Cegah Keracunan MBG, Guru Besar UI Tekankan Sistem Pengawasan dan Standar yang Ketat

2 weeks ago 15
Cegah Keracunan MBG, Guru Besar UI Tekankan Sistem Pengawasan dan Standar yang Ketat Petugas menyiapkan menu MBG.(Dok. Antara)

KEPALA Disaster Risk and Reduction Center Universitas Indonesia (DRRC UI) Fatma Lestari mengatakan pentingnya sistem pengawasan dan standar operasional prosedur yang ketat untuk mencegah terjadinya keracunan dalam program makan bergizi gratis (MBG).

‎Fatma menilai program MBG memiliki niat yang baik. Akan tetapi, ia menilai perlu dipastikan kembali keamanan dan kebersihan makanan yang diberikan kepada para siswa.

‎“Program Makan Bergizi Gratis (MBG) adalah langkah besar untuk masa depan bangsa. Tetapi, jangan hanya fokus pada kata ‘gratis’ dan ‘bergizi’ saja. Pastikan juga makanan itu aman. Karena sejatinya, setiap asupan yang aman dan sehat adalah pondasi untuk melahirkan generasi Indonesia yang lebih kuat, cerdas, dan berdaya saing di masa depan,” kata Fatma, melalui keterangannya, Sabtu (4/10).

‎Fatma yang juga ketua Dewan Guru Besar (DGB) FKM UI itu mengatakan program MBG harus dibarengi dengan jaminan keamanan pangan (food safety) dan higienis pangan (food hygiene). Kasus keracunan yang hingga waktu ini masih terjadi merupakan pengingat terhadap pentingnya sistem pengawasan dan standar yang ketat. Tujuannya agar makanan yang dikonsumsi benar-benar aman.

Ia menjelaskan tiga alasan mengapa keamanan dan kebersihan pangan menjadi penting. Pertama, melindungi kesehatan anak, mengingat usia mereka lebih rentan terhadap penyakit akibat makanan yang tercemar.

‎Kedua, mencegah keracunan massal. Kasus keracunan makanan yang saat ini terjadi, terutama di sekolah sebenarnya dapat dicegah. Ketiga, jaminan mutu program MBG. Dalam implementasinya mengacu pada SNI, misalnya SNI ISO 22000. Sehingga masyarakat akan yakin bahwa makanan tersebut benar-benar aman

‎Lebih lanjut, Fatma menjelaskan ada lima langkah yang setidaknya dapat menjadi acuan dan diperhatikan oleh Badan Gizi Nasional dalam menjalankan program MBG. Pertama, Standar Operasional Prosedur (SOP) Dapur Bersih.

‎"Hal yang awal dimulai dari dapur. Petugas wajib cuci tangan, menggunakan sarung tangan, masker, dan seragam yang bersih," kata Fatma.

‎Kedua, menu seimbang. Satu menu makan bergizi gratis dapat terdiri atas setengah piring sayur-buah, seperempat karbohidrat, dan seperempat porsinya protein.

‎Ketiga, memeriksa food handler. Petugas dapur perlu melewati pengecekan rutin kesehatan. Bahkan, kata ia, lebih jauh harus dilakukan juga pemeriksaan atas penyakit menular seperti hepatitis, TBC, dan tifus.

Keempat, audit dan inspeksi. Ia mengatakan untuk memastikan standar berjalan dengan baik, perlu adanya pemeriksaan harian, audit bulanan, hingga evalusi berkala.

Terakhir, teknologi pendukung. Untuk menjaga mutu makanan, ada dua hal yang juga dapat dilakukan. Pertama menggunakan aplikasi monitoring dan sistem rantai dingin (cold chain).

‎“Makanan yang sehat harus bebas dari bahaya biologis (bakteri dan virus), kimia (pestisida dan logam berat) maupun fisik (kerikil dan serpihan plastik). Untuk itu, penerapan standar keamanan pangan menjadi kunci agar program tidak hanya memberi manfaat gizi, tetapi juga melindungi kesehatan penerima manfaat,” tutup Fatma. (H-3)

Read Entire Article
Global Food