinggi 7.5 (3/4) = 5.625 meter dan turun lagi sejauh 5.625 meter, dan seterusnya.

Jadi, kita memiliki deret geometri tak hingga untuk jarak naik dan turun setelah pantulan pertama:

7.5 + 7.5 (3/4) + 7.5 (3/4)² + ...

Ini adalah deret geometri dengan a = 7.5 dan r = 3/4. Jumlah deret ini adalah:

S∞ = 7.5 / (1 - 3/4) = 7.5 / (1/4) = 30

Karena ini hanya jarak naik dan turun setelah pantulan pertama, kita perlu menambahkan jarak awal bola jatuh (10 meter) ke jumlah ini:

Total panjang lintasan = 10 + 30 = 40 meter

Jadi, panjang lintasan bola sampai berhenti adalah 40 meter.

Contoh Soal 3:

Jumlah suatu deret geometri tak hingga adalah 20, dan suku pertamanya adalah 8. Tentukan rasio deret tersebut.

Pembahasan:

Kita diberikan bahwa S∞ = 20 dan a = 8. Kita ingin mencari r. Menggunakan rumus deret geometri tak hingga:

S∞ = a / (1 - r)

20 = 8 / (1 - r)

Sekarang, kita selesaikan persamaan untuk r:

20(1 - r) = 8

1 - r = 8 / 20 = 2 / 5

r = 1 - 2 / 5 = 3 / 5

Jadi, rasio deret tersebut adalah 3/5.

Contoh Soal 4:

Suku ke-2 suatu deret geometri adalah 6, dan suku ke-5 adalah 162. Tentukan suku pertama dan rasio deret tersebut.

Pembahasan:

Kita tahu bahwa suku ke-n dari barisan geometri adalah ar^(n-1). Jadi, kita memiliki:

Suku ke-2: ar = 6

Suku ke-5: ar⁴ = 162

Kita dapat membagi persamaan kedua dengan persamaan pertama untuk menghilangkan 'a':

(ar⁴) / (ar) = 162 / 6

r³ = 27

r = ∛27 = 3

Sekarang kita tahu bahwa r = 3, kita dapat mengganti nilai ini ke dalam persamaan pertama untuk mencari 'a':

a 3 = 6

a = 6 / 3 = 2

Jadi, suku pertama adalah 2 dan rasio adalah 3.

Aplikasi Deret Geometri dalam Kehidupan Sehari-hari

Deret geometri bukan hanya konsep matematika abstrak, tetapi juga memiliki banyak aplikasi praktis dalam berbagai bidang kehidupan. Berikut adalah beberapa contohnya:

1. Perhitungan Bunga Majemuk:

Bunga majemuk adalah bunga yang dihitung atas pokok pinjaman awal dan juga atas bunga yang telah terakumulasi dari periode sebelumnya. Pertumbuhan uang dengan bunga majemuk mengikuti pola deret geometri. Jika kita menginvestasikan sejumlah uang (P) dengan suku bunga (i) per periode, maka jumlah uang setelah n periode dapat dihitung menggunakan rumus:

A = P(1 + i)ⁿ

Ini adalah bentuk dari deret geometri dengan suku pertama P dan rasio (1 + i).

Contoh: Jika kita menginvestasikan Rp 1.000.000 dengan suku bunga 5% per tahun, maka setelah 10 tahun, jumlah uang kita akan menjadi:

A = 1.000.000(1 + 0.05)¹⁰ = Rp 1.628.895

2. Pertumbuhan Populasi:

Dalam model pertumbuhan populasi sederhana, diasumsikan bahwa populasi tumbuh dengan laju konstan setiap tahun. Jika populasi awal adalah P₀ dan laju pertumbuhan adalah r, maka populasi setelah n tahun dapat dihitung menggunakan rumus:

Pn = P₀(1 + r)ⁿ

Ini juga merupakan bentuk dari deret geometri.

Contoh: Jika populasi awal suatu kota adalah 100.000 jiwa dan laju pertumbuhan adalah 2% per tahun, maka populasi setelah 5 tahun akan menjadi:

P5 = 100.000(1 + 0.02)⁵ = 110.408 jiwa

3. Peluruhan Radioaktif:

Peluruhan radioaktif adalah proses di mana inti atom yang tidak stabil kehilangan energi dengan memancarkan radiasi. Laju peluruhan radioaktif mengikuti pola eksponensial negatif, yang terkait dengan deret geometri. Waktu paruh adalah waktu yang dibutuhkan untuk setengah dari zat radioaktif meluruh. Jika N₀ adalah jumlah awal zat radioaktif dan t adalah waktu, maka jumlah zat radioaktif yang tersisa setelah waktu t dapat dihitung menggunakan rumus:

Nt = N₀(1/2)^(t/T)

di mana T adalah waktu paruh.

Contoh: Jika kita memiliki 100 gram zat radioaktif dengan waktu paruh 10 tahun, maka setelah 30 tahun, jumlah zat radioaktif yang tersisa adalah:

N30 = 100(1/2)^(30/10) = 100(1/2)³ = 12.5 gram

4. Ekonomi:

Dalam ekonomi, deret geometri digunakan untuk memodelkan berbagai fenomena, seperti efek pengganda (multiplier effect) dalam pengeluaran pemerintah. Ketika pemerintah meningkatkan pengeluaran, efeknya tidak hanya terbatas pada pengeluaran awal, tetapi juga merambat melalui perekonomian karena setiap penerima pengeluaran akan membelanjakan sebagian dari uang tersebut, dan seterusnya.

5. Fisika:

Dalam fisika, deret geometri muncul dalam berbagai konteks, seperti perhitungan energi yang hilang dalam setiap pantulan bola (seperti pada contoh soal sebelumnya) atau dalam analisis rangkaian listrik dengan komponen yang berulang.

6. Grafis Komputer:

Dalam grafis komputer, deret geometri dapat digunakan untuk membuat fraktal, yaitu pola geometris yang berulang pada skala yang berbeda. Contoh terkenal dari fraktal adalah segitiga Sierpinski, yang dibuat dengan membagi segitiga sama sisi menjadi empat segitiga yang lebih kecil, menghilangkan segitiga tengah, dan kemudian mengulangi proses ini pada segitiga yang tersisa.

7. Musik:

Dalam musik, deret geometri dapat digunakan untuk memahami interval musik dan skala. Misalnya, skala diatonis dapat didekati dengan menggunakan rasio yang terkait dengan deret geometri.

Kesimpulan

Deret geometri adalah konsep matematika yang kuat dan serbaguna dengan aplikasi yang luas dalam berbagai bidang. Memahami definisi, rumus, dan contoh soal deret geometri memungkinkan kita untuk menganalisis dan memodelkan berbagai fenomena di sekitar kita, mulai dari pertumbuhan keuangan hingga peluruhan radioaktif. Dengan menguasai konsep ini, kita dapat membuka pintu menuju pemahaman yang lebih dalam tentang dunia matematika dan aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari.

Penting untuk diingat bahwa deret geometri hanyalah salah satu dari banyak alat matematika yang tersedia untuk kita. Dengan terus belajar dan menjelajahi konsep-konsep matematika lainnya, kita dapat mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan analitis yang berharga yang dapat diterapkan dalam berbagai aspek kehidupan.

Read Entire Article
Global Food