Venezuela Tuding AS Menahan 66 Anak Secara Ilegal, Minta Kembalikan ke Tanah Air

4 weeks ago 10
Venezuela Tuding AS Menahan 66 Anak Secara Ilegal, Minta Kembalikan ke Tanah Air Ilustrasi(AFP)

PEMERINTAH Venezuela mengklaim 66 anak Venezuela ditahan secara ilegal di Amerika Serikat. Penahan itu setelah dipisahkan dari orang tua mereka selama proses deportasi, di tengah kebijakan keras Gedung Putih terhadap imigrasi.

Caracas menuntut agar anak-anak tersebut diserahkan kepada otoritas Venezuela agar dapat dipulangkan ke tanah air.

“Kami memiliki 66 anak yang ‘diculik’ di Amerika Serikat. Jumlah ini terus bertambah setiap hari… sebuah kebijakan yang kejam dan tidak manusiawi,” kata Camila Fabri, Presiden program Return to the Homeland yang mendorong kepulangan sukarela warga Venezuela.

Fabri menyampaikan hal ini dalam sebuah acara di mana para perempuan membaca surat-surat untuk Ibu Negara AS, Melania Trump, memohon agar ikut membantu anak-anak yang disebut telah ditempatkan di panti asuhan.

Sejak 2014, lebih dari 7,7 juta warga Venezuela meninggalkan negaranya, menjadi eksodus terbesar di Amerika Latin dalam sejarah terbaru, menurut UNHCR, Badan Pengungsi PBB. Penyebabnya antara lain kekerasan yang merajalela, inflasi tinggi, pertempuran geng, tingkat kejahatan yang meningkat, serta kelangkaan pangan, obat-obatan, dan layanan dasar.

Status Imigrasi Sementara

Selama beberapa tahun, warga Venezuela di AS mendapatkan status imigrasi sementara, yang memungkinkan mereka tinggal dan bekerja di sana dalam jangka waktu tertentu. Namun, administrasi Presiden Donald Trump mencabut perlindungan ini sebagai bagian dari kampanye deportasi besar-besaran terhadap migran tanpa dokumen.

Departemen Keamanan Dalam Negeri AS belum merespons permintaan komentar terkait klaim pemerintah Venezuela.

Pemulangan Anak

Hingga kini, 21 anak yang terdampar telah dipulangkan ke Venezuela, termasuk seorang anak perempuan dari 252 warga Venezuela yang ditahan selama operasi imigrasi Trump pada Maret lalu, yang dituduh tanpa bukti terlibat geng dan dideportasi ke penjara CECOT di El Salvador. Para pria ini dibebaskan melalui pertukaran tahanan pada Juli dan diterbangkan kembali ke Venezuela, di mana empat dari mereka menceritakan kepada AFP tentang kekerasan, penyiksaan, dan kekurangan yang mereka alami.

Fabri menambahkan, hingga 2025, sebanyak 10.631 warga Venezuela telah kembali, baik mereka yang dideportasi dari AS maupun yang terdampar di Meksiko.

Ketegangan antara Washington dan Presiden Venezuela, Nicolas Maduro, juga meningkat. AS menuduh Maduro memimpin jaringan perdagangan narkoba dan menempatkan hadiah senilai US$50 juta untuk tangkapannya. Pemerintah AS tidak mengakui kemenangan pemilu Maduro dalam dua periode terakhir dan telah meluncurkan operasi anti-narkoba di kawasan Karibia.

Pada Senin, Maduro menegaskan akan menurunkan jutaan anggota milisi di Venezuela sebagai respons terhadap apa yang disebutnya sebagai “ancaman” dari AS. (AFP/Z-2)

Read Entire Article
Global Food