Berlakukan Tambahan Tarif 50 persen, Bukti Tiongkok tak Gentar Hadapi AS

2 weeks ago 15
Web Info Live Petang Cermat Terbaik
Berlakukan Tambahan Tarif 50 persen, Bukti Tiongkok tak Gentar Hadapi AS Presiden Tiongkok Xi Jinping (kanan).(Biro Pers Sekretariat Presiden.)

PEMERINTAH Tiongkok tidak gentar dengan ancaman Presiden Amerika Serikat Donald Trump untuk mengenakan tarif tambahan 50% terhadap barang-barang asal Tiongkok.

"Kami tidak akan menoleransi segala upaya untuk merugikan kedaulatan, keamanan, dan kepentingan pembangunan Tiongkok. Kami akan terus mengambil tindakan tegas dan kuat untuk melindungi hak dan kepentingan sah kami," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok Lin Jian dalam konferensi pers di Beijing pada Selasa (8/4).

Sebelumnya Donald Trump dalam media sosialnya X mengancam bahwa AS akan mengenakan tarif tambahan sebesar 50% terhadap Tiongkok mulai 9 April 2025 jika Tiongkok tidak menarik tambahan tarif sebesar 34% paling lambat Selasa (8/4).

Trump juga mengatakan semua pembicaraan dengan Tiongkok akan dihentikan sementara negosiasi dengan negara lain akan segera dimulai.

Bila hal tersebut benar-benar dilakukan oleh Trump, artinya barang-barang asal Tiongkok akan dikenakan tarif impor sangat tinggi yaitu 104%.

"Kami tidak akan membiarkan siapa pun merampas hak sah rakyat Tiongkok untuk membangun," tambah Lin Jian.

Lin Jian mengatakan penyalahgunaan tarif oleh AS sangat melanggar hak dan kepentingan sah negara lain, melanggar aturan WTO, merusak sistem perdagangan multilateral berbasis aturan, dan berdampak pada stabilitas tatanan ekonomi global.

"Ini adalah langkah khas unilateralisme, proteksionisme, dan intimidasi ekonomi, yang ditentang luas oleh masyarakat internasional. Tiongkok prihatin dan menolaknya," tegas Lin Jian.

Masyarakat Tiongkok, ungkap Lin Jian, bukanlah pembuat masalah, tetapi tidak akan gentar saat masalah menghampiri.

"Intimidasi, ancaman, dan tekanan bukanlah cara yang tepat untuk berinteraksi dengan Tiongkok. Jika AS memutuskan untuk hanya peduli dengan kepentingan AS sendiri, Tiongkok, dan seluruh dunia, bertekad untuk melawan tarif dan perang dagang, respons Tiongkok akan terus berlanjut sampai akhir," kata Lin Jian.

Terkait dengan apakah Tiongkok dan AS akan melakukan perundingan dagang, Lin Jian menyebut, bila dilihat dari tindakannya, AS tampaknya tidak serius untuk berunding saat ini.

"Jika AS benar-benar ingin berunding, AS harus menunjukkan kepada dunia bahwa mereka siap memperlakukan pihak lain dengan setara, hormat dan saling menguntungkan," ungkap Lin Jian.

Sedangkan Kementerian Perdagangan Tiongkok juga mengatakan bila jika AS terus melanjutkan penerapan langkah-langkah kenaikan tarif, Tiongkok akan mengambil tindakan balasan yang tegas.

Apa yang disebut "tarif timbal balik" oleh AS terhadap Tiongkok, menurut Kementerian Perdagangan Tiongkok, sama sekali tidak berdasar dan merupakan contoh khas dari intimidasi sepihak. Tindakan balasan Tiongkok dinilai sepenuhnya dibenarkan karena bertujuan untuk menegakkan kedaulatan, keamanan, dan kepentingan pembangunan Tiongkok sekaligus menjaga tatanan perdagangan internasional yang normal.

"Ancaman AS untuk meningkatkan tarif adalah dua kali lipat keliru, sekali lagi mengungkap sifat pemerasannya. Tiongkok dengan tegas menolak tindakan tersebut. Jika AS terus melakukan tindakan gegabah ini, Tiongkok akan menanggapi dengan tegas hingga akhir," demikian disampaikan oleh Kementerian Perdagangan Tiongkok.

Trump awalnya mengenakan tarif 10% untuk semua barang Tiongkok pada bulan Februari 2025 tanpa pengecualian karena menilai Tiongkok ikut terlibat dalam membantu imigrasi ilegal dan menyelundupkan fentanil ke AS.

Pada Maret 2025, Trump lalu mengenakan tarif 20% kepada semua barang asal Tiongkok dengan alasan yang sama. Kemudian pada 2 April, Trump mengumumkan kombinasi tarif universal senilai 10% dan tarif timbal balik terhadap berbagai negara dan entitas, termasuk Tiongkok yang dikenai tarif sebesar 34%.

Atas tindakan Trump tersebut maka pada 4 April, Tiongkok mengumumkan pengenaan tarif tambahan sebesar 34% atas barang-barang asal AS, selain tarif yang sudah berlaku saat ini.

Bila Trump benar-benar menerapkan tambahan tarif 50%, artinya, barang asal Tiongkok akan kena tarif 104% dari harga asli barang, padahal Tiongkok tercatat eksportir terbesar kedua AS yaitu senilai 439 miliar dolar AS dengan barang berupa ponsel pintar, komputer, furnitur, mainan dan produk lainnya. Sedangkan AS sendiri mengekspor 144 miliar dolar AS ke Tiongkok. (Ant/P-3)

Read Entire Article
Global Food