
KABAR duka menyelimuti dunia musik Indonesia. Titiek Puspa, diva legendaris Tanah Air yang telah menjadi ikon lintas generasi, meninggal dunia pada Kamis (13/4) pukul 16.30 WIB dalam usia 87 tahun.
Penyanyi, pencipta lagu, dan aktris dengan nama asli Sudarwati ini dikenal sebagai sosok multitalenta yang telah berkarya sejak era 1950-an. Kariernya melejit usai menjuarai ajang Bintang Radio pada tahun 1954 di Jawa Tengah. Sejak itu, Titiek tak pernah berhenti berkarya, menelurkan lagu-lagu yang tidak hanya hits di masanya, tetapi juga tetap relevan hingga kini.
Meski telah berpulang, warisan musik Titiek Puspa akan selalu hidup di hati para pencinta musik Indonesia. Berikut deretan lagu legendaris Titiek Puspa yang membuktikan bahwa karyanya tak lekang oleh waktu.
1. Kupu-Kupu Malam (1977)
Lagu ini menjadi karya paling ikonis Titiek Puspa. Kupu-Kupu Malam mengangkat sisi kemanusiaan dari kehidupan para wanita malam dengan lirik yang menyentuh dan penuh empati. Lagu ini telah di-cover oleh banyak musisi kenamaan seperti Peterpan (kini NOAH) dan Virzha, membuktikan kekuatan narasi dan melodi yang tak terbatas zaman.
2. Apanya Dong (1982)
Kritik sosial dikemas dalam lagu dengan nuansa jenaka ini. Apanya Dong menyindir gaya hidup konsumtif yang menjamur kala itu, namun tetap relevan hingga hari ini. Lagu ini bahkan diangkat menjadi film musikal pada 1983 dan terus dihidupkan dalam berbagai versi, mulai dari versi anak-anak (bersama Saskia dan Geofanny) hingga versi rock oleh Seurieus Band.
3. Jatuh Cinta (1970-an)
Salah satu lagu cinta paling manis yang pernah ditulis oleh Titiek. Jatuh Cinta menggambarkan keindahan perasaan saat cinta pertama datang. Lagu ini pernah dinyanyikan ulang oleh Eddy Silitonga dan Project Pop, membuktikan bahwa nuansa romantisnya masih tetap hidup hingga kini.
4. Bing (1975)
Ditulis untuk mengenang Bing Slamet, idola dan sahabat Titiek Puspa, lagu Bing lahir dari duka yang dalam namun berhasil menyentuh hati banyak orang. Melodi lembut dan liriknya yang personal membuat lagu ini menjadi salah satu karya paling emosional dalam diskografi Titiek.
5. Bimbi (2005, ditulis 1980-an)
Lagu ini bercerita tentang perjuangan gadis desa yang mencoba peruntungan di kota besar. Bimbi menyuarakan harapan dan realita dalam satu paket. Versi populernya sempat dinyanyikan oleh Delly Rollies dari band The Rollies.
6. Dansa Yo Dansa (1977)
Enerjik dan penuh semangat, lagu ini mengajak siapa pun untuk bangkit dan menari bersama. Dansa Yo Dansa menjadi lagu yang sering dibawakan ulang, termasuk oleh Glenn Fredly, The Rollies, dan Kahitna, dalam versi jazz dan pop kreatif.
7. Marilah Kemari (1978)
Dengan lirik yang ceria dan aransemen riang, Marilah Kemari menjadi lagu pengangkat semangat yang populer di acara-acara hiburan era 80-an hingga 90-an. Lagu ini menyampaikan pesan positif untuk bangkit dari kesedihan dan menikmati hidup dengan suka cita.
8. Apanya Dong – Versi Anak dan Rock
Lagu yang sama juga punya daya tarik lintas generasi. Apanya Dong pernah diaransemen ulang dalam versi anak-anak yang dinyanyikan Titiek Puspa bersama Saskia dan Geofanny—penuh warna dan ceria. Versi rock-nya yang dibawakan oleh Seurieus Band pada 2000-an sukses memperkenalkan lagu ini ke telinga generasi baru dengan semangat berbeda.
9. Doa untuk Ayah (1990-an)
Satu lagi karya emosional Titiek Puspa yang menggugah hati adalah Doa untuk Ayah. Lagu ini memuat ungkapan cinta dan kerinduan mendalam kepada sosok ayah, dibalut dengan lirik penuh haru. Melodi yang sederhana namun menyayat menjadikannya lagu pilihan dalam momen-momen reflektif atau peringatan Hari Ayah. Tak sedikit musisi yang mengaku menjadikan lagu ini sebagai inspirasi dalam menulis lagu bertema keluarga.
Warisan Musik yang Tak Tergantikan
Titiek Puspa bukan sekadar penyanyi, ia adalah pelopor dan panutan dalam dunia hiburan Indonesia. Lagu-lagunya menembus batas zaman, menyuarakan cinta, kritik sosial, harapan, hingga kemanusiaan dengan gaya khas yang hanya dimiliki olehnya.
Kepergian Titiek Puspa meninggalkan ruang kosong yang dalam di panggung musik Indonesia. Namun, karya-karyanya akan terus menginspirasi generasi mendatang.
Selamat jalan, Titiek Puspa. Terima kasih untuk musik yang abadi. (Z-10)