JICAF Menjadi Senyum Bagi Orang-Orang di Tengah Hiruk Pikuk Perkotaan

2 hours ago 2
JICAF Menjadi Senyum Bagi Orang-Orang di Tengah Hiruk Pikuk Perkotaan Jakarta Illustration & Creative Arts Fair (JICAF) 2025.(MI/Iko Amraeny)

Di tengah kesibukan Jakarta yang nyaris tak pernah berhenti, Jakarta Illustration & Creative Arts Fair (JICAF) 2025 hadir sebagai ruang jeda yang menghadirkan senyum di wajah masyarakat urban. Pameran yang digelar di The Space, Senayan City, ini bukan sekadar menampilkan karya seni dari ratusan ilustrator dan kreator lintas medium.

Lebih jauh, ia menawarkan pengalaman hangat dan intim, tempat pengunjung bisa menemukan ketenangan di balik riuhnya kehidupan perkotaan.

Mengusung tema “New Heights”, JICAF tahun ini memperluas cakupan dengan melibatkan kolaborasi internasional serta ribuan karya yang mudah diakses publik. Festival ini tidak hanya menjadi ajang pertemuan antara seniman dan pecinta seni, tetapi juga menjembatani industri kreatif dengan kehidupan sehari-hari.

“Orang ke sini tuh, oh hari-harinya berat, dateng ke JICAF senang lagi ketemu gantungan kunci, art sticker. Jadi misi utama JICAF tahun ini beneran, kami pengen orang masuk ke JICAF senyum. Keluarnya senyumnya lebih lebar,” ungkap Co-Founder sekaligus Fair Director JICAF, Sunny Gho, dalam konferensi pers JICAF 2025 (18/9).

Menurut Sunny Gho, capaian berupa angka, jumlah pengunjung atau penjualan karya, bukanlah tujuan utama. JICAF 2025 tidak mengejar statistik. Justru, mereka berfokus menghadirkan ruang yang bermakna. Gedung penyelenggaraan, yang mereka sebut Art Sanctuary, dipoles ulang: bila tahun lalu dominan hitam, kini tampil putih sebagai simbol keterbukaan dan keramahan.

Pemilihan warna ini bukan sekadar estetika. Di tengah situasi sosial dan ekonomi yang tidak selalu mudah, JICAF ingin hadir sebagai ruang yang menyambut semua orang, tempat publik merasa lebih ringan, menemukan hiburan, bahkan menjadikannya sarana healing di tengah padatnya kehidupan kota.

Enjoy the Art

Memasuki The Space menjadi pengalaman tersendiri: mata dimanjakan oleh beragam gaya seni, visual yang segar, dan karya yang ditata untuk menghadirkan keindahan. Bagi para pengunjung, momen itu menjadi hiburan sederhana yang membantu meredakan lelah dari rutinitas perkotaan.

“Sebenarnya, udah masuk aja lihat senang gitu. Kami men-display sedemikian rupa karena hanya menikmati jalan muterin ini aja happy,” kata Sunny Gho.

Salah satu keunggulan JICAF dibanding banyak pameran seni lainnya adalah aksesibilitas. Seni di sini tidak hanya dipajang untuk dipandang, melainkan juga bisa dibawa pulang dengan harga yang sangat terjangkau, bahkan mulai dari Rp50.000.

Artinya, siapa pun, dari pengunjung biasa hingga kolektor pemula, memiliki kesempatan untuk merasakan kepuasan memiliki karya seni. Banyak orang datang hanya untuk berjalan-jalan, namun akhirnya pulang dengan sesuatu yang menghadirkan kebahagiaan kecil.

“Itu menurut saya sangat membantu untuk teman-teman tadi. Bisa punya some little joy,” jelas Sunny.

Tiket yang Juga Terjangkau

Skema tiket JICAF 2025 berbeda dari tahun sebelumnya. Jika pada 2024 tiket harian dipatok Rp70.000 hingga Rp80.000, dengan tiket terusan Rp150.000 untuk akses penuh selama 16 hari, maka tahun ini panitia memilih penyesuaian. Dengan mempertimbangkan kondisi ekonomi, tiket 2025 ditetapkan seharga Rp85.000.

Tiket tersebut berlaku sebagai akses bebas keluar-masuk sepanjang periode pameran, dari 18 September hingga 5 Oktober 2025. Dengan kebijakan ini, pengunjung memiliki keleluasaan untuk menikmati program, kembali lagi di hari berbeda, dan menemukan pengalaman baru pada setiap kunjungan. Harga tiket yang ramah di kantong ini menjadi kabar menggembirakan: masyarakat luas kini bisa merasakan festival seni berskala besar tanpa merasa terbebani biaya. (Z-10)

Read Entire Article
Global Food